[ Ding ]
[ Misi sistem telah berhasil dilaksanakan anda berhak mendapatkan satu poin kekuatan dan satu kotak misterius ]
[ Apakah anda akan memakai hadiahnya sekarang ya atau tidak ]
" Tidak "
[ Selamat satu poin kesehatan dan satu kotak misteri berhasil disimpan didalam tabel inventori ]
"Status"
[ Nama : dede Mulyadi
umur : 9 tahun
jabatan : -
poin kesehatan : terpakai 10 sisa waktu 10 bulan aktif kurang satu hari
poin kekuatan : terpakai 1 tersisa waktu satu bulan kurang 1 hari aktif
poin kecepatan : terpakai 1 tersisa waktu satu bulan kurang 1 hari aktif
poin kasih sayang : terpakai 1 tersisa waktu satu bulan kurang 1 hari aktif ]
Tabel inventori :
- satu poin kesehatan
- satu poin kekuatan
- satu kotak misteri
Semua guru laki-laki dan para penjaga sekolah berlari mendekat kearah bibi kantin.
"Bi dimana apinya? katanya disini ada kebakaran" tanya salah satu penjaga menatap bibi kantin yang masih berwajah pucat.
"Tadi ada pak, tapi apinya sudah dipadamkan oleh anak itu" bibi kantin menunjuk dede yang sedang duduk dilantai mengatur nafasnya.
Terlihat baju dede kotor belepotan karena tadi terkena kotoran yang ada disana. "dede apa benar kamu yang memadamkan apinya" tanya pak Burhan guru olah raga menatap dede tidak percaya.
"Iya pak saya hanya membantu sebisa saya" jawab dede jujur.
Kemudian pak Gunawan selaku kepala sekolah mendekat kearah dede "terimakasih nak kau telah berjasa besar pada sekolah kita, nanti sehabis jam sekolah usai bapak menunggu kamu di kantor. Ada yang ingin bapak bicarakan" kata Gunawan membantu dede berdiri sambil tersenyum bangga.
"Baiklah insiden telah kita lewati tanpa korban jiwa, sekarang mari kita membantu membereskan kantin" kata Gunawan sambil mengajak yang lainnya untuk bekerjasama merapihkan kantin.
...
Waktu berlalu begitu cepat, saat ini jam pelajaran terakhir sekolah telah selesai. dede menjadi buah bibir semua orang baik para guru, siswa, maupun penjaga sekolah mereka membicarakan dede yang telah berhasil menghentikan api seorang diri.
dede sekarang sedang bersiap untuk menemui bapak kepala sekolah dikantornya. Saat sedang berjalan, dari arah belakang seorang anak gadis memeluknya dengan erat.
dede mengenali bau tubuh gadis itu, dia adalah Isti kakaknya satu-satunya.
"Kakak apa yang kau lakukan?" dede berusaha melepaskan diri dari pelukan kakaknya.
"Diamlah adik bodoh kenapa kau selalu membuat kakakmu khawatir" pelukan Isti semakin erat.
"Apa maksudmu kak?" dede benar-benar tidak mengerti apa yang dikatakan oleh kakaknya.
"Semua orang sudah tahu jika kau berusaha menjadi pahlawan memadamkan api seorang diri. Bagaimana jika terjadi apa-apa dengan mu? kau adikku satu-satunya".
"Tenanglah kak aku ini tidak selemah yang kau kira. Lihatlah aku tidak terluka sedikitpun" kata dede meyakinkan.
Perlahan Isti melepaskan pelukannya, dan memandangi dede "Untuk kedepannya kau harus berhati-hati" kata Isti memandang dede khawatir.
"Baik kak aku akan berhati-hati" jawab dede.
"Kalau begitu ayo kita pulang" ajak Isti.
"Hai kak Isti, hai dede bagaimana apa hari ini jadi main kerumah ku?" tanya Yuna muncul disamping Isti.
"Sepertinya lain kali aku bisa main kerumah mu. Aku saat ini ada janji dengan pak kepala sekolah dikantornya" kata dede beralasan.
"Baiklah tapi aku akan menunggu mu di gerbang sekolah aku ingin pulang bareng kalian, takut anak-anak jalanan mengganggu ku lagi" kata Yuna.
"Baiklah kalau begitu aku akan menunggumu bersama Yuna di gerbang sekolah" ayo Yuna kita pergi.
dede pun menganggukan kepala lalu mereka bertigapun berpisah. Yuna tahu kalau Isti adalah kakak dede. Karena mereka tetanggaan.
Selama ini dede tidak akrab dengan Yuna, tapi entah kenapa hari ini Isti melihat Yuna seperti sangat dekat dengan adiknya. Setelah sampai digerbang sekolah mereka duduk ditempat pos keamanan.
"Adik-adik kalian sedang menunggu siapa? mari duduknya didalam!" kata seorang pria menawarkan mereka berdua duduk didalam pos. Dia adalah pria keamanan yang bertugas jaga hari ini.
"Terimakasih pak, biar kami disini saja" jawab Isti sopan.
"Oh ya sudah" gumam pria itu mengangguk-anggukkan kepalannya lalu menyerput kopi susu didepannya. Dia kembali membaca koran tidak menghiraukan Isti dan Yuna yang sedang mengobrol.
"Kak Isti tadi sebelum masuk sekolah aku ditolongin sama dede loh" Yuna memulai pembicaraan.
"Di tolongin apa gitu?" Isti penasaran.
"Tadi pagi aku berjalan lewat belakang sekolah, tapi tiba-tiba ada empat orang anak jalanan yang menghadang dan ingin memeras Yuna. Namun tanpa terduga dede datang sendirian menyelamatkan Yuna. dede itu keren banget loh kak, dia pemberani" Yuna menjelasakan penuh semangat.
"Apa dede berkelahi sama empat orang? apakah dia terluka? tapi tadi aku lihat sepertinya dia baik-baik saja" kata Isti sambil berpikir.
"Sebetulnya dede tidak berkelahi kak" lanjut Yuna.
"Oh patas dia tidak kenapa-kenapa, aku khawatir jika dede dikeroyok anak jalanan itu. Tapi kok bisa dede menyelamatkan mu jika dia tidak membela diri?" kata Isti menjadi bingung menatap Yuna.
Yuna berpikir apakah dia akan menjelaskan. kejadian yang sebenarnya. Tapi kalau dijelaskan mungkin Isti akan mengkhawatirkan dede. Dan mungkin juga dede tidak mau jika kejadian pagi tadi diketahui siapapun.
Akhirnya Yuna memutuskan untuk merahasiahkan kejadian tadi kepada Isti. "Kami berdua lari kak dari mereka jadi dede bisa menyelamatkan Isti" Yuna beralasan.
"Oh begitu" kata Isti mengangguk.
.....
Kembali ke dede, dia saat ini sudah berada didalam ruangan pak Gunawan. Dia duduk dikursi berhadapan dengan pak Gunawan.
"dede maksud bapak menyuruhmu datang kesini. Bapak ingin mengucapkan terimakasih secara pribadi karana kamu telah mencegah kebakaran kantin. Jika tidak ada kamu mungkin kebakaran tidak akan bisa dicegah" Gunawan menatap wajah polos dede.
"Sebenarnya itu sudah kewajiban saya sebagai siswa disini, untuk menjaga keamanan sekolah pak" jawab dede.
"Tapi tetap saja keberanianmu patut diberi penghargaan" kemudian Gunawan menarik laci meja dan mengambil sesuatu didalamnya.
"Ini sabagai hadiah dari pihak sekolah karana kebaikan dan keberanianmu sudah mencegah bencana kebakaran" Gunawan menyodorkan amplop berwarna coklat kepada dede.
"Ini apa pak?" tanya dede tidak mengerti.
"Kau tidak perlu tanya, masukan saja aplop itu kedalam tas kamu. Dan buka saat kamu sudah tiba dirumah, itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan pertolongan mu tadi" kata Gunawan melanjutkan.
"Baik pak saya mengerti" kemudian dede memasukan amplop coklat itu kedalam tasnya.
"Sekarang kau boleh pulang, mungkin orang tuamu sudah menunggu dirumah".
"Baik pak kalau begitu saya pamit" kata dede kemudian mencium tangan Gunawan tanda hormat dari yang muda kepada orang yang lebih tua.
"Oh iya bapak hampir lupa, kemarilah bapak akan memasangkan pin di bajumu"
"Ini pin apa pak?" tanya dede tidak mengerti.
"Itu pin sebagai tanda murid teladan, kau harus memakainya setiap hari dibaju seragammu ya" Gunawan mengingatkan.
"Baik pak saya akan lakukan" dede tersenyum senang.
Gunawan tersenyum melihat sikap sopan dede kepadannya. "hati-hati dijalan" kata Gunawan.
"Iya pak" dede pun keluar kemudian menutup pintu ruangan kembali.
bersambung....
Silahkan like, komentar, hadiah, dan vote.
Jangan lupa pijit tombol Favorit agar tidak ketinggalan up date selanjutnya.
Terimakasih sampai jumpa lagi bos ku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Makmur Djajamihardja
pemberian dari Kepsek baru mantap duit satu amplop 1 juta
2023-01-24
2
lembayungsenja88
ga mungkin author anak SD kan, jadi jgn main di SD Mulu Thor, g seru...
2022-10-07
3
RAYxy
mantap Dedi...
2022-09-11
1