Arin sedang duduk membungkus kacang goreng ke plastik berukuran kecil-kecil.
Siang ini nenek Ijah sedang beristirahat di belakang warung, yang tersedia kasur busa berukuran kecil. Nek Ijah merebahkan tubuh renta nya karena di paksa Arin beristirahat.
"Eh neng Arin rajin banget, mau gak Abang bantuin?" Tawar laki-laki berumur dua puluh lima tahun itu dengan senyum menggoda nya.
"Maaf kang saya bisa sendiri," tolak Arin saat tangan pemuda itu hendak mengengam tangan nya, dengan cepat Arin menarik tangannya.
"Neng daripada harus susah payah kerja buat beginian mending neng Arin jadi istri akang saja pasti neng Arin hidup bahagia tidak kekurangan," bujuk pemuda itu.
"Maaf akang ngomong apa ya?" Tanya Arin yang belum paham maksud pemuda itu.
"Neng Arin ceraikan saja suami neng, terus nikah sama akang kan masih bujangan," jelas pemuda itu.
Arin terdiam....
'Andai dia tahu aku hamil sebelum menikah, apa dia akan merayuku untuk menikah dengannya atau dia akan menghujat dan melecehkan ku,' batin Arin.
"Neng Arin kenapa diam saja, apa wajah saya kurang ganteng atau saya kurang kaya?" Tanya pemuda itu tak patah semangat.
"Hei jangan ganggu cucuku, nak masuk ke dalam tadi nenek dengar ponsel kamu berdering sepertinya suami mu telephon," bohong nek Ijah.
Nek Ijah sengaja berbohong, dia tak ingin Arin sedih. Nek Ijah ingin menjauhkan Arin dari pemuda di hadapannya yang terkenal playboy suka mempermainkan wanita. Meskipun nek Ijah sudah tua tetapi banyak mendengar berbagai gosip dari pelanggan warung nya yang notabene bapak-bapak.
"Iya nek," Arin pun beranjak menuju belakang warung.
Arin bernafas lega pasalnya dia sudah selamat dengan datangnya nek Ijah.
Sementara di warung, pemuda tadi kikuk tak tahu harus berbicara apa.
"Hei jangan ganggu cucuku, dia sudah punya suami dan sebentar lagi punya anak," kata nek Ijah memperingati pemuda tadi.
"Maaf nek, saya kasihan sama neng Arin jadi saya tawarkan dia jadi istriku kali saja dia mau," jawab pemuda itu.
"Sana pulang, warungnya mau saya tutup. Arin harus istirahat biar janinnya sehat," usir nek Ijah.
Pemuda itu keluar dengan kesal, niatnya ingin merayu Arin gagal.
"Sial gara-gara tuh nek Ijah, gagal deh ngerayu neng Arin," grutu pemuda itu di sertai umpatan.
Di luar warung.
"Hei bro, benar kamu mau ngajak neng Arin menikah?" Tanya Robi salah satu temannya.
"Iya lah meskipun neng Arin sudah menikah tetapi neng Arin masih ABG apalagi wajahnya cantik kulitnya putih seputih salju dan selembut Sultra," jawab Haikal, pemuda itu mencium tangannya sendiri yang tadi sempat bersentuhan dengan Arin walaupun sebentar.
Ya Haikal sudah tergila-gila dengan Arin sejak pertama kali berada di warung. Pemuda itu patah hati kala sang nek Ijah bilang Arin sudah menikah.
"Terus bagaimana nanti kalau anaknya lahir?" Tanya Bobi.
"Gampang tinggal kita taruh di panti asuhan," jawab Haikal enteng.
"Gila Lo, ha ha ha ha ha ha ha," mereka semua menertawakan Haikal.
"Ayo kita pergi dari sini," ajak Bobi.
"Ayo ....."
Brummmmm.....
Mereka semua pergi meninggalkan warung nek Ijah.
Sementara di dalam rumah nek Ijah....
" Arin, nenek minta kamu jauhi si Haikal dia itu berandalan di kampung ini," pinta nenek Arin memperingatkan Arin.
"Iya nek Arin ngerti kok," jawab Arin patuh.
"Untung samping kanan kiri kita masih ada rumah meskipun jauh, pokoknya kemana-mana kamu harus ajak nenek," pinta nenek merasa khawatir Haikal berandal kampung itu akan nekat.
"Iya nek, Arin akan jaga diri baik-baik," jawab Arin.
"Ya sudah, kamu tutup saja warungnya. Ayo kita ke pasar membeli daster buat kamu, tuh kasihan bayinya sesak karena baju kamu sudah gak muat," ajak nek Ijah.
Arin pun terharu atas semua perhatian nek Ijah, dia menghambur memeluk nenek Ijah.
"Hiks hiks hiks hiks hiks..... Terimakasih nenek sudah begitu baik kepada Arin," kata Arin sesenggukan sambil memeluk erat nek Ijah.
"Sudah jangan nangis kasihan bayi nya juga ikut sedih," bujuk nek Ijah mengelus rambut Arin.
Sedangkan di kantor Abraham.
Tok tok tok tok tok....
"Siapa sih yang menganggu saja," sungut Abraham yang sedang membaringkan tubuhnya di atas sofa karena lemas.
"Masuk...."
"Maaf pak menganggu, saya bawakan teh hangat untuk meredakan mual mungkin anda masuk angin, atau saya panggilkan dokter," tanya Sinta mencoba mencari perhatian.
"Ummmm......." Abraham menahan mual, dia menutup hidungnya dengan tangan.
"Stop..... Taruh di sana saja, jangan pernah masuk ke ruangan saya kalau ada apa-apa kamu kasih ke Hendra saja," kata Abraham dengan nada keras.
"Sa-saya permisi pak," kata Sinta yang ketakutan.
Di luar ruangan...
"Susah banget sih dekatin pak Abraham," sungut Sinta kesal menghentakkan kakinya.
Di dalam ruangan kerja Abraham.
Abraham mencari ponselnya yang ada di atas meja kerjanya.
Dia mencari nomor Hendra.
Tut..... Tut..... Tut .....
"Halo tuan...." Jawab Hendra.
"Hendra cepat ke ruangan saya, hubungi dokter Rian untuk datang ke sini sekarang," titah Abraham melalui ponselnya.
"Siapa yang sakit tuan?" Tanya Hendra dia merasa binggung karena setau dia tidak ada yang sakit.
"Cepat turuti perintahku, jangan banyak tanya," bentak Abraham.
Tut ...... Tut.... Tut....
Panggil telepon di matikan sepihak.
"Selalu saja begitu, salam dulu basa basi dulu atau apalah. Eh langsung di tutup saja," grutu Hendra.
"Eh siapa yang sakit ya," guman Hendra menerka-nerka.
"Ah sudahlah, aku harus segera menghubungi dokter Rian sebelum kena semprot lagi," kata Hendra.
Bersambung....
Update lagi say, kuy like sama komen biar semangat nulis.
Favorit juga ya...
rate bintang dong biar besok semangat nulis dua bab lagi.
Terus dukung karyaku yang lain juga ya.
Turun Ranjang dan Di Kejari cinta ABG tengil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Bonda Nisya
terbaik jalan cerita
2023-09-30
3
Nurhasanah
tumben org kaya susah cr org..biasa y cpt d novel sebelah.mf thor
2023-09-25
2
Katherina Ajawaila
thour biar cepat ketemu Airin lah Abraham
2023-09-11
0