Menjadi Pusat Perhatian 2

Naya duduk dibangkunya, terlihat Dara, Bila, dan Kanya yang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Kenapa?" Tanya Naya polos saat melihat teman-temannya seolah meminta penjelas atas kejadian barusan.

"Lo jadian sama kak Raga ya? Tanya Bila curiga.

"Engga." Naya tak acuh lalu mengeluarkan beberapa buku dari tasnya.

"Bohong, buktinya mesra banget. Berangkat bareng lagi, pasti ada apa-apanya," kata Dara menyelidik.

"Gak adaa, tadi dia ada di depan rumah gue tiba-tiba. Karena gak enak yaudah gue iyain, udah nunggu juga kasian."

"Tapi kayanya kak Raga suka deh sama lo, Nay," kata Kanya.

"Engga, itu karena gue sering interaksi aja sama dia. Bukan berarti dia suka gue." Naya membuka buku biologinya tanpa begitu peduli dengan tatapan satu kelas padanya.

"Bisa jadi tau, kan bagus kalau lo sama kak Raga. Dia kan most wanted di Sekolah, Nay. Lo bisa jadi famous juga," ucap Dara bersemangat.

"Engga, Dara. Gue gak minat pacaran buat sekarang, gue mau fokus sama rencana sama pelajaran gue juga. Lagian nih, gue emang gak ada apa-apa kok sama kak Raga."

"Biasanya yang diengga engga-in itu bakalan jadi loh, Nay?" goda Bila sambil terkekeh.

"Jadi apa? Jadi Superman? Batman?" Tanya Naya mengalihkan.

"Your man," jawab Kanya yang dihadiahi gelak tawa mereka bertiga. Naya hanya menggelengkan kepalanya, teman-temannya ini memang heboh kalau sudah membicarakan tentang masalah cowok.

"Astagfirullah, untung gue sabar," ucap Naya.

"Tapi serius kalian cocok deh kalau jadian, soalnya kak Raga ganteng terus Naya cantik." Bila tersenyum membayangkan keduanya bersanding.

"Eh tapi menurut gue kayanya dia emang suka sama Naya deh. Kak Raga maksudnya. Soalnya kemarin kan gue nanya ... " Kanya menggantungkan kalimatnya, salah-salah Naya bisa mengamuk padanya.

"Nanya apa?" Tanya Naya yang menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Kak Raga suka sama Naya ya? Terus dia jawab, kalau suka kenapa kalau engga juga kenapa? Terus gue bilang deh kalau suka sama Naya harus hati-hati soalnya saingannya banyak."

"Istighfar lo Kanya, tobat gue punya temen kaya lo." Naya memejamkan matanya karena malu, disaat Tuhan menutup aibmu, tapi temenmu Kanya, berabe.

Bell sudah berbunyi, bu Tika– Guru biologi mereka sudah masuk ke kelas. Mereka pun memulai pelajaran dengan serius, ini kali pertama mereka belajar biologi. Dan ya, belum seminggu di sekolah ini, Naya sudah membuat geger sekolah dengan pergi bersama Raga.

Daripada terus memikikan Raga, lebih baik Naya fokus saja pada pelajarannya. Dia sudah diterima di sekolah ini. Jadi dia harus lebih giat lagi untuk belajar menjadi yang terbaik.

.

.

.

.

Pelajaran kedua telah disudahi, padahal waktu masih tersisa 10 menit lagi sebelum istirahat. Kelasnya ini adalah kelas unggulan, jadi tidak ada yang keluar kelas sebelum bell berbunyi meskipun sudah diperbolehkan.

Karena Naya harus menyelesaikan planning dan mengurus ekskul, akhirnya dia mengajak Kanya dan segera pergi ke ruangan broadcasting. Sementara Dara dan Bila sudah paham kalau beberapa minggu mereka pasti akan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang broadcasting sampai jadwal dibuat.

"Nay, lo sadar gak sih kalau misalnya lo buat gempar 1 sekolah karena pergi bareng kak Raga?"

Naya mengangguk, dia juga memikirkan hal itu. Bukan apa-apa, dia takut dicap aneh-aneh apalagi dia murid baru di sekolah ini. Padahal dia berniat untuk menjadi murid biasa saja yang tidak berurusan dengan orang banyak.

"Heem, tapi gak perlu dipikirin sih. Toh gue gak ada hubungan apa-apa kan sama kak Raga?"

"Iya sih, cuma gue takut aja lo di apa-apain sama fansnya kak Raga. Who knows?"

"Tenang, gue bisa jaga diri gue sendiri. Yang penting gue tutup telinga dan bersikap bodo amat." Tanpa sadar Naya mengulang perkataan Raga tadi pagi.

Naya dan Kanya memasuki ruangan itu, sambil menunggu bell berbunyi Naya dan Kanya mencoba mencari ide untuk kegiatan mereka. Untungnya ada Raga yang bisa dimintai bantuan untuk mengkonfirmasi jadwal kegiatan ekskul kepada OSIS. Karena semua kegiatan ekskul di sekolah ini di atur oleh OSIS.

Raga memasuki ruangan broadcast. 5 menit lagi bell istirahat akan berbunyi. Terlihat Naya dan Kanya tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kanya yang sedang membuat sistem promosi dan Naya yang menyiapkan planning kegiatan.

"Fokus banget."

Naya dan Kanya spontan melihat ke sumber suara, lalu Naya menyerahkan catatannya pada Raga.

"Hari ini lo yang mau siaran kan, Kak? Sekalian sama Kanya biar belajar," ucap Naya.

"Jangan gue dulu bisa gak, Nay? Gue masih gugup, kerjaan lo biar sama gue. Lo sama Kak Raga ya? Please ... " Kanya masih malu untuk mendengar suaranya berkumandang di satu sekolah. Akhirnya dia mengambil tugas untuk melanjutkan pekerjaan Naya menyusun planning.

Naya mengangguk pasrah, Raga pun duduk di sebelah Naya. Naya dan Raga mengambil headphone masing-masing dan memakainya. Naya menarik napasnya perlahan agar dia mantap.

Raga dan Naya menyalakan microphone mereka. Sementara Kanya ke ruang belakang untuk mengatur planning.

"Hello this is Naya!

A moment to remember with healing fm.

Pelajaran kedua emang selalu ditunggu-tunggu, karena dekat sama jam istirahat. Jangan lupa makan ya, karena nungguin yang gak pasti juga butuh tenaga. Hehe. bercanda.

Oh iya, kali ini Naya gak sendirian. Kali ini Naya ditemenin sama kak Raga dari kelas XI IPA 2."

" Waduh sulit banget ya, Nay nunggu yang gak pasti. Makanya kasih kepastian dong haha.

Hello guys, gua Raga Putra Pratama. Sorry gua gak bisa formal, tapi bakalan tetep asik kok."

Naya melihat ekspresi Raga yang sedikit menggodanya. Benar-benar kelakuan ajaib. Namun Naya harus meneruskan kegiatan ini.

"Haha gapapa, Kak. Mau pake bahasa apapun yang penting bisa dimengerti sama manusia. Oh iya kira-kira ada berita gak nih, Kak soal ekskul broadcasting?"

"Ada dong, kali ini gua kasih tau ke kalian-kalian semua yang berniat ikut ekskul masih bisa daftar sampai hari senin. Ekskulnya akan dimulai pada hari Rabu, karena jadwal kumpulnya Rabu dan Jumat, sudah sah dari bapak ketua OSIS kita."

"Wahh, terima kasih kak Dava udah bantu buat jadwalin kegiatan ekskul broadcasting. Dan untuk yang sudah mengambil formulir bisa dikumpulkan bersama map hijaunya ke ruanh broadcasting ya. Buat yang belum bisa mengambil juga ke ruang broadcasting."

"Seperti biasa, buat kalian yang mau request lagu bisa kirim ke instagram kita di @HealingFM. Gua dan Naya kasih 3 slot tercepat dan bakalan kita puterin. Ditunggu dari sekarang."

"Jangan lupa ya guys, yang belum follow difollow juga!" Sambung Naya.

Raga senang melihat wajah ceria Naya dari dekat, wajah yang tak pernah diperlihatkan ke banyak orang. Mungkin hanya di saat-saat seperti ini saja.

Raga dan Naya mematikan microphone mereka sembari mengecek Instagram. Setelahnya mereka memutarkan lagu untuk para pendengar setia mereka.

Naya kaget, dilihat dari kaca ruang broadcasting kalau di luar banyak sekali para gadis yang melihat mereka siaran. Benar-benar pesona Raga membuat mereka melupakan jam istirahat demi melihat ketampanan Raga saat sedang siaran. Naya menepuk dahinya, Raga pun terlihat bingung melihat Naya.

"Kenapa, Nay? Pusing?" Tanya Raga perlahan.

"Lo liat aja deh ke luar, gila. Fans lo banyak banget, gue gak biasa jadi pusat perhatian kaya gitu."

"Biarin, fokus aja sama kegiatan. Lagian yang gua liat cuma lo kok," goda Naya.

Naya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan ajaib Raga. Lebih baik dia kembali fokus dengan kegiatan ini. Tapi kali ini Raga bersungguh-sungguh, meskipun banyak wanita yang mengejarnya, tapi bagi Raga hanya Naya yang ada di matanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!