Akhirnya rombongan sudah sampai di perkemahan. Dara, Bila dan Kanya sedang berkeliling mencari Naya yang belum juga kelihatan.
"Naya kemana sih?" gumam Dara, dari tadi dia mengitari perkemahan tapi belum menemukan Naya.
"Tadi dia paling belakang deh kayanya," kata Kanya.
"Ih harusnya kita geret aja tadi si Naya, udah tau anaknya ajaib," lanjut Bila.
"Lo sih sibuk foto-foto, jadi lupa kan sama sahabat sendiri," kesal Dara.
"Loh, kok gue doang? Kalian kan juga sama. Kenapa sih kalau apa-apa nyalahinnya gue terus," balas Bila tak kalah kesal.
"Ih kenapa kalian jadi ribut atuh, ini yang penting tuh kita cari Naya. Masa belum sampe juga, dia kalau nyasar gimana?" Kanya mencoba melerai kedua sahabatnya itu.
"Gak mungkin sih dia nyasar, orang ada petunjuknya. Ada panitia juga. Jadi gak mungkin dia nyasar," ujar Bila.
"Ya tapi mana?? Udah gak bisa dibiarin. Kita harus lapor pak Yayan," kata Kanya sambil menarik Dara dan Bila.
Terlihat para guru sedang berdiskusi untuk acara selanjutnya. Mereka bertiga pun bergegas menghampiri guru mereka.
"Pakk, permisi," ucap Bila dengan santun.
"Kenapa, Nak? Kalau butuh bantuan coba hubungin kakak pembimbingnya," ujar pak Yayan.
"Engga pak, anuuu." Kanya bicara dengan sedikit Ragu.
"Anu apa?"
"Anu pak, temen saya Naya belum keliatan. Tadi dia paling belakang, tapi sampai sekarang belum sampai juga." Dara memberanikan diri untuk bicara.
Pak Yayan mencoba mendengarkan keluhan muridnya dan langsung memanggil ketua OSIS - Dava. Karena para guru sudah memberikan tanggung jawab kepada OSIS.
"Dav, ini katanya ada peserta yang belum sampai. Gimana ini?" tanya Pak Yayan pada Dava.
"Loh pak udah gak ada lagi orang yang tersisa di bawah. Tadi sudah saya check."
"Tapi tapi kak, temen kita Naya gak ada. Tadi teh dia paling belakang. Gimana kalau dia dimakan harimau," kata Bila yang mulai panik.
"Kalau gitu bentar saya check sekali lagi, saya permisi dulu. Nanti saya kabarin bapak," ucap Dava pada pak Yayan.
Dava pun langsung mengumpulkan anggotanya. Memeriksa kembali siapa tau kalau memang ada peserta yang masih tertinggal.
"Ini siapa yang bertugas jaga di belakang? Itu ada peserta yang hilang." tanya Dava dengan penekanan.
"Hilang? Udah gak ada kok di belakang." jawab Jasmin.
"Iya saya tau, tapi ini buktinya ada yang hilang. Siapa petugasnya?"
"Raga sama Juna tadi jaga di belakang." ucap Caca- si wakil ketua OSIS.
"Tadi Raga bawa anak yang pingsan. Jadi gua bawa ke depan. Selebihnya dia yang jaga.", Juna kini bersuara.
"Sekarang Raga mana?" tanya Dava lagi.
"Dia juga belum keliatan." kini Tiara lah yang berbicara.
"Coba cari Raga, suruh kesini. Biar saya pastikan lagi ke bawah. Siapa yang ikut?"
"Gua aja," kata Chandra dan Darwin berbarengan.
Dava, Darwin dan Chandra pun segera mengambil perlengkapan untuk mengecek ke bawah tebing. Siapa tau Naya ada di sana.
Medan yang curam, sudah gelap, ditambah dengan tanah yang licin membuat Dava dan yang lainnya sedikit kesulitan untuk mencari Naya. Tapi mereka harus bertanggung jawab, karena acara ini mereka yang selenggarakan.
Sementara itu anak OSIS lainnya semakin panik karena Raga juga tidak ada.
"Raga juga gak ada," ucap Tiara pada Caca.
"Hahh? Kok bisa? Kalian udah pastiin kan kalau pitanya gak ada yang berubah arah atau copot?" Caca berusaha memastikan kondisi yang terjadi.
"Tadi gue sih gak mastiin," jawab Tiara.
"Yaudah kita sekarang tunggu dulu Dava, baru kita pikirin. Siapa tau mereka emang masih di bawah." Caca mencoba menenangkan anggotanya, meski dia juga panik karena Raga adalah orang yang dia suka.
Setengah jam pencarian tapi Dava dan kawan kawannya tidak menemukan Naya. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke atas dan mendiskusikan ini bersama guru dan panitia lainnya.
Sambil menghela napas dava menghampiri pak Yayan.
"Pak di bawah gak ada siapa siapa." Dava berbicara sambil mengatur napasnya.
"Raga juga ilang, Dav." Caca mencoba bicara pada Dava.
Dava berdecak pelan, ada dua orang yang hang berarti tanggung jawabnya semakin besar.
"Emang siapa sih yang ilang? Cewek, cowok?" tanya Juna.
"Cewek, namanya Naya," jawab Dava.
"Kenapa lo gak bilang, gimana kalau dia dalam bahaya. Biar gua yang cari aja sekarang." Juna panik karena orang yang hilang itu Naya.
"Jangan gegabah, ini hutan. Begini saja kita lanjutkan untuk sholat berjamaah setelah itu kita lakukan pencarian." Kini giliran pak Yayan berbicara.
"Baik, Pak," jawab mereka serempak.
Dava pun menginstruksikan kepada anggotanya untuk mempersiapkan sholat maghrib berjamaah. Sementara Juna kalut dengan rasa cemasnya kepada Naya.
.
.
.
Dava, Juna, pak Taryama dan pak Yayan berusaha mencari Raga dan Naya. Mereka menelusuri jalanan yang mereka lewati tadi. Siapa tau ada petunjuk untuk menemukan mereka.
Cukup lama mereka menelisik, namun masih belum menemukan kejanggalan di sana, sejauh ini untuk sampai dititik terakhir seharusnya mereka tidak akan menyasar atau keluar jalur, tapi anehnya mereka berdua malah tidak sampai.
Dava memegang senternya dengan erat, mencoba mencari setiap pita merah yang sudah terpasang di sepanjang jalan. Tiba-tiba dia berhenti di satu titik karena merasa ada yang janggal. Dava kembali berjalan bersama Juna memimpin untuk memastikan kejanggalannya dan ternyata benar.
"Pak, pita merah dari titik sana sampai ke akhir tidak ada, mungkin karena angin jadi masuk ke sela-sela daun teh, bisa jadi Naya dan Raga terus berjalan sampai jauh karena tidak menemukan petunjuk," kata Dava.
"Harusnya tadi kita check kalau pitanya gak ada yang lepas," ucap Juna.
"Kalau begitu kita harus cari mereka mengikuti jalan ini, kalau jalannya tidak berkelok akan lebih mudah menemukannya," ujar pak Taryama.
"Yaudah pak, kita harus cepat karena ini sudah semakin malam," sambung pak Yayan.
Mereka pun kembali melakukan pencarian. Mereka mencoba menelusuri hutan tersebut, namun jalan yang terbagi beberapa jalur membuat mereka kebingungan. Bisa saja mereka ikut tersesat. Sedikit kebingungan dan mencoba mencari cara akhirnya modal nekad mereka memilih salah satunya. Namun ternyata semakin masuk ke dalam hutan, suasananya semakin aneh dan hutan hutan juga sangat gelap dengan pencahayaan mereka yang sangat minim.
Sudah 4 jam pencarian namun mereka belum menemukan Raga dan Naya. Pak Yayan pun menginstruksikan mereka untuk kembali ke tenda dan melakukan pencarian di esok hari, karena terlalu bahaya jika di lanjutkan tengah malam begini.
Sebenarnya Juna tetap tukuh pada pendiriannya ingin mencari Naya, namun jika sudah diintruksikan oleh guru Juna tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti arahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments