"Maaf Tante, Om dan kakak, Saya tidak memiliki hubungan apapun dengan Radit, kami hanya teman biasa, dan Saya sadar jika bukan teman yang patut baginya."
"Terimakasih sudah mau menemui dan mengizinkan Saya untuk menginjakkan kaki di istana ini, jika ada kesalahan, baik sengaja ataupun tidak, Saya mohon maaf. Dit, aku pamit ya, maaf sudah merepotkan mu," ucap Keysha sembari melangkah, meninggalkan rumah orangtua Radit.
"Key, tunggu!" pinta Radit, tapi Keysha terus saja melangkah pergi.
"Kalian keterlaluan! harta bukanlah ukuran yang bisa kalian jadikan patokan untuk menilai derajat seseorang!" seru Radit sambil berlari mengejar Keysha.
"Huh, dasar anak muda sekarang, kalau mau bertindak bukan dipikir dulu, baik buruknya! Padahal kita berbuat begini demi kebaikannya juga di masa depan!" ucap Papa Radit.
"Iya Pa, Papa harus secepatnya menyibukkan Radit dengan urusan perusahaan, jadi dia tidak akan memiliki waktu lagi untuk hal lain selain kuliah dan bekerja. Pokoknya Mama tidak suka dia berhubungan dengan gadis itu. Harga diri kita bakalan jatuh, jika sampai tersiar kabar, calon menantu kita hanya seorang gembel."
"Iya Ma, kami juga tidak setuju. Jika memang Radit tidak bisa memilih gadis yang berkelas, biar kami yang akan mencarikan jodoh untuknya!" ucap Helen.
Keluarga Radit terus bergunjing, sedangkan Radit sendiri berlari mengejar Keysha yang merasa kecil hati.
Keysha sebenarnya tidak tersinggung atas ucapan keluarga Radit, karena memang yang mereka katakan semuanya benar. Tapi Keysha, sama sekali tidak pernah menduga, jika harta kekayaan serta penampilan menjadi tolak ukur utama bagi keluarga Radit untuk menentukan sebuah pergaulan.
"Key, stop! Aku minta maaf, atas nama keluarga ku. Aku sama sekali tidak bermaksud mempermalukan dirimu di hadapan mereka! Please Key!"
Keysha pun berhenti, lalu dia menolah ke belakang dan melihat Radit berdiri di hadapannya sambil mengatupkan kedua telapak tangan.
"Kamu dan keluargamu tidak salah kok Dit, hanya nasibku saja yang kurang beruntung, terlahir dari keluarga pas-pasan. Namun aku tetap bangga terhadap ayah dan ibuku, yang telah menjadikan aku seorang wanita kuat dalam menghadapi kejamnya kehidupan."
"Key, aku sangat malu. Jika tahu keluargaku akan bersikap seperti itu terhadapmu, aku pasti tidak akan mengajakmu untuk bertemu mereka," ucap Radit.
"Kembalilah Dit, aku nggak apa-apa kok, lusa kita jumpa di kampus saja."
"Tapi Key, tunggu sebentar, aku mau ambil mobil dulu ya, biar kamu aku antar pulang," ucap Radit yang sangat merasa tidak enak dengan Keysha.
"Nggak Dit, aku pesan ojek online saja. Kebetulan ini sudah diterima orderannya. Sebentar lagi pasti sampai Abang drivernya."
"Aduh Key, aku nggak enak banget jadinya."
"Santai saja, lusa kita ketemu di kampus ya Dit. Eh, itu Abang ojeknya sudah datang, aku pergi dulu ya," ucap Keysha.
Radit tidak bisa berkata apapun lagi, dia hanya mematung melihat kepergian Keysha bersama tukang ojek.
Setelah Keysha hilang dari pandangan mata, Radit pun pulang. Dengan langkah gontai dia terus menyusuri jalan dengan masih memendam perasaan kesal dan kecewa terhadap keluarganya.
Ketika Radit memasuki aula rumahnya menuju kamar, terdengar suara sang Papa memanggil, "Tunggu Dit! Papa ingin ngomong sesuatu."
Radit pun menghentikan langkah dan menoleh ke arah sang Papa, "Ada apa Pa, Radit mau istirahat! Radit capek."
"Mulai besok kamu ikut Papa ke kantor, jadi kamu bisa kuliah sambil bekerja, karena Papa butuh bantuanmu. Bulan depan Papa akan ada pekerjaan di luar, Papa harap kamu bisa menggantikan posisi Papa selama Papa menyelesaikan proyek tersebut. Jadi mulai besok kamu harus serius belajar memimpin perusahaan."
"Iya Pa," jawab Radit dengan malas. Walaupun begitu, dia tidak mau membantah omongan papanya.
"Papa tunggu besok atau kita berangkat bareng ke kantor Dit?"
"Radit berangkat sendiri Pa, mungkin rada telat karena ada yang harus Radit kerjakan dulu."
"Baiklah, nggak masalah. Papa mau kamu serius kuliah dan berkarir. Masalah jodoh, nanti jika kamu sudah sukses, para wanita yang akan mengejarmu. Jadi, untuk sekarang fokuslah, belum saatnya kamu memikirkan tentang masalah jodoh."
"Iya Pa, Radit ke kamar dulu ya Pa."
"Pergilah! Papa juga mau istirahat."
Radit bergegas ke kamar, lalu dia memperhatikan jam yang ada di tangannya. Di sana dia membolak-balik ponsel, berharap segera ada kabar dari Keysha.
Keysha yang baru tiba di kost-kostan berpapasan dengan Rena, "Lho, perginya naik mobil mewah, kok pulang naik ojek? Memangnya Tuan putri buat kesalahan apa, hingga diturunkan di tengah jalan oleh sang pangeran?" tanya Rena yang merasa kepo.
Keysha tidak menjawab pertanyaan dari Rena, dia hanya menyunggingkan seutas senyum sembari meninggalkan Rena menuju kamarnya.
Rena si biang gosip, lalu buru-buru kembali masuk ke kamar, siap bergunjing bersama teman-temannya.
Keysha tidak peduli jika Rena dan yang lain bergunjing tentang dirinya, yang terpenting saat ini, Keysha akan fokus memikirkan kuliah hingga dia bisa meraih cita-cita seperti yang sejak dulu dia impikan.
Dan Keysha berniat akan mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan sambil kuliah, jadi hasil dari pekerjaannya nanti bisa membantu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Mendapatkan hinaan dari keluarga Radit, membuat Keysha tertantang untuk membuktikan bahwa dirinya suatu saat bisa menaklukkan kesombongan mereka.
Radit gelisah menunggu telepon dari Key, lalu dia putuskan untuk menelepon duluan guna menanyakan apakah Key sudah sampai atau belum di tempat kost-kostan.
Setelah mendapatkan kabar jika Keysha sedang beristirahat di tempat kost, Radit pun merasa tenang dan dia berjanji besok pagi sebelum pergi ke kantor, akan menemani Keysha membeli perlengkapan yang dibutuhkan untuk acara ospek mahasiswa baru yang akan dilaksanakan lusa di kampus mereka.
Keysha menolak tawaran Radit, sebisa mungkin dia akan menjaga jarak demi kebaikan bersama.
Hari terus berlalu, Radit sibuk dengan urusan kantor dan kuliah, begitu juga dengan Keysha. Keysha telah mendapatkan pekerjaan sebagai guru honor di sekolah swasta tingkat atas yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampusnya.
Kesibukan masing-masing telah membuat keduanya jarang bertemu, tapi Radit tetap menyempatkan diri untuk menghubungi Keysha hanya sekedar ingin mengetahui keadaan Key dan melepas perasaan rindunya.
Begitu juga dengan Alan, dia selalu menyempatkan diri untuk menelepon Key, walau tidak sesering Radit.
Jika telah mendengar tawa Keysha, rasanya hari-hari Alan merasa nyaman dan tenang, kerinduannya terobati meski tidak berani berharap bisa memiliki cinta gadis dambaannya itu.
Tahun demi tahun mereka lalui, dengan kesibukan masing-masing dan sesuai janji, di setiap libur tahunan, ketiga sahabat itu datang dan bertemu ditempat yang telah mereka sepakati.
Bersambung......
Selamat siang sahabat, yuk mampir juga di karya sahabatku, pastinya nggak kalah seru lho dan jangan bosan ya, tetap tinggalkan jejak agar kami tetap semangat untuk terus update. Terimakasih 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments