Rita terlihat marah dan kesal setelah mendengar ucapan Dara. Dia terlihat mengepalkan tangan menahan emosinya agar tidak semakin berantakan.
“Bu Dara, Bagaimana bisa anda mengatakan kalau kami seperti maling teriak maling? Kami hanya meminta kesempatan untuk melakukan negosiasi dengan perusahaan anda dan sekarang anda bilang akan memutuskan kerjasama dengan perusahaan kami? Mana mungkin saya tidak marah dengan sikap anda yang seperti ini?” ujar Rita yang meluapkan kemarahannya.
Dara memicingkan mata menatap Rita dengan tatapan yang dingin.
“Bu Rita, anda ingin melakukan negosiasi atau protes terhadap perusahaan kami? Jika perusahaan anda berniat baik dan tetap menjaga kerjasama kita, kenapa anda sampai tidak mengirimkan bahan baku hingga kami tidak bisa melakukan produksi untuk hari ini? Apa anda akan memberikan ganti rugi pada kami atas sikap egois perusahaan anda? Kurasa anda tidak akan mau melakukannya dan sekarang anda menyalahkan saya?” Dara bicara dengan senyum mencibir dibibirnya.
“Kami tahu kalau kami melakukan kesalahan dan membuat perusahaan anda mengalami kerugian, tapi apa anda tidak bisa memberikan kesempatan lagi pada kami?” Rita masih berusaha membujuk Dara agar mau memberikan kesempatan kedua pada perusahaannya.
“Maaf, tapi pak Kenzie hanya memberikan waktu 1 jam untuk perusahaan anda memberikan penejelasan dan waktu itu sudah habis, jadi kami tidak bisa lagi memberikan kesempatan lain pada anda. Sekarang saya harus kembali perusahaan karena pak Kenzie sudah meminta saya kembali. Permisi” Dara kembali bicara dengan tenang pada Rita dan berusaha beranjak pergi dari hadapan Rita, namun dia kembali menghalangi Dara.
“Bu Dara, tidak bisakan anda sekali lagi memberikan kami kesempatan?” tanya Rita yang kembali berdiri dihadapan Dara
“Maaf, saya tidak bisa melakukan apapun” Dara bicara dengan sedikit menggeser Rita kesamping agar dia bisa lewat.
“Bu Dara, maaf karena saya juga tidak bisa melewatkan kesempatan ini”
Bug!!
Dara yang berada didepan tidak menyadari kalau Rita mengambil vas bunga dan memukul tengkuk Dara hingga dia terjatuh dan tidak sadarkan diri. Lalu Rita kembali menghubungi Bobi.
Tuut tuut tuut
Cukup lama Bobi menerima panggilan dari Rita karena sedang mengemudikan, namun Rita terus mencoba menghubungi Bobi.
“Halo” Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Bobi menerima panggilan telepon tersebut.
“Pak Bobi, apa anda masih lama? Anda sekarang berada dimana?” Tanya Rita dengan sedikit panik
“Sebenatar lagi saya akan sampai. Apa kamu sudah berhasil bicara dengan bu Dara?” Tanya Bobi yang sedang panik dan mengemudi dengan kecepatan tinggi.
“Saya tidak berhasil membujuknya namun saya menahan bu Dara untuk tetap berada disini agar anda bisa bicara dengannya nanti” ujar Rita dengan sikap yang tenang.
“Bagaimana kamu bisa membuat bu Dara tetap berada diperusahaan kita? Setahuku dia selalu tepat waktu dan mengikuti perintah pak Kenzie dengan patuh” Bobi terlihat bingung karena Rita mengatakan kalau Dara masih ada diperusahaannya.
“Saya membuat bu Dara tidak sadarkan diri. Karena itu anda harus segera sampai disini” ujar Rita lagi dengan panik
“Apa katamu? Bagaimana bisa kamu melakukan itu? Bukannya itu akan membuat mereka semakin marah?” Bobi cukup terkejut dan khawatir dengan apa yang akan dilakukan Kenzie padanya.
“Saya tidak memikirkan itu. Saya hanya berpikir agar bu Dara tetap berada disini dan bisa bicara dengan anda. Itu saja. Jadi saya harap anda bisa segera tiba disini sebelum bu Dara sadarkan diri” Rita menjawab dengan sikap yang tenang.
“Baiklah, aku akan kesana secepatnya”
“Baik, Pak” Bobi langsung menutup teleponnya dengan Rita dan kembali fokus mengendarai mobilnya
***
Sementara itu dikantor Kenzie
“Selamat pagi, Pak” Kenzie hanya menganggukkan kepala setiap kali ada yang menyapanya. Dia pun teringat pada Dara.
“Oh ya, apa Dara sudah tiba?" tanya Kenzie pada bagian resepsionis
“Belum, pak. Bu Dara masih belum kembali dari perusahaan supplier kita” Dahi Kenzie berkerut ketika mendengar Dara masih belum kembali. Diapun melihat jam tangannya.
“Ini sudah lebih dari 1 jam. Kenapa dia masih belum kembali?” gumam Kenzie dengan raut wajah yang bingung dan khawatir.
“Baiklah. Terimakasih” Kenzie pun berterimakasih pada resepsionis dan kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangannya. Selama dalam perjalanan, Kenzie terus memikirkan Dara yang belum juga kembali.
‘Apa yang terjadi? Kenapa dia belum kembali juga? Apa terjadi sesuatu?” pikir Kenzie yang semakin khawatir. Akhirnya dia berbalik dan
berjalan keluar dari perusahaan
“Pak Kenzie, ada yang mau saya laporkan” ujar seorang manajer yang memiliki keperluan dengan Kenzie
“Nanti saja. Aku ada urusan penting lebih dulu” Kenzie menanggapi sambil berlalu dengan langkah kaki yang cepat agar bisa segera pergi keperusahaan Bobi. Dia mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinngi dan terlihat sangat panik.
“Dara, bertahanlah. Aku pasti akan segera tiba disana dan menyelamatkanmu"
***
Bobi baru saja tiba diperusahaannya. Dengan langkah cepat dia naik keruangannya untuk menemui Dara dan sekertarisnya.
“Rita, dimana bu Dara?” Tanya Bobi dengan panik
“Dia ada diruangan anda” jawab Rita dengan sikap yang tenang. Mereka pun bergegas keruangan Bobi untuk segera melihat Dara.
Disana terlihat Dara yang cantik sedang terbaring di salah satu sofa. Dia bertubuh langsing dan tinggi dengan kulit putih bersih, rambut hitam panjang dan yang sedikit bergelombang terurai kebawah. Hidungnya mancung dengan bibir merah yang mungil.
Bobi sedikit terpesona dengan wajah cantik Dara, diapun mengusap lembut pipinya.
“Kamu itu sangat cantik, kenapa kamu harus mengikuti Kenzie yang dingin dan menyeramkan itu?” gumam Bobi dengan nada bicara yang lembut
“Pak?” Rita yang memperhatikan atasannya pun akhirnya menegurnya
“Oh ya. Ambilkan alkohol atau apapun itu untuk menyadarkannya!” Pinta Bobi pada sang sekretaris.
“Baik, Pak” Rita pun bergegas pergi ke meja kerjanya untuk mencari kotak p3k. Disana dia menemukan alkohol dan juga kapas. Lalu segera membawanya kembali ke ruangan Bobi
“Ini, Pak” Bobi mengambil botol alkohol itu dari tangan Rita dan sedikit menuangkanya pada kapas lalu didekatkan pada hidung Dara.
Perlahan Dara mulai tersadar dan membuka matanya sedikit demi sedikit. Kepala Dara terasa berat dan tengkuknya terasa sangat sakit. Dara pun sedikit meringis kesakitan
“Uuuh”
“Anda sudah sadar?” suara Bobi membuat Dara langsung duduk meskipun dia masih merasa pusing.
"Apa yang terjadi?" tanya Dara dengan suara yang masih lemah sambil memegangi kepalanya.
"Maafkan aku. Aku terpaksa melakukannya agar anda bisa menemui pak Bobi" ujar Rita dengan sedikit menundukan kepala.
"Kalian telah melakukan kesalahan besar. Ini tidak akan berhasil karena yang mengambil keputusan adalah pak Kenzie sendiri, bukan aku" Dara bicara sambil menggelengkan kepalanya perlahan
"Tapi anda bisa bicara dengan pak Kenzie dan membuat beliau memberikan kami kesempatan kedua" Bobi pun bicara dengan nada memohon.
Dara hanya tersenyum tipis sambil berusaha bangun dari sofa.
"Apa anda tidak pernah mendengar kalau keluarga Kusuma tidak pernah memberikan kesempatan kedua pada siapapun? Begitupun dengan pak Kenzie. Seorang Kenzie Lutherin Anggara tidak memberikan kesempatan kedua atau kata maaf pada siapapun yang mengusiknya. Harusnya anda berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan yang merugikan. Perusahaan Kusuma bukan perusahaan kecil yang akan bangkrut hanya karena 1 suplier saja. Ada banyak suplier lain yang ingin bekerjasama dengan kami. Jadi saya pikir sebaiknya anda menyerah saja. Karena kesempatan yang diberikan pak Kenzie sudah berlalu 2 jam yang lalu"
Brak!
"Apa yang kalian lakukan pada sekretarisku? Apa kalian sudah bosan hidup karena telah berani mengganggu orangku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Denos.Aries
hempaskan 😌
2022-09-07
1
🌊Nada cinta🌊
singa udah mengamuk... 😂😂😂
tunggu saja kalian jadi santapan lezatnya 😂😂😂😂😂
2022-09-07
1