"Maaf ya Dit, jika aku selalu membuatmu kecewa," ucap Keysha.
"Tidak masalah, santai saja Key. Jadian atau tidak, kita tetap sahabat," jawab Radit.
"Terimakasih Dit, sudah mau mengerti aku dan terimakasih untuk persahabatan yang selama ini kamu berikan."
"Sama-sama Key, harusnya aku yang berterimakasih. Karena kamu, aku jadi tahu arti cinta dan persahabatan. Aku tahu bagaimana rasanya berjuang untuk bisa tetap mengecap pendidikan tanpa mengandalkan subsidi dari orangtua."
Keysha cuma tersenyum menanggapi omongan Radit, lalu dia teringat Alan, "Oh ya Dit, bagaimana kabar Alan ya? Apa dia sudah sampai atau belum?" tanya Keysha.
"Mungkin sudah Key, menurut perkiraan ku, harusnya sudah sampai. Barangkali malam nanti dia baru memberi kita kabar, jika tidak, aku akan meneleponnya. Kenapa Key? Jangan bilang kamu merindukan dia, aku cemburu lho!" ucap Radit cemberut.
"Kamu ada-ada saja Dit, Alan dan Kamu sama-sama sahabatku, jadi wajar jika aku menanyakan kabarnya. Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh, lagipula aku bukan level cewek idaman Alan, kamu sendiri tahu 'kan, Alan seringkali menghindari ku saat dulu di sekolah," kenang Keysha.
Keysha jadi sedih, teringat kenangan di sekolah, saat cintanya semakin kuat, Alan malah menjauh dan membiarkan dirinya selalu bersama Radit sepanjang waktu selama di sekolah.
"Hei Key, kenapa kamu diam? Apa yang sedang kamu pikirkan, jangan khawatir, Alan pasti akan segera mengabari kita."
Ternyata omongan Radit seperti doa yang langsung terkabul, dia mendengar ponselnya berdering dan melihat Alan sedang memanggilnya.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba, orang yang kita tunggu, akhirnya menelepon juga, panjang umur bak istilah kata," ucap Radit.
Alan dengan senyum khas menyapa kedua sahabatnya, dia memberi tahu jika sudah sampai kemaren malam di pulau Penang Malaysia. Dan saat ini dia sedang jalan-jalan ke Kuala lumpur, mumpung perkuliahan belum di mulai.
"Nah, kalian mau kemana?" tanya Alan.
Sama sepertimu, jalan-jalan memanfaatkan waktu sebelum aktif perkuliahan," jawab Radit.
"Oh ya Lan, di Penang kapan mulai perkuliahan?" tanya Radit.
"Minggu depan dan kalian sendiri kapan mulai aktif?"
"Lusa Lan," jawab Keysha.
"Syukur deh, kalian bisa satu kampus. Oh ya Dit, jaga Keysha ya."
"Tentu Lan, kamu jangan ragukan aku, sampai kapanpun aku akan menjaga Keysha, tanpa perlu siapapun yang minta," jawab Radit serius.
"Kamu Key, jika butuh bantuan jangan segan, jika Radit tidak sanggup jangan lupa masih ada aku, teman kamu," ucap Alan sembari menyeringai. Alan ingin tahu reaksi Radit.
"Enak saja! Kapan Radit pernah bilang tidak sanggup, apalagi untuk Keysha, seberat apapun permintaan atau masalah yang Keysha hadapi, aku pasti sanggup membantunya. Kamu nggak ragukan aku 'kan Key?"
Keysha hanya membalas perkataan Alan dan Radit dengan tersenyum. Dia merasa sangat beruntung, kedua temannya itu sangat perhatian terhadap dirinya.
"Sudah dulu ya Lan, aku mau ajak Keysha ke rumah. Aku ingin mengenalkan Key kepada Papa dan Mama, barangkali bisa langsung di restui, nah tinggal minta keputusan Keysha untuk ku bawa ke KUA," ucap Radit sambil tertawa.
"Jangan dengar omongan Radit Lan, mana mungkin begitu, kuliah saja belum, sudah mikirin pernikahan. Kita harus berlomba untuk membuktikan, 4 tahun ke depan, kita bertiga akan bertemu di sini, sebagai Dokter, sebagai guru dan sebagai pengusaha sukses, baru mikir pernikahan."
"Aku 'kan cuma bercanda Key, tapi jika kamu berubah pikiran, aku nggak bakal nolak kok! Peluang untuk menjadi pendampingku tetap terbuka untukmu, kapan pun kamu siap, aku oke!" ucap Radit masih saja menggoda Keysha.
"Siapa juga yang mau sama anak mami, aku itu sukanya dengan pria mandiri, mapan dengan jerih payah, bukan hanya mengandalkan warisan."
Alan yang mendengar ucapan Keysha tentang kriteria cowok idamannya, berkata dalam hati, "Jika itu tipe cowok yang kamu mau, aku akan buktikan Key, aku bisa menjadi pria yang kamu harapkan. Tapi, apa aku boleh berharap ******dan****** memiliki kesempatan untuk itu, sementara Radit selalu ada di sisimu."
"Hei Lan, Kenapa kamu bengong! Jangan katakan jika kamu bisa menjadi pria seperti idaman Key. Sementara, poin kita sama, masih mengandalkan harta orangtua," ucap Radit sambil menunjukkan deretan giginya.
Alan mengalihkan pembicaraan, "Hei Dit, katanya mau menutup telepon, apa mau lanjut nih. Aku oke-oke saja," ucap Alan.
"Hehehe iya, begini deh jika sudah ngobrol denganmu, jadi lupa waktu. Oke, aku tutup dulu Ya. Titip salam untuk Mama dan Papa kamu, kapan-kapan aku pasti main ke Penang." ucap Radit.
"Oke, Aku pamit ya Kay. Selamat berjuang menggapai cita-cita, kita pasti bisa mewujudkan impian bersama," ucap Alan, lalu menutup panggilan teleponnya.
Radit memarkirkan kendaraannya di antara deretan mobil mewah yang terparkir di sana, sebuah rumah besar dan megah menjulang, hingga membuat Key ragu untuk turun mengikuti Radit.
"Ayo Key! silahkan turun, kita sudah sampai. Ini rumah orangtuaku dan syukur saja, semua masih pada ngumpul. Papa, Mama dan kedua kakakku masih di rumah, ini mobil mereka masih lengkap di sini!" ucap Radit sembari mengulurkan tangan.
Keysha turun dari mobil, lalu mengikuti Radit yang masuk ke dalam rumah. Radit meminta bibi untuk membuatkan minuman, lalu dia mencari keberadaan keluarganya dengan meminta Keysha untuk menunggu dirinya kembali.
Radit kembali menemui Key, dia datang bersama Papa, Mama dan juga kedua kakaknya.
Papa dan Mama Radit memandangi penampilan Keysha dari ujung kaki hingga ujung kepala, mereka tidak mengira jika cewek yang Radit bawa dan ingin di kenalkan kepada anggota keluarga, ternyata gadis udik yang hanya biasa saja tanpa terlihat sedikitpun memiliki keistimewaan.
Sementara kedua kakak perempuan Radit yang sudah bekerja, juga memandang sebelah mata dan menganggap remeh Keysha.
"Kamu teman Radit? Memangnya tinggal di kampung mana?" tanya Helen, salah satu kakak Radit sambil membenahi perhiasan yang dia kenakan.
"Dit, di jaman seperti ini, hati-hati memilih teman dong, jangan sampai orang lain memanfaatkan posisimu," sindir Nilam.
"Apa maksud kalian Kak! Keysha ini temanku, apapun keadaannya aku tidak mau kalian menyepelekan dia," ucap Radit.
"Bukan begitu maksud kami Dit! Sebagai temanmu, dia harus paham agar bisa mengukur sebelum masuk ke dalam keluarga kita."
Menyesal aku pulang mengajak Key, jika hanya mendapatkan perlakuan seperti ini.
"Dit! Semua yang di katakan Kakak mu ada benarnya. Mereka hanya mengingatkan mu, karena kamu adalah calon pewaris di keluarga ini. Jadi, untuk urusan pacar maupun calon istri, kamu harus selektif. Lihatlah bobot, bebet dan bibitnya, jangan sembarangan memilih wanita, apalagi sampai tidak jelas asal-usul keluarganya," ucap Mama Radit.
Keysha yang mendengar hal itu, merasa kecil hati. Mungkin benar yang mama serta kedua kakak Radit katakan, jika orang kecil seperti dirinya harus ngaca. Keysa memang tidaklah pantas untuk berteman dengan Radit.
Bersambung....
Selamat malam sahabat semua, mampir juga yuk, dalam karya sahabatku dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, dalam karya kami. Terimakasih 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
See Yuli
teriris hatiku denger ucapan keluarga radit
2023-11-01
0