Melihat kedua wanita yang di cintai menangis pilu membuat ayah bertambah sedih.
'Maafkan ayah telah gagal menjaga putri kita bunda,' batin ayah.
Tiba-tiba dada Pak Rahmat terasa berdenyut sakit.
Brukkkkk....
Terdengar suara begitu keras membuat Arin maupun sang bunda kaget.
"Suara apa itu Bun," tanya Arin kaget saat mendengar suara seperti benda jatuh yang begitu keras.
"Entahlah nak, biar ibu lihat dulu," pinta sang bunda.
Bunda pun melepaskan pelukannya, dengan rasa penasaran sang bunda berdiri dan berjalan menuju arah suara yang seperti suara benda jatuh.
Sesampainya di sana sang bunda di buat kaget saat mengetahui apa yang di lihatnya.
"Ayaaaaahhh.........." teriak bunda dengan suara keras.
Tio maupun Rio yang berada di dalam kamar pun berjingkat kaget saat mendengar teriakan sang bunda.
"Ha bunda kenapa berteriak panggil Ayah? ayo kita lihat Ayah kenapa," tanya Rio sambil mengajak sang kembaran.
"Ayo kita lihat," ajak Tio berlari keluar kamar di susul Rio.
Sedangkan Arin yang mendengar teriakan histeris bunda pun langsung beranjak dari sofa, menuju ke arah sumber suara.
Sampai di sana Arin juga di buat kaget melihat Ayahnya susah terbaring di lantai sedangkan sang bunda menangis, sambil mengoncang-gocangkan tubuh sang suami.
"Ayah bangun, hiks hiks hiks hiks," pinta sang bunda.
"Ayah kenapa Bun!" tanya ketiga anaknya.
"Hiks hiks hiks Bunda tidak tahu, tadi setelah mendengar suara keras seperti benda jatuh. Bunda langsung ke sini ternyata itu adalah Ayah.... Hiks hiks hiks," jelas sang bunda di selingi tangisan.
Dengan cepat Tio memeriksa denyut nadi sang Ayah.
"Alhamdulillah ayah cuma pingsan," kata Tio membuat ketiga orang di depannya bernafas lega.
"Hiks hiks hiks hiks Ayah," Isak tangis sang bunda.
Meskipun begitu tetapi Bunda begitu terpukul dengan kejadian ini.
"Ayo kita angkat Ayah ke kamar," pinta Arin mengajak ke dua adiknya.
Sang bunda pun hanya menangis sambil mengikuti langkah ketiga anaknya.
'Cobaan apa lagi yang kau berikan kepada keluarga hamba, jangan ambil suamiku. Kami masih membutuhkan di samping kami,' batin sang Bunda.
Bunda begitu takut sesuatu terjadi kepada sang suami, bunda belum sanggup menjaga keluarganya tanpa sang suami di sampingnya.
Sementara ke tiga anaknya begitu sedih melihat sang Ayah tiba-tiba pingsan.
"Bunda kenapa ayah tiba-tiba pingsan?" tanya Rio.
Bunda pun terdiam memikirkan sesuatu.
'Apa Ayah sudah mengetahui kalau Arin hamil,' batin bunda.
Kemudian sang bunda melirik ke arah putri satu-satunya.
'Apa Ayah sudah mendengar semua pembicaraan ku dengan bunda tadi, Ayah maafkan putrimu yang tidak berguna ini,' batin Arin.
"Tio cepat panggilkan Bu bidan untuk memeriksa kondisi ayah," perintah bunda.
"Tetapi Tio tidak punya nomor telepon nya kak," jawab Tio.
"Kamu ke puskesmas terdekat atau minta nomornya kepada tetangga," saut Arin cepat.
Saat ini pikirannya pun kacau, Arin begitu ketakutan kalau sampai ayahnya mendengar percakapan nya tadi dengan sang bunda, Arin tak bisa bayangkan bagaimana terpukulnya sang Ayah mendengar nasib malang yang di alami sang putri.
"Kamu bisa kerumahnya mungkin saja Bu bidan ada di rumah," usul Rio.
Karena keterbatasan biaya mereka tidak bisa membawa sang Ayah ke rumah sakit besar, hanya bisa meminta bantuan bidan setempat.
Sedangkan Rio berkali-kali memeriksa denyut nadi sang Ayah, entahlah Rio begitu takut sesuatu terjadi dengan Ayahnya karena mereka bertiga masih membutuhkan figur sang ayah.
Sedangkan di luar rumah...
Berita kehamilan Arin sudah menyebar dari satu mulut ke mulut yang lain, seolah mereka begitu senang mengumbar aib tetangga mereka.
Jangan tanyakan lagi, hinaan maupun ejekan yang akan lontarkan mereka nanti.
Banyak yang tak mengira, Arin yang terlihat polos itu bisa-bisanya hamil sebelum menikah, banyak yang menyangkal kabar ini tetapi mereka bimbang antara percaya dan tidak.
Saat Tio dengan terburu-buru berjalan menuju rumah bidan setempat untuk meminta sang bidan ke rumahnya. Cuaca panas terik tak menghalangi langkah kaki tio.
"Eh Tio mau kemana?" sapa ibu Marni tetangga belakang rumah.
"Mau ke rumah Bu bidan Bu," jawabnya.
"Ada apa, siapa yang sakit," tanya Bu Marni penasaran.
"Ayah Bu," jawab Tio.
Tio buru-buru meninggalkan tempat itu, dia tak ingin berlama-lama menjawab pertanyaan tetangga nya, Tio ingin segera sampai ke tujuan.
Selepas kepergian Tio.
"Eh denger kan Bu tadi Tio bilang kalau ayahnya sakit," kata Bu Marni kepada ibu-ibu yang sedang duduk di sampingnya.
Kebiasaan ibu-ibu di sini siang hari adalah bertamu ke tetangga, duduk di depan rumah sambil mengosip tetangga kanan kiri yang lagi viral dengan masalnya.
"Apa jangan-jangan pak Rahmat sakitnya kambuh karena tahu anaknya hamil," asumsi salah satu ibu-ibu di sana.
"Nah betul, bagaimana kalau kita usir Arin dari kampung kita," usul yang lain.
"Iya betul itu, dia sudah membuat nama kampung ini jelek saja," saut Bu Yuli.
"Ayo Bu kita suruh pak RT usir mereka," kata salah satu ibu-ibu memprovokasi ibu-ibu yang lain.
Akhirnya semua ibu-ibu yang sedang duduk manis mendengarkan pun ikut tersulut emosi, mereka beramai-ramai mendatangi rumah pak RT setempat.
Sampailah mereka di rumah pak RT.
"Eh Ibu-ibu kenapa ramai-ramai mendatangi rumah saya?" tanya Bu RT kaget melihat segerombolan ibu-ibu.
Sedangkan para Bapak-bapak tidak ikut karena mereka semua kebanyakan butuh pabrik.
"Pak RT kemana Bu," tanya Bu Yuli yang menjadi garda terdepan ibu-ibu.
"Ada apa Bu Yuli?" tanya Bu RT.
"Ibu tidak tahu kalau Arin hamil di luar nikah," kata Bu Rina menyela ucapan keduanya.
"Ha Ha-mil..." Bu RT di buat terkejut.
"Bu RT kemana saja masa warganya ada yang hamil di luar nikah tidak tahu," ceplos ibu yang lain.
"Sebentar saya panggil suami saya," kata Bu RT yang tidak tahu harus berbicara apa.
Bu RT pun berlari menuju ke dalam rumah.
"Pak pak pak ....." teriak Bu RT memanggil sang suami.
"Ada apa sih buk, teriak-teriak tidak jelas," kata pak RT yang muncul dari dalam kamar.
"Gawat pak, noh di depan banyak ibu-ibu berkumpul, mereka bilang kalau Arin hamil di luar nikah," jelas Bu RT sambil mengatur nafasnya.
"Apa ....." teriak pak RT kaget.
Bu RT dan Pak RT di buat terkejut dengan kabar ini, keduanya baru selesai mengadakan acara arisan keluarganya di rumah jadi seharian ini dia tidak sempat bertegur sapa dengan warganya.
Bersambung.....
Kuy komen rame-rame.
JANGAN LUPA GOYANG JEMPOLNYA, TINGGALKAN JEJAK BERUPA LIKE , RATE BINTANG LIMA YA😅 , KOMEN MAUPUN VOTE BIAR SEMANGAT UPDATE.
MASUKKAN FAVORIT JUGA YA.
MAMPIR JUGA KE CERITAKU YANG LAIN
TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN SEMUA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Rere Sikumbang
kasihan airin ny. mna tuan abraham kok blom muncul jga
2023-11-24
1
Fatim Maryati
cepat pertemukan degan yg mrnolonh arin kasihan amst sih
2023-11-05
0
Yani Habibi
pengen tak cabein tuh mulut emak"tetangga y Arin
2023-11-04
0