"Mbak, aku mohon makananku nggak usah dibedakan dari teman yang lain ya! Aku kepingin sarapan bareng mereka. Nggak enak jika mereka melihat menu untukku berbeda apalagi ada susu."
"Tapi Key, kami nggak bisa mengabaikan perintah dari pihak kampus, lagipula sudah ada kontrak untuk fasilitasmu, kami sudah dibayar untuk 6 bulan ke depan."
"Aku nggak bakal lapor kok Mbak. Sebenarnya aku penasaran Mbak, kenapa fasilitas yang ku terima sangat istimewa. Aku diperlakukan seperti anak orang kaya, sementara hal ini sebelumnya tidak pernah berlaku untuk kakak-kakak penerima beasiswa lainnya."
"Barangkali ada peraturan baru Key, dimulai dari tahun ini dan tahun-tahun ke depan."
"Mudah-mudahan memang begitu, aku nggak enak dengan teman-teman, pandangan mereka begitu sinis, seperti aku telah melakukan kesalahan terhadap mereka."
"Sudahlah Key, jangan diambil hati. Cuekin saja, lagipula kamu tidak melakukan kesalahan terhadap mereka. Bukan kamu yang meminta fasilitas ini, kalau mereka mau komplain, suruh tanya langsung saja ke pihak kampus. Pergilah sarapan, kalau kamu mau berteman, Mbak rasa Kinan bisa jadi teman yang baik. Mbak sudah beberapa tahun bersama mereka, sedikit banyak Mbak tahu, sifat masing-masing."
"Ayo, kita ke ruangan makan, biar Mbak temani untuk sementara, sampai kamu terbiasa membaur dengan mereka."
"Terimakasih ya Mbak," ucap Keysha sembari mengikuti Mbak Risa si pengantar makanan.
Meskipun Risa usianya tidak jauh beda dari para mahasiswa yang kost di sana, tapi dia disegani dan mahasiswa yang julid tidak berani menyindir Keysha saat mereka sarapan. Paling sesekali mereka berbisik satu sama lain dan melihat ke arah piring Keysha.
Keysha, berpura-pura tidak tahu dan dia ngobrol dengan Kinan tentang kampung halaman masing-masing.
Selesai sarapan, Keysha kembali ke kamar, dia bersiap karena sebentar lagi Radit akan menjemput. Mereka akan pergi ke ke perpustakaan, museum daerah dan galeri lukisan, karena di sana sedang diadakan acara bazar dan lelang lukisan untuk acara amal.
Sebenarnya Keysha kurang menyukai lukisan, tapi karena Radit suka, tidak ada salahnya jika dia menemani Radit untuk datang ke acara tersebut.
Sekitar satu jam kemudian, Radit datang, tumben dia berpakaian sangat rapi dan juga mengenakan jas serta sepatu mengkilap. Radit layaknya seperti seorang CEO dari sebuah perusahaan.
Melihat pandangan Keysha yang terasa aneh di mata Radit, diapun bertanya, "Hallo Key! Apakah aku tampan dan mirip seorang Bos?"
Keysha pun tersenyum, lalu menjawab, "Bukan hanya mirip Pak Bos, Dit, tapi sudah seperti seorang aktor film Hollywood!"
"Hahaha," tawa Radit pecah mendengar jawaban Keysha.
"Sebenarnya aku nggak suka dengan penampilan seperti ini, tapi terpaksa. Kamu tahu 'kan Key, aku lebih suka dan pastinya lebih tampan jika memakai jas putih dan kalung stetoskop. Yah, apa mau dikata, ingin masuk surga dan nggak mau di cap sebagai anak durhaka," jawab Radit sambil nyengir kuda.
"Sebentar ya, aku ke atas dulu mengambil tas dan ponselku, sekalian pamit kepada ibu kost," ucap Keysha.
"Okey, salahnya ada larangan masuk ya Key, tamu tidak diperbolehkan masuk ke kawasan kamar kost. Kalau tidak, aku pasti paling tampan di dalam sana!" ucap Radit sambil menyugar rambut depannya dengan tangan.
"Di luar sini kamu juga paling tampan, coba kamu perhatikan sekeliling," ucap Keysha sambil tertawa dan meninggalkan Radit bergegas ke arah kamarnya.
"Hah, awas kamu Keysha, beraninya kamu bandingkan aku dengan ayam, burung dan tumbuhan. Nanti pasti aku balas," monolog Radit.
Namun, sejujurnya Radit senang melihat Keysha, sudah memiliki kemajuan dalam hal bercanda. Dulu awal mengenal Keysha, Radit menyangka dia adalah gadis yang sombong.
Sementara Radit menunggu di teras, Keysha memoles tipis bibirnya dengan lipstik, memakai sepatu, lalu menyambar tas serta ponselnya dan bergegas turun menemui ibu kost untuk meminta izin.
Saat melihat Risa di dapur, Keysha menghampirinya, "Mbak, apakah Ibu ada di kamarnya?"
"Ibu pergi Key, tadi pagi selepas subuh putranya datang menjemput. Kata beliau, menantunya akan melahirkan."
"Oh, pergi ya Mbak."
"Memangnya kenapa Key?" tanya Risa.
"Aku dan temanku hanya ingin pamit Mbak, dia mengajak ke acara bazar dan lelang lukisan. Mungkin aku pulang rada telat," ucap Keysha.
"Pergilah Key, ayo kita temui teman kamu itu," ajak Risa sembari meninggalkan pekerjaannya.
Risa, hari ini mewakili ibu kost untuk memantau para gadis yang ingin pergi, dia harus tahu mereka hendak kemana, jadi jika sewaktu-waktu terjadi apa-apa setidaknya dia dan ibu kost tahu akan mencari kemana.
Saat Radit dan Keysha pamit, Rena mengintip dari balik jendela kamar, lalu dengan tergesa-gesa diapun memberitahu teman-temannya untuk melakukan hal yang sama.
"Hei kalian, sini lihat! Jika bukan menjual diri, bagaimana dia bisa pergi dengan pria tampan dan kaya seperti itu!" ucap Rena sembari menunjuk ke bawah.
"Iya benar, Keysha naik ke dalam mobil mewah," ucap Tria.
"Geser woy, aku juga ingin lihat!" seru Sasi.
"Amboi, tampan banget tuh orang! Kapan aku bisa jalan dengan pria setampan itu ya! Beruntung banget Keysha, sudah tampan, tajir pula," ucap Sasi lagi.
"Tapi, kita tidak tahu 'kan, apa yang mereka lakukan diluar sana. Mana mungkin tidak ada imbalannya," ucap Rena, lalu mencebikkan bibirnya.
"Aku juga mau, jika prianya setampan itu, bisa jadi seorang ratu kita dibuatnya. Oh ya, barangkali pria itu yang mendanai semua kebutuhan Key, apa kalian pernah melihat dia di kampus kita? anak petinggi kampus barangkali?" tanya Vera.
"Aku belum pernah lihat! Tapi wajahnya seperti tidak asing, mirip siapa ya!" ucap Vera lagi.
"Kalian pagi-pagi sudah ngegosip, seperti tidak ada pekerjaan yang lain saja! ayo bubar, katanya mau pada mencuci, nanti matahari keburu tenggelam!" ucap Kinan yang melihat para teman sekamarnya sedang berebut, mengintai dari balik jendela.
Kemudian mereka pun bubar, saat mobil Radit sudah tidak terlihat lagi, sedangkan Kinan, masih mengotak-atik ponselnya sambil mengingat-ingat di mana pernah bertemu Radit. Karena, Kinan merasa tidak asing dan sepertinya pernah melihat Radit sebelumnya.
Radit, diam-diam memperhatikan gadis idamannya itu dari kaca spion, dia semakin kesemsem dan bertekad akan tetap berjuang untuk mendapatkan cinta Keysha, walau dia tidak tahu sampai kapan, batas perjuangannya itu akan berakhir.
"Hei, ngapain senyum-senyum sendiri, memangnya penampilanku ada yang aneh?" tanya Keysha, hingga membuat Radit spontan menjawab.
"Kamu semakin cantik! Kapan kamu mau jadi pacarku Key? Apa tunggu wajah kita keriput?" tanya Radit sambil tersenyum dan menunjukkan deretan giginya yang rapi dan putih.
"Aku belum siap untuk berkomitmen dengan siapapun Dit. Maaf, Aku masih ingin fokus dengan kuliah dan mengejar karir," jawab Keysha yang terlihat merasa tidak enak hati karena terus menolak cinta Radit.
"Tidak masalah Key! Kamu jangan ambil hati ucapanku ya. Aku akan tetap sabar menunggu keputusan mu, sampai kamu benar siap untuk berkomitmen, meski aku tidak tahu, kamu akan menerima atau menolak cintaku nantinya," ucap Radit.
"Namun, yang perlu kamu tahu, aku akan terus berjuang, tidak ada kata menyerah dalam kamus percintaan Radit. Sebelum janur kuning melengkung di depan rumahmu, aku Radit, tidak akan pernah menyerah," ucap Radit lagi.
Bersambung....
Selamat pagi sahabat semua, semoga kita selalu sehat dan bahagia. Ayo semangat para sobat, kita jalani hidup dengan selalu tersenyum, meski kadang kerikil-kerikil kehidupan membuat kita sesekali terjatuh dan menangis.😬
Sambil menunggu aku update lagi, mampir juga yuk, dalam karya sahabatku dan jangan lupa tinggalkan dukungan kalian di karya kami ya, 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments