"Apa....." kata pak RT kaget.
Pak RT tak mengira Arin yang terlihat seperti anak baik-baik tiba-tiba di kabarkan hamil.
"Bu.... Apa benar Arin itu hamil," tanya pak RT kepada istrinya. Pak RT belum percaya apa yang dia dengar.
"Entahlah pak, saya dari pagi kan tidak keluar rumah. Ngurusin kerabat kita, untung saja mereka semua sudah pulang kalau tidak bisa malu kita karena warga berdemo di sini," jelas Bu RT.
Pak RT pun terdiam dengan pemikiran entah apa.
"Ayo pak jangan banyak mikir, noh ibu-ibu pada demo di depan rumah kita," kata Bu RT menarik tangan sang suami yang terlihat diam memikirkan sesuatu.
"Sebentar buk, bapak masih pakai baju yang bagus dulu. Masa kaos dalaman gini, apa kata ibu-ibu nanti," tolak pak RT karena tak ingin malu.
"He he he he maaf pak, ibu lupa," jawab Bu RT malu.
"Ya sudah ibu ke luar dulu tenangin warga jangan sampai berbuat rusuh, bapak mau ganti baju dulu," kata pak RT mendorong pelan sang istri yang terlihat ogah-ogahan untuk keluar.
"Ish bapak..." meskipun tak rela, dengan terpaksa Bu RT keluar menemui para ibu-ibu tadi.
Bu RT keluar rumah dengan wajah binggung, mau tak mau Bu RT harus mengulur waktu sebentar menunggu sang suami mencari solusi.
Sampailah Bu RT di depan rumah....
"Bu mana Pak RT nya?" tanya Bu Yuli.
"Iya nih mana pak RT, kami sudah tidak sabar untuk mengusir Arin dari kampung ini," teriak ibu-ibu di belakang Bu Yuli dengan suara nyaring memprovokasi ibu-ibu.
"Sabar.... Sabar kalian duduk saja di sini, suami saya lagi mandi," kata Bu RT.
"Halah kelamaan nunggu pak RT pake mandi segala," grutu Bu Mira.
"Eh sabar buk, suami saya lagi ganti baju sebentar kok," bujuk Bu RT.
"Ida....." teriak Bu RT memanggil art nya.
"Iya ada buk," kata Ida tergopoh-gopoh keluar dari rumah. Ida sedari tadi mengintip tak berani keluar karena melihat banyak ibu-ibu di luar.
"Cepat sediakan minum sama kue buat ibu-ibu ini," kata Bu RT mengulur waktu.
"Nah gitu dong Bu, dari tadi kami kehausan," saut yang lain.
Bu RT hanya tersenyum sinis.
'Kalau tidak buat ngulur waktu, mana mau aku keluarin kue segala. Aduh mana sih bapak, lama banget ganti bajunya,' batin Bu RT.
Akhirnya pak RT pun keluar....
"Maaf ibu-ibu lama menunggu," kata pak RT sambil membenarkan kerah bajunya.
"Pak RT lama banget ngapain aja sih," celetuk salah satu ibu-ibu bertubuh besar.
Pak RT tak tahu harus menjawab apa, ibu-ibu di depannya sudah terlihat garang dan bar-bar dengan mulut penuh kepedasan.
"Ini Bu silahkan di minum dan di cicipi kue nya," kata Ida sang art menyodorkan minuman dan kue.
Dengan senang hati semua ibu-ibu mencomot kue yang terlihat mengiurkan.
Dengan cepat mereka melahap kue itu, sedangkan Bu RT yang melihatnya pun menelan ludah.
'Aduh kue mahal ku, kenapa Ida keluarin kue itu sih. Enak banget mereka makan nya jadi ngiler mana belum sempat ngicipin tuh kue,' batin Bu RT.
Bu RT tak menggubris pak RT, dirinya fokus ke kue nya yang tak rela untuk di habiskan semuanya sama ibu-ibu.
"Apa maksud ibu-ibu semua datang rame-rame ke rumah saya," tanya pak RT tegas.
Semuanya pun terdiam, Bu Yuli pun maju untuk menjelaskan semuanya.
"Kami minta pak RT usir Arin dari kampung kita, dia hamil sedangkan kita semua tahu kalau Arin belum menikah," jelas Bu Yuli.
"Ibu tahu dari mana berita Arin hamil?" tanya pak RT menjelaskan.
"Kami bertiga mendengar sendiri saat Bu bidan bicara kepada bunda Arin, benarkan Bu Eka," jelas Bu Yuli menyebut nama Bu Eka.
"Iya pak," jawab Bu Eka menyakinkan.
"Sabar Bu, kita tanyakan dulu kabar ini kepada keluarga Arin takutnya semua itu tidak benar," kata pak RT mencoba mencari solusi.
"Halah kelamaan pak, kita usir saja Arin,"
"Iya pak, Arin sudah mencoreng nama baik kampung kita,"
"Usir Arin,"
Berbagai teriakan ibu-ibu dengan lantang.
"Ayo kita usir sendiri saja, nunggu pak RT kelamaan," celetuk salah satu ibu-ibu.
Akhirnya mereka semua meninggalkan rumah pak RT karena tak bisa membujuk pak RT bertindak, mereka semua berjalan cepat menuju rumah Arin.
Pak RT menghela nafas panjang, dia terpaksa mengikuti para ibu-ibu supaya semuanya tak berbuat anarkis.
Di kediaman Arin.......
"Ayah bangun yah.... Hiks hiks hiks jangan tinggalkan bunda," lirih bunda sambil menangis di samping tubuh sang suami.
"Bunda...." kata Arin mengelus punggung sang bunda.
"Ini semua karena ulahmu, Ayah jadi begini," kata bunda dengan suara keras kepada putrinya.
"Apa maksud bunda, kenapa bunda menyalahkan kak Arin?" tanya Kean.
"Diam kamu, itu semua salah kakak kamu, andai dia tidak kekeh ikut acara perpisahan itu semua musibah ini tidak akan terjadi," kata bunda kesal.
Akhirnya kata-kata itu tanpa sengaja meluncur dari mulut sang bunda. Karena bunda berfikir pasti sang suami pasti syok mendengar kalau putrinya hamil, bermacam pikiran buruk pun menghantui pikiran sang bunda, bunda begitu takut sang suami meninggal kan dirinya. Dalam kesedihan dan ketakutan sang bunda pun menyalahkan semuanya kepada sang putri.
"Bunda maafkan Arin, hiks hiks hiks hiks hiks......"
Arin pun bersujud di depan sang bunda, memohon ampunan karena semua ini terjadi karena ke bo**han nya.
"Kak bangun, kak Arin tidak salah apa-apa," kata Rio yang tak mengerti apa-apa, Rio tak tahu kenapa sang bunda bisa menyalahkan sang kakak. Tio tak mendengar perkataan sang bunda dan Arin jadi Rio tak mengetahui kehamilan sang kakak.
"Arin keluar kamu...."
"Usir Arin,"
Terdengar suara teriakan dari luar, membuat ketiganya berdiri.
"Suara apa itu Bun," tanya Rio karena penasaran.
"Bunda tidak tahu," jawab bunda.
'Apa kabar kehamilan Arin sudah di ketahui ibu-ibu,' batin bunda ketakutan.
Saat Arin berdiri hendak keluar, bunda pun mencegah tangan Arin.
Bunda mengelengkan kepala, agar sang putri tak keluar rumah.
"Biar Rio saja yang buka," pinta Rio.
"Jangan, bunda saja yang buka. Kalian diam di sini jaga Ayah kalian," pinta bunda.
Bunda pun melangkah keluar rumah.
Ceklek.....
"Bunda mana Arin,"
"Kenapa kalian mencari putri saya?" tanya bunda memastikan.
"Halah suruh keluar Arin,"
"Sabar ibu-ibu jangan main hakim sendiri," pinta pak RT membujuk para ibu-ibu yang sedang emosi.
"Halah pak RT minggir," kata Bu Mirna menarik pak RT agar tak menghalangi mereka semua.
"Usir Arin buat malu kampung kita,"
"Betul usir Arin,"
Bersambung.....
Maaf kalau ada typo...
JANGAN LUPA GOYANG JEMPOLNYA, TINGGALKAN JEJAK BERUPA LIKE , RATE BINTANG LIMA YA😅 , KOMEN MAUPUN VOTE BIAR SEMANGAT UPDATE.
MASUKKAN FAVORIT JUGA YA.
MAMPIR JUGA KE CERITAKU YANG LAIN
TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN SEMUA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Mbr Tarigan
laporkan perbuatan Veli dan Jo KPD RT Arin kan kamu sdh dengar obrolan mereka dirmhnya
2023-10-13
1
Bonda Nisya
manusia kalau nmpk org buat salah 1 kampung tahu...kalau diri sendiri buat salah tuduh org lain...fitnah org lain...cantik jln cerita nye
2023-09-30
3
Rossa Simangusong
kampung yg lebay. berasa sorga dah tuh kampung,sok suci semua..
2023-09-18
0