Sedangkan Jo tengah berjalan menuju kamar yang sudah di rencanakan dengan Veli, kamar yang sudah dia siapkan untuk menaklukkan Arin.
Ya Jo berfikir kalau tidak bisa menaklukkan Arin dengan baik-baik, jadi Jo terpaksa melakukan semua ini untuk mendapatkan Arin sepenuhnya tak peduli harus dengan cara licik sekalipun.
Jo berjalan dengan langkah cepat, dirinya sudah tak sabar untuk bertemu dengan Arin, beberapa teman menyapa Jo saat mereka berpapasan.
"Jo ayo kita minum," ajak salah satu temannya.
"Sorry, emmm..... Mama memintaku pulang," bohong Jo dengan terpaksa karena dia ingin segera meninggalkan teman-temannya.
Mereka semua mengangguk, setelah itu Jo berpamitan kepada mereka dan melakukan tos ala mereka.
"Huffffft untung saja, aku bisa lolos dari mereka kalau tidak bisa gagal rencana yang telah ku buat," grutu Jo sambil melangkah dengan lebar menuju ke arah pintu keluar.
"Arin sayang, aku datang," ucapnya menyeringai.
Dengan langkah cepat, Jo menuju kamar di mana keberadaan Arin.
Jo langsung menuju kamar.
"Ah nomor berapa tadi kenapa aku bisa lupa, ah bego," guman Jo menyalahkan dirinya sendiri karena lupa.
Jo memutar otaknya mengingat nomor kamar yang di sebutkan Veli. Jo menjentikkan jarinya kala mengingat nomor itu.
"Ah iya aku ingat 3222 kalau tidak salah, dan Veli juga bilang kalau kamar tidak di kunci....." guman Jo tiba-tiba dia bertambah khawatir.
Lorong hotel menuju kamar terlihat sepi karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Jo semakin mempercepat langkahnya, dia begitu tak sabar bertemu dengan Arin, wanita yang membuatnya tergila-gila sejak pertama masuk putih abu-abu.
Jo menyusuri lorong tak lupa melihat nomor yang tertera di depan pintu kamar.
"Akhirnya ketemu," ucap Jo berbinar.
Ceklek..... Jo membuka pintu kamar dan benar saja kamar tak terkunci.
"Arin sayang," kata Jo mencari sosok wanita cantik itu.
Jo kaget kala tak menemukan Arin di atas tempat tidur.
"Arin kamu dimana," teriak Jo panik.
Jo pun membuka kamar mandi dengan cepat ternyata kosong, Arin tidak berada di dalam.
"Sial..... Kemana Arin," teriak Jo frustasi.
"Apa jangan-jangan Arin kabur, tetapi itu tidak mungkin," kata Jo menduga-duga.
Jo pun keluar dari kamar, mencari ke samping kanan dan ke kiri tetapi tetap saja nihil, Arin tak nampak di mana-mana.
Jo pun mengambil ponselnya menghubungi Veli tetapi ponsel Veli tidak aktif.
"Sial..... Brengsek kenapa semua ini harus gagal," racau Jo frustasi.
Jo begitu marah karena rencana yang dia susun padahal sudah berhasil tetapi karena ke cerobohan Veli, dia harus kehilangan kesempatan berharga ini.
.
.
Di tempat pesta.....
Veli sedang berkumpul bersama kedua sahabat nya.
"Hei Vel, mana tuh Upik abu?" tanya Sinta karena tak melihat Arin di sana.
Sinta mencari sosok Arin, matanya memindai semua tempat tetap saja tak menemukan sosok itu.
"Sudah pulang," jawab Veli singkat.
"Tumben kamu tidak mengantarnya," kata Ria menyela ucapan sahabatnya.
"Biarin sajalah, ayo kita bersenang-senang malam ini sebagai tanda perpisahan kita," Jawab Veli mengalihkan pembicaraan.
Veli tak ingin keceplosan, bisa-bisa rencananya dengan Jo gagal.
Veli dan kedua temannya sedang asyik menikmati minuman serta cemilan di meja yang mereka pesan.
Trink.....
Ponsel Veli berbunyi, Veli acuh tak berniat membuka ataupun membalas pesan itu, dia ingin bersenang-senang tanpa ada gangguan.
Trink....
"Vel, tuh ponsel berisik banget sih. Coba lihat siapa sih itu," kesal Ria.
Dengan malas Veli, membuka ponselnya, ternyata itu pesan dari Jo.
Veli membulatkan matanya saat membaca pesan itu.
"Sial ....." umpat Veli kesal.
'Tuh anak tidak mungkin bisa kabur, tadi kan saat ku tinggal kan obatnya sudah beraksi. Bodoh..... Bodoh.... Kenapa tadi ku tinggal dia, harusnya ku tunggu dulu Jo datang. Tetapi tak mungkin tuh anak kabur jauh, aku harus mencarinya bersama Jo,' batin Veli.
Veli mengetikkan pesan kepada kepada Jo untuk menunggu dirinya, dia akan menyusul kesana untuk mencari keberadaan Arin karena tak mungkin Arin kabur jauh dengan kondisi tubuh dalam pengaruh obat.
"He gaes aku ada urusan, sorry ya aku harus pergi," pamit Veli kepada ke duanya.
"Yaa gak asik banget sih," kesal Ria.
"Ok, hati-hati," jawab Sinta.
Veli tak memperdulikan ucapan Ria, dia bergegas menghampiri Jo di tempat yang mereka janjikan.
Tap tap tap tap tap tap....
Veli berlari menghampiri Jo. "Hos hos hos hos hos......" Nafas Veli memburu karena lelah berlari.
"Sudah ketemu apa belum tuh Arin?" tanya Veli saat berhadapan dengan Jo.
"Sudah ku cari ke seluruh hotel tetapi tidak ada, ku tanya di depan juga tidak ada tanda-tanda perempuan seperti Arin keluar dari hotel," jelas Jo kepada Veli.
"Apa mungkin dia masuk kamar lain," itulah yang di pikirkan oleh Jo.
"Tidak mungkin, kalaupun dia salah kamar pasti di usir penghuni kamar," jawab Veli menyangkal.
"Coba kamu cek di deretan dekat kamar tadi cuma ada 4 kamar yang tertutup, coba kamu ketuk. Nih aku punya foto Arin," kata Veli menyuruh Jo mencari Arin tak lupa memberikan ponselnya yang terdapat foto Arin.
Jo pun menurut, karena sejujurnya dia tak rela Arin melakukan sesuatu dengan orang lain.
Jo pun mengetuk satu persatu kamar, menanyakan keberadaan Arin tetapi nihil mereka tak menemukan. Bahkan Jo juga memaksa masuk karena takut mereka berbicara bohong.
Jo dan Veli sibuk berasumsi, mereka berdebat di dekat pintu lift. Keduanya menyerah dan memilih pulang.
'Aku harus hubungin bunda tanya apa Arin sudah pulang! Tetapi kalau Arin belum sampai rumah bagaimana, aku harus bicara apa sama bundanya?' batin Veli kebingungan.
Sat keduanya sibuk berdebat, dari arah lift muncullah Hendra sang asisten pria itu.
Hendra mendengar mereka sedang mencari temannya yang hilang.
Hendra cuek tak menanggapi keduanya, dia memilih pergi menuju kamarnya yang berada di lantai ini.
"Hei om tunggu," teriak Veli memanggil Hendra.
Hendra tak menanggapi karena dia berfikir, remaja itu tidak mungkin memanggil dirinya, kenal saja tidak itulah yang Hendra pikirkan. Hendra terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya berada.
"Om yang memakai kemeja biru, bisa berhenti tidak," teriak Veli dengan keras.
Mau tak mau Hendra berhenti, memutar kepalanya ke belakang melihat sepasang remaja itu berbisik.
'Apa sih maunya remaja ini,' batin Hendra.
"Hei Vel, ngapain kamu," cegah Jo karena merasa tak enak, apalagi dia tak mengenal orang itu.
Jo menarik tangan Veli untuk keluar tetapi Veli dengan paksa melepaskan tangan Jo.
Jo mendesah berat, dia tidak ingin berurusan dengan orang itu apalagi dari pakaiannya terlihat bukan seperti orang biasa.
"Ssttttt.... Diam," kata Veli.
Veli pun berlari menuju orang itu.
"Maaf om mengganggu, apa om tadi melihat teman saya ini," tanya Veli menunjukkan foto Arin yang ada di ponselnya.
Hendra kaget saat melihat foto itu, tetapi dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Hendra menatap Veli dengan wajah datarnya.
Merasa di tatap, Veli pun merasa sedikit takut tetapi mencoba memberanikan dirinya untuk berbicara kepada pria di depannya.
"I-ini tem-man saya hilang om, apa om melihatnya tadi dia tidur di kamar itu tiba-tiba teman saya hilang tidak ada di kamarnya," kata Veli dengan takut sambil menunjukkan kamar yang Veli tempati tadi.
'Apa tadi perempuan yang ku seret paksa tadi teman mereka, bahaya kalau sampai mereka tahu. Semoga bos belum apa-apakan tuh bocah,' batin Hendra.
Entah kenapa tiba-tiba dia merasa ketakutan karena merusak bocah remaja itu.
Melihat pria di depannya terdiam, akhirnya Veli pun pergi, Veli menyimpulkan kalau orang di depannya tidak mengetahui keberadaan Arin temannya itu.
Veli menghampiri Jo.
"Hei bagaimana apakah om itu melihat Arin?" tanya Jo kala Veli mendekati dia.
"Om tadi diam saja dengan wajah judes, datar jelek gitu, mungkin dia tidak tahu ataupun melihat Arin," jawab Veli.
Akhirnya Veli maupun Jo pergi ninggalin hotel dengan lesu.
Di tengah perjalanan...
"Apa Arin sudah pulang ya Jo," kata Veli menyimpulkan.
"Bisa jadi," jawab Jo.
"Kalau dia tidak ada di rumah bagaimana?" tanya Veli dengan takut.
"Aku juga binggung," jawab Jo frustasi tak menemukan keberadaan Arin, Jo tengah fokus meneliti setiap orang yang ada di sekitar jalan. Jo sengaja melajukan mobilnya dengan pelan sambil mencari keberadaan Arin, mungkin saja Arin pulang sendiri berjalan kaki.
"Jo nanti kalau bunda tanya, kita jawab apa?" tanya Veli kepada Jo.
"Bilang saja, Arin menginap di rumah kamu," jawab Jo.
Keduanya pun terdiam kembali, fokus kepada jalanan.
.
.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Maryuni Rahayu
bingung kan cari Arin makanya JD orang jangan usil yerjain teman
2024-02-02
1
Rere Sikumbang
karna iri jdi akal shat ny veli ilang.
2023-11-24
1
Sllu Dy Lukay
ini laa di kta kn kwn mkn kwn 🤦🏻🤦🏻🤦🏻
2023-11-05
1