Jalan Santai

SMA Nusa Bangsa, salah satu sekolah favorit di kota Bandung. Terkenal dengan segudang prestasi dan murid dengan tampang di atas rata-rata. Tidak heran jika masuk ke sekolah ini cukup sulit, karena selektif dan persaingannya ketat sekali.

Gedung yang megah, dengan lingkungan bersih yang tertata rapi, fasilitas yang lengkap, pengajar yang profesional dan satu lagi, kedisiplinan yang dijunjung tinggi. Membuat SMA Nusa Bangsa mendapatkan akreditasi terbaik.

Pagi ini Naya diantar oleh supir. Dia baru sadar kalau motornya kemarin bocor, alhasil tidak bisa digunakan. Naya memasuki gedung sekolah, terlihat masih sedikit siswa yang datang. Memang sih Naya orang yang on time, ah tidak bukan on time, tapi terlalu on time. Naya selalu datang lebih awal agar banyak waktu luang yang bisa dipakainya untuk sekedar mendengarkan lagu atau membaca novel. Menurut Naya itu adalah hal yang menyenangkan saat pagi hari

Kelas yang di tempati Naya berada di dekat lapangan basket, terlihat banyak anak-anak basket yang sedang berkumpul. Mungkin karena hari ini akan diadakan demo ekstrakulikuler, jadi banyak aktivis sekolah yang sudah menyiapkannya dari pagi hari.

Naya memasuki kelas, terlihat hanya ada beberapa temannya di sana dengan memakai baju olahraga yang berbeda-beda. Tentunya murid baru belum mendapatkan seragam resmi dari sekolah, padahal menurut Naya seragam olahraga sekolah barunya ini sangat bagus dan lebih fashionable saat dipakai.

"Selamat pagi," ucap Naya pada teman-temannya.

"Pagi, Nay. Rajin banget yaa udah datang segini hari," balas Diana.

"Biasalah takut macet." Naya menjawab sembari duduk di kursinya.

Ya, meskipun Naya memang terlihat cuek. Tapi sebenarnya Naya adalah sosok yang friendly, dia hanya sensi kepada makhluk yang dinamakan Laki-laki, pria, cowok dan kaum Adam.

Naya pun mengambil earphone di tasnya, lalu dia pakai untuk mendengarkan musik sambil membuka lembaran novelnya. Perlahan dia tersenyum saat menemukan adegan romantis pada novelnya. Naya adalah penyuka genre romantis, makanya dia sedikit mempunyai sifat melankolis pada dirinya. Saking asiknya dengan kegiatan yang dia lakukan, Naya tidak sadar kalau dari tadi Juna sudah berdiri di samping mejanya.

"Nih, makan ya." Juna meletakan satu batang coklat di meja Naya. Naya yang kaget, langsung melihat ke sumbernya.

"Kak Juna? Dari kapan di sini?" tanya Naya keheranan. Karena dia tidak menyadari kedatangan makhluk aneh itu sedari tadi.

"Dari tadi, serius banget sih bacanya."

"Oh iya maaf, Kak. Terus ini buat apa?" tanya Naya sambil memegang coklat pemberian Juna.

"Buat kamu, Cantik." Naya lagi-lagi hanya bisa menghembuskan napasnya kasar. Pagi harinya dikacaukan oleh kakak seniornya sendiri.

"Iya, maksudnya dalam rangka apa kak? Saya gak ulang tahun."

"Gak dalam rangka apa-apa. Mau ngasih aja," ucap Juna sambil menaik-naikan alisnya.

Naya perlahan membuka tasnya, dia lalu mengeluarkan dua batang coklat yang dia bawa dari rumah.

"Maaf kak, aku udah bawa coklat dari rumah. Jadi mending kakak makan aja." Naya berusaha menolaknya dengan sopan.

"Gapapa, jadi 3. Biar happy "

"Lo di sini aja udah bikin gak happy, Kak," batin Naya.

"Nanti gendut," ucap Naya sambil tersenyum kaku.

Tiba-tiba Dara, Bila dan Kanya memasuki kelas.

"Ehh kak Juna, mau nyamperin Naya ya?" tanya Dara.

"Iyaa, kalian kompak banget datangnya ya. Ganggu aja." Juna tertawa menahan kesal karena kehadiran mereka.

"Oiya dong, kita ini bestie. Iyakan guys?" sahut Kanya.

"Of course, jadi kemana-mana harus bareng. Kecuali Naya. Karena dia rumahnya jauh sendiri." sahut Bila.

"Yaudah Naya jangan lupa dimakan ya coklatnya. Sayang gak ada yang makan, soalnya saya juga gak suka coklat." Juna berusaha mengabaikan mereka.

"Kalian suka coklat?" tanya Naya kepada teman-temannya.

"Ya suka lah," jawab mereka bertiga berbarengan.

"Nahh, temen-temenku suka kak. Aku kasih mereka aja yaa. Makasih udah ngasih coklatnya kak Juna," kata Naya sambil memberikan coklat kepada ketiga temannya.

"Makasik kakk Juna," ucap mereka bertiga lagi.

"Iya sama sama Nay, ke kelas dulu ya." Juna pun pamit sambil melirik sinis ke arah Dara, Kanya dan Bila.

"Dasar trio kwek-kwek!" lanjut Juna.

Naya dan ketiga temannya hanya menertawakan kejadian itu. Tanpa mereka sadari kalau Raga sedari tadi sudah memperhatikan mereka dan menertawakan juna.

Raga sedikit tersenyum melihat adegan itu. Tadi dia sengaja mengikuti Juna karena dia sudah paham kalau Juna pasti akan kembali menggoda Naya. Setelah di rasa aman Raga perlahan meninggalkan kelas Naya.

Setelah bel masuk berbunyi, semua murid baru berkumpul di lapangan. Karena Naya berada di gugus 1, jadi gugus mereka yang memimpin perjalanan jalan santai paling depan. Terlihat para pengospek memasuki lapangan. Mereka di bagi-bagi untuk menjaga setiap gugus saat di perjalanan.

"Semoga yang jaga gugus kita yang ganteng," gumam Kanya.

"Emang bakalan beda kalau dijaga sama yang ganteng? Sama aja kali capenya," ucap Naya.

"Ya gak ada bedanya bestie, tapi bikin kita semangat aja," sahut bila.

"Bener, sekalian bisa cuci mata," sambung Dara.

Naya hanya bisa menggelengkan kepala melihat teman-temannya ini. Untung teman, mungkin kalau bukan Naya sudah meninggalkan mereka duluan.

"Raga, kamu pimpin dan jaga gugus 1," Perintah pak Taryama.

"Saya aja pak, saya lebih tau rute," ucap Juna menyerobot.

"Justru Raga yang lebih tau, kemarin bapak survey bareng dia. Sudah, kamu jaga di gugus 4 ya." kata pak Taryama.

Juna kali ini gagal untuk modus, sementara Raga hanya bisa menertawakan Juna sekali lagi setelah kejadian tadi pagi.

"Raga, mau gue temenin?" tanya Citra.

"Gak usah, aman kok aman." Raga pun menghampiri gugus 1 dan berdiri di samping Naya. Karena Naya memang berada di posisi paling depan. Naya melirik sekilas pria jangkung yang ada di sampingnya.

"Ngapain?" tanya Naya perlahan.

"Gua ditugasin jaga di sini, kenapa? Seneng?"

"Ck, pede banget," gerutu Naya pelan.

"Eh ganteng ya kakaknya," bisik Kanya pada Dara dan Bila, tentunya terdengar oleh Naya dan Raga. Karena terlalu jelas.

"Itu namanya kak Raga, menurut gue dia yang paling ganteng sih," sahut Dara.

"Kak Juna tau yang ganteng," timpal Bila.

"Tapi semuanya sih ganteng, ahh seneng banget gue dikelilingi cogan," ucap Kanya dramatis.

Sementara Naya hanya berdecak melihat kelakuan teman-temannya.

"Kuat gak? Kalau gak kuat jangan dipaksain. Jauh soalnya," ucap Raga pada Naya.

"Kuat," jawab Naya singkat.

Raga dibuat penasaran oleh wanita yang ada di sampingnya ini. Cuek,tapi menggemaskan.

Setelah persiapan selesai, mereka memulai jalan santai. Perjalanannya tidak cukup jauh, karena ini dilakukan hanya untuk bersosialisasi dengan penduduk di sekitar lingkungan sekolah. Dara sedang sibuk dengan hpnya, Bila dan Dara pergi entah kemana mencari bahan cuci mata, memang teman-temannya ini berakhlak minus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!