Benih Tuan Muda Kejam
Tok tok tok tok tok.....
Mendengar seseorang yang mengetuk pintu malam-malam, Ibunda Arin pun berjalan menuju ke arah ruang tamu berniat untuk membuka pintu.
Ceklek....
"Malam Tante, Arin nya ada?" tanya Veli salah satu sahabat Arin yang sering mondar-mandir bermain ke rumah Arin.
"Eh nak Veli, silahkan masuk. Wah nak Veli cantik sekali," kata bunda Arin saat melihat tampilan sahabat dari anaknya tak lupa juga mempersilahkan sahabat anaknya itu duduk.
"Ah Tante bisa saja," jawabnya tersenyum tipis.
" Bunda panggil Arin dulu ya," kata bunda Arin.
Tak lama keluarlah Arin yang sudah cantik dengan gaun pestanya.
"Wah Lo cantik banget Rin," puji sahabatnya itu.
"Ah bisa aja kamu," jawab Arin tersipu malu.
Arin berasal dari keluarga sederhana, kerena kepintarannya dia bisa bersekolah di sekolah kalangan atas.
Hari ini adalah hari kelulusan mereka, semua siswa maupun siswi sepakat mengadakan acara di hotel berbintang.
Awalnya Arin menolak tetapi atas bujukan dari sahabatnya, Arin pun bersedia ikut menghadiri acara itu.
"Aku pamit ke Bunda dulu ya," pintanya kepada Veli. Veli pun mengangguk dan tersenyum menyeringai.
Arin pun menuju dapur, melihat sang bunda sedang membuatkan bubur untuk sang Ayah.
"Bunda.... Arin pamit dulu ya," pamit Arin saat sudah berada di dapur. Arin pun mengengam tangan sang Bunda untuk di cium.
"Nak hati-hati, entah kenapa perasaan Bunda hari ini tidak enak," kata Bunda merasa khawatir terhadap putri pertamanya itu.
Mendengar perkataan Bunda Arin, dengan cepat Veli menyela.
"Bunda jangan khawatir, kan ada Veli," jawab Veli meyakinkan.
'Rencanaku tidak boleh gagal,' batin Veli.
"Titip Arin ya nak," kata bunda dengan ragu.
"Pasti Bunda, tenang saja Arin pasti aman," jawab Veli penuh keyakinan.
Arin maupun Veli pun selesai berpamitan, keduanya berjalan menuju pintu meninggalkan rumah sederhana itu.
Bunda Arin tak bisa mengantarkan Arin maupun Veli ke depan rumah karena dia harus membuatkan bubur untuk suaminya yang sedang sakit, ya Ayah Arin saat ini tengah sakit, sakit yang dialami sudah setahun belakangan.
"Vel, sebenarnya aku risih pakai baju seperti ini," kata Arin sambil menarik bajunya ke bawah.
Arin yang biasanya berpenampilan sopan kali ini menurut saja kala Veli beberapa hari lalu mengantarkan baju pesta yang seksi kepadanya, dengan alasan agar Arin tampak berbeda di acara nanti karena ini adalah pesta kelulusan. Mau tak mau Arin menuruti permintaan Veli dengan bujuk rayuannya.
"Kamu cantik kok, sudah biasakan saja. Lagian di sana semua juga pakai baju seperti kita," bujuk Veli tersenyum licik.
Arin pun mengangguk lagi-lagi percaya dengan ucapan dari Veli.
Arin begitu mempercayai Veli, karena Arin tak mempunyai sahabat lagi sewaktu SMA selain Veli. Banyak di antara temannya menganggap Arin tak pantas berteman dengan mereka karena miskin, cuma Veli saja yang mau menjadi temannya.
"Vel, kita ke sana naik apa?" tanya Arin karena tidak melihat mobil Veli.
"Oh nanti kita akan di jemput kak Jo, mungkin sebentar lagi sampai," jawab Veli dengan tenang.
"Ha kenapa harus Jo? Aku kan tidak begitu suka dengannya," protes Arin karena tidak begitu suka dengan Jo semenjak Arin menolak pernyataan cinta dari Jo.
"Ya mau bagaimana lagi, kan mobil ku ada di bengkel. Tenang saja ada aku kok," jawab Veli mencoba meyakinkan sahabatnya.
Arin pun hanya pasrah karena bujukan Veli, lagi-lagi Veli mudah sekali menuruti permintaan maupun ucapan sahabatnya itu.
Tak lama mobil putih muncul di depan mereka, dari dalam mobil keluarlah anak muda berwajah tampan.
Sesaat pemuda itu terpanah, ternyata baju yang dia pilih sangat cocok untuk Arin kenakan. Jo pun segera tersadar karena tak ingin membuat Arin tak nyaman.
"Silahkan tuan Puteri naik," kata Jo membungkukkan badan di depan Arin. Arin pun terpaksa masuk.
Jo masuk ke dalam mobil, tak lupa mengerlingkan mata nya kepada Veli sebagai ucapan terima kasih.
'Arin kamu sungguh cantik,' batin Jo memandang Arin dari kaca mobil.
"Ehemmm....... Jangan pandangan terus," ledek Veli kepada Jo yang tak hentinya menatap Arin.
Arin pun risih karena sedari tadi Jo memandang dirinya terus menerus, Arin pun menarik tangan Veli karena tak nyaman.
"He he he he he maaf habis Arin begitu cantik malam ini," jawab Jo kikuk.
"Fokus tuh ke jalan," kata Arin dengan jutek.
Di dalam mobil kembali diam, tak ada yang berbicara. Arin yang fokus memandang jalanan melalui kaca jendela, sedangkan Veli berbalas chat dengan pacarnya.
Jo diam tetapi sekali-kali mencuri pandang ke Arin.
Mobil pun berbelok ke arah tempat di mana berlangsungnya acara, Jo pun turun membuka pintu untuk ke duanya.
"Terimakasih Jo," kata Veli dan Arin bersamaan.
Arin pun mengandeng tangan Veli karena dirinya merasa asing di tempat ini, Arin baru pertama kali pergi ke tempat seperti ini.
Veli pun diam membiarkan sahabatnya mengandeng tangan nya meskipun risih tetap Veli diam.
'Sebenarnya sih aku malu mengandeng tangan Arin, ini semua permintaan Jo kalau tidak mah aku malas mengajak Arin,' batin Veli.
Veli mencoba melepaskan tangannya saat berada di ruangan, semuanya temannya bertegur sapa.
Karena binggung Arin pun duduk sendiri di pojokan sedangkan Veli sudah berdansa bersama kekasihnya.
Arin memindai semua orang yang ada di sana, dia menghela nafas panjang. Tidak ada yang mau berteman dengannya.
Arin pun mengambil minuman yang di sediakan, memandang ke arah temannya yang tertawa dan berfoto bersama.
Arin hanya bisa menunduk, dalam hatinya menyesal karena menuruti permintaan sahabatnya untuk datang ke sini.
"Ehemm.... Boleh kan aku duduk di sini," kata Joe membuyarkan lamunan Arin.
Arin mendongak saat melihat Jo sudah berdiri di hadapannya.
Arin tak menjawab tetapi Jo sudah duduk di depannya.
"Mana Veli ?" tanya Jo basa-basi.
"Veli lagi sama kekasihnya," jawab Arin singkat.
Jo tersenyum tipis, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Di tempat dansa....
Veli berdansa bersama teman-temannya.
"Vel, ngapain sih upik abu kamu ajak," protes Sinta teman sekelas Arin.
"Ha ha ha ha, sebenarnya sih gue juga ogah ajak tuh Arin," jawabnya santai.
"Iya lihat tuh, mau pakai baju apapun upik abu tetap upik abu," kata Ria tak kalah sinis.
"Tuh lihat Jo deketin Upik abu," kata ria menunjuk ke arah Arin duduk.
"Iya apa bagusnya tuh Upik abu," sewot Sinta yang dari dulu menyukai Jo.
"Pesona mu kala dari Upik abu," ledek Veli.
"Bisa aja sih lo," jawab Ria membuat Sinta cemberut.
"Pepet tuh Jo awas di embat upik abu," kata Ria kepada Sinta.
"Dih Upik abu mimpi jadi Cinderella, mimpi....." sungut Sinta dengan tatapan kesal bercampur cemburu.
Tangan Sinta pun terkepal Erta, melihat Jo berbicara dengan Arin.
"Ha ha ha ha ha ha ha ha ha," ketiga orang itu pun tertawa.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Nur'arisa Deswilianti
/Good//Good/
2024-03-14
2
Qaisaa Nazarudin
Masa iya udah 3 tahun sekolah gak punya temen??🤫🤫
2023-11-15
0
Mister Bone
Ini jejak ku, tinggal kan jejak mu pada ku
2023-11-11
1