Terbebas Dari Ospek

"Kamu yang hilang bareng Raga kemarin kan?" tanya pak Yayan yang seketika memecahkan lamunan Raga dan Naya.

Naya pun mengalihkan pandangannya menuju pak Yayan.

"Iya pak, Saya," jawab Naya singkat.

"Kenapa toh kalian bisa nyasar, coba ceritakan," kata pak Yayan.

"Jadi sebenernya saya sih pak yang bikin nyasar. Kak Raga nemenin saya di belakang soalnya saya sibuk sama kamera. Terus pas kita jalan gak nemuin pita merah sama sekali," jelas Naya.

"Itu sepertinya tertiup angin, makanya pitanya masuk ke sela-sela daun teh. Mungkin nanti bisa dievaluasi agar kejadian ke depannya bisa diperbaiki," ujar pak Yayan pada Raga.

"Baik, pak akan disampaikan nanti," kata Raga.

"Anggota OSIS yang lain di mana?" tanya pak Yayan.

"Sedang berkumpul di tenda belakang pak, memantau peserta, nanti kesini," jawab Raga santai.

Di sisi lain Naya sibuk mengobrol dengan Pak Andri, begitu juga dengan Raga yang asik mengobrol dengan Pak Yayan.

"Nih, coba. Enak kalau di makan malem-malem, Nay," kata pak Andri yang memberikan batang kayu yang sudah tertancap di ubi panas.

Naya pun menerimanya dengan senang hati.

"Makasih pak, tapi emang kalau kemah itu paling enak diem di depan api unggun sambil makan ubi bakar," kata Naya.

"Suka kemah ya? Nanti kalau udah resmi jadi siswa masuk OSIS ya, bapak sendiri pembinanya."

"Hehe Naya belum tau pak mau ikut apa, nanti bisa dipikirin."

"Ikut lah, ada cogan kaya gua." Tiba-tiba Raga ikut menimbrung.

"Bener, Raga ini salah satu anggota OSIS terbaik kebanggaan bapak," ucap pak Andri bangga.

"Gak mau pak, keras kepala kak Raga."

"Keras kepala gini dia bertanggung jawab, Nay. Dulu waktu zaman dia ospek, dia menyelamatkan temennya dari patokan ular." Pak Andri bercerita dengan antusias sementara Naya hanya mengangguk anggukan kepalanya melihat lelaki penuh percaya diri ini semakin melambung tinggi.

"Tuh denger." Raga menyikut lengan Naya.

"Iya denger," kata Naya melirik sinis kepada Raga.

Raga ingin sekali menarik pipi gadis itu tapi dia tidak berani karena ada pak Andri.

"Jagain ya adek kelasnya, jangan sampai hilang lagi," pesan pak Andri sambil berdiri. Guru-guru kini pindah bersebrangan dengan Raga dan Naya.

Sebenarnya canggung, Naya ingin menjauh dari lelaki itu tapi apa daya, dia masih ada rasa tidak enakan pada seseorang. Naya pun memakan ubi yang ada di tangannya sedikit demi sedikit, tidak lupa meminum susu kotak yang dia pegang.

"Kayanya lo suka banget sama susu kotak," kata Raga memecahkan keheningan antara mereka.

"Heem." Hanya itu jawaban yang diberikan oleh Naya.

"Hmm apa?"

"Iya suka," jawab Naya memperjelas.

"Suka gua?" tanya Raga menggoda Naya.

"Iya, suka susu kotak." Naya mempertegas lagi ucapannya.

"Nah gitu dong, kalau ngomong itu yang jelas. Kan orang bisa salah paham," kata Raga sambil mengacak rambut Naya.

"Ihhh rambut gue, Kak." Naya pun merapikan rambutnya, dia heran kenapa Raga suka sekali mengacak rambutnya seperti itu.

"Gak mau kasih tanda terima kasih gitu?"

"Buat?" Naya mengerutkan keningnya tanda tak paham.

"Udah jagain lo semalem."

"Emang kak Raga mau apa?"

Raga mengulurkan ponselnya di depan Naya.

"Nomor lo."

"Gak mau," tolak Naya.

"Mending nomor lo, atau kita nge-date?"

"Gak dua-duanya."

"Gua maksa."

"Gue gak suka dipaksa, Kak." Naya menatap tegas mata Raga.

"Gua gak maksa, cuma kasih pilihan."

"Kenapa keras kepala banget sih?"

Raga hanya menunjuk ponselnya dengan gerakan dagu. Dengan pasrah Naya mengambil ponsel Raga dan mengetikkan nomornya di sana.

"Nih, udah kan?"

"Nah, gitu anak manis. Nurut sama kakak kelas," ucap Raga kemenangan sambil mengambil kembali ponselnya.

Tak selang berapa lama datang beberapa anggota OSIS dan ikut bergabung besama Naya dan Raga.

"Hai Nayaaa," teriak Caca sambil duduk di samping Naya.

"Hai kak Caca," balas Naya.

"Ih kamu kok belum tidur? Digangguin Raga ya?" tanya Caca.

"Engga kok kak, saya emang gak bisa tidur. Tadi sama bu Rida di sini tapi pada pindah ke sana," ucap Naya menjelaskan.

"Ohh gituu, Nanti kamu ikut OSIS dong. Biar kita seru-seruan," kata Tiara yang ikut bergabung.

"Iya kak, nanti saya pikirin ya," jawab Naya.

Mereka pun saling berbincang diiringi petikan gitar Dava dan nyanyian. Naya tidak canggung, menurutnya ini sangat menyenangkan.

.

.

.

Setelah selesai mandi, Naya pun langsung ambruk di kasurnya. Hari yang sangat melelahkan sekaligus menyenangkan. Besok adalah hari pertamanya menjadi siswa di SMA Nusa Bangsa, memakai seragam dengan almamater putih untuk perempuan dan hitam untuk laki-laki adalah kebanggaan setiap muridnya.

Ponsel Naya pun tiba-tiba berbunyi, terlihat ada notifikasi pesan Whatsaap disana.

...0821xxxxxxxx...

Udah sampe rumah?

^^^Udah, siapa?^^^

Gua belum pake ava?

^^^Belum^^^

Raga

^^^(Just read)^^^

Naya pun membantingkan ponselnya asal ke kasur, dia sudah pusing beberapa hari kemarin selalu bersinggungan dengan Raga, cowok ajaib yang kemana pun Naya pergi pasti selalu ada dia.

"Kenapa ya, dia bisa tertarik sama gue."

Naya berpikir sejenak, mencoba mencerna kembali apa yang dia katakan barusan.

"Kenapa gue jadi mikirin itu ya. Gak usah berlebihan Naya. Jangan pernah tergoda sama buaya." Naya menepuk-nepuk pipinya, mencoba membuat dirinya sadar kalau dunianya tidak seindah novel-novel yang dia baca.

Realitanya saja sekarang, saat Naya sampai di rumah tidak ada siapa-siapa. Mungkin keluarga bahagia ini sedang pergi menikmati waktu bersama karena tidak ada dirinya yang mungkin dianggap sebagai benalu saja.

Naya pun memejamkan matanya, berharap dia bisa segera tidur agar tidak overthinking kemana-mana.

.

.

.

"Udah, Kak di sini aja. Makasih ya," ucap Kanya yang turun dari motor Juna.

"Sama-sama. Jangan geer, gua maunya anterin Naya tapi dia nolak. Jadi aja gua anterin lo karena di suruh pak Andri," jelas Juna.

"Dihh lagian siapa juga yang geer, kak Juna mikirnya kelebihan. Padahal gak mikir apa-apa."

"Ya kali aja," timpal Juna.

"Gak ada kali-kali. Gini deh, sebagai ucapan terima kasihnya. Nanti aku bantuin kak Juna pdkt sama Naya," tawar Kanya.

"Serius?"

"Serius, tapi Naya gak suka cowok sih."

"Loh dia suka sesama jenis?" Juna kaget dengan penuturan Kanya.

"Enggaaa, gak gitu ihh. Maksudnya Naya suka bilang, kalau dia gak tertarik sama cowok, soalnya cowok itu brengsek," ucap Kanya polos.

"Naya emang pernah disakitin cowok? Atau dia ada pacar sekarang?"

"Ih kepo kaya Dora."

"Kanya .... "

"Apa?"

"Ah udahlah lemot, gua cabut," kesal Juna sambil menancap gas pergi meninggalkan Kanya.

"Dihh ngatain, padahal udah baik mau dibantuin." Kanya pun bergegas masuk ke dalam rumahnya, daripada dia memikirkan Juna yang tidak jelas itu.

.

.

.

Raga menatap ponselnya yang tidak merasa mendapatkan jawaban dari kontak yang dia beri nama "Calon pacar". Di saat banyaknya wanita yang memenuhi list chatnya, Naya justru malah mengabaikannya.

"Gila, gua dighosting," gumamnya.

Raga mengecek beberapa kali ponselnya namun masih tidak ada jawaban.

Seseorang mengetuk pintu kamar Raga.

"Permisi Mas Raga. Makanannya sudah siap, mau mbok bawakan ke sini apa makan di bawah?" tanya mbok Dinar.

"Nanti Raga ke bawa, mbok. Mbok juga jangan lupa makan," ucap Raga mengingatkan.

"Ngeh Mas, mbok ke bawah dulu." Mbok Dinar pun kembali menutup pintu dan menuju ke dapur.

Ya di sini lah Raga tinggal, dia hanya sendiri. Karena kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka yang pindah Tugas di Surabaya dan sesekali menengok. Sementara kakaknya - Amerta sedang sibuk kuliah di London. Raga memilih tinggal sendiri karena tak ingin pindah sekolah, lagi pula nanti mereka juga akan kembali ke rumah ini meskipun entah kapan.

Ingatannya memutar kembali ketika dia pertama kali bertemu Naya. Seseorang yang dikerjai Juna saat pertama kali dia masuk dan ketika Naya memperlihatkan raut wajah kesalnya karena digoda Juna di depan umum, menggemaskan.

Sejak saat itu dia mulai tertarik dengan Naya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!