Bab 11

“Biasa aja kali, Yan. Toh cerita tentang Dimas dan Fitri udah pada tahu sekampung,” balas Udin kesal dengan ucapan Yanto.

Udin yang sedang semangat-semangatnya bergosip merasa terganggu dengan ucapan Yanto.

“Kalau kau dapatnya dari sumber ynag tidak terpercaya, jangan disebarluaskan, Din. Jatuhnya Fitnah,” ujar Yanto lagi berusaha menasehati Udin untuk tidak membahas masalah Dimas dan Fitri lagi, Yanto merasa tidak suka sahabatnya menjadi topik gosip di siang hari ini.

Telinga Reyhan merasa panas saat pengunjung warung menyebut nama Fitri, wanita yang masih dicintainya hingga detik ini.

Reyhan tahu di desa itu mungkin tak hanya mantan kekasihnya yang bernama Fitri, mungkin saja masih ada Fitri yang lain yang kini mereka bicarakan. Tapi tetap saja, Reyhan ingin mengetahui cerita itu lebih detailnya.

“Aku harus cari tahu informasi ini secepatnya,” gumam Reyhan di dalam hati.

Reyhan sengaja berlama-lama di warung itu berharap dapat mendengarkan cerita yang kini sedang dibahas oleh para pengunjung warung kopi itu

“Katanya, Fitri mengirimkan uang 3 juta rupiah untuk sang mantan kekasih, gila, ya. Udah tahu hidup susah,” ujar Udin lagi.

“Masa’ sih? Dasar istri tak tahu diri,” umpat Syamsul.

“Kalau aku punya istri seperti itu, aku bakal langsung ceraikan,” tambah Hotman.

“Eh, Din. Hati-hati kalau ngomong. Mending kau tanya dulu cerita sebenarnya bagaimana, jangan asal ngomong.” Yanto mengingatkan Udin.

“Eh, Yanto. Kayaknya sejak tadi kau selalu membela wanita luar itu, jangan-jangan kau naksir dia?” tuduh Hotman ikut memanas-manasi suasana.

“Wanita luar? APa maksudnya?” gumam Reyhan di dalam hati.

“Bukan gitu, aku tahu siapa Fitri karena dia teman baik istriku,” ujar Yanto.

“Ya kali aja di depan istrimu dia pura-pura baik,” ujar Udin tak terima disalah-salahkan Yanto.

“Ah, memang susah ngomong dengan kalian, maunya menang sendiri,” ujar Yanto.

Akhirnya Yanto memilih pergi dari warung itu. Dia akan membicarakan masalah ini pada Dimas.

“Yee,” cibir beberapa orang yang ada di warung itu.

Mereka pun kembali membahas keretakan rumah tangga Dimas dan Fitri, Reyhan masih menikmati secangkir kopi yang ada di hadapannya sambil mencermati pembicaraan para pengunjung warung.

Dari percakapan mereka, Reyhan dapat menarik kesimpulan bahwa Fitri yang dibicarakan mereka bukanlah penduduk asli daerah itu. Dia berasal dari desa lain lalu menikah dengan Dimas penduduk asli.

Reyhan dapat menyimpulkan Fitri yang mereka bahas kemungkinan besar adalah sang mantan kekasihnya.

Setelah usai mereka membahas Fitri dan Dimas, mereka pun mengganti topik dengan membahas permasalahan ekonomi yang kini tengah di hadapi oleh masyarakat desa karena harga sawit yang turun drastis dan harga pupuk yang melonjak tinggi.

Setelah kopi di cangkirnya habis, Reyhan berdiri lalu meninggalkan warung itu, mendengar obrolan para pengunjung warung tadi, Reyhan bertekad akan mencari tahu tentang kehidupan Fitri di desa itu.

Reyhan kembali menuju toko Pak Harta untuk memesan kembali barang-barang yang dibutuhkannya.

Reyhan baru saja dipindahkan ke kantor cabang dari perusahaan Metalic Company. Perusahaan yang berkecimpung dalam pengelolaan hasil bumi yang akan di eksport ke luar negeri.

Kerja kerasnya selama ini menjadi karyawan membuahkan hasil, sehingga Direksi memintanya untuk mengurus kantor cabang di daerah Pasaman Barat.

Di hari pertamanya berada di kabupaten ini, banyak barang-barang yang dibutuhkannya untuk mengisi rumah yang telah disediakan perusahaan untuknya.

Rumah itu benar-benar kosong, di sana belum ada perkakas apa pun, sehingga dia terpaksa membeli perabot rumah yang dibutuhkannya agar dia dapat tinggal di rumah itu dengan nyaman.

Reyhan memilih barang-barang yang dibutuhkannya setelah itu dia pun membayar semuanya pada pak Harta.

“Berapa totalnya, Pak?” tanya Reyhan pada Pak Harta yang duduk di meja kasir.

Anak Pak Harta menyodorkan faktur belanjaan milik Reyhan. Pria paruh baya yang berusia sekitar 60 tahunan itu pun mulai menghitung semua belanjaan Reyhan.

“Totalnya Lima belas juta enam ratus lima puluh ribu rupiah,” jawab Pak Harta sambil menuliskan deret angka di faktur tersebut.

“Baiklah, Pak. Saya bisa bayar melalui transfer bank?” tanya Reyhan karena dia tidak memiliki uang tunai sebanyak itu.

“Boleh, ini,” jawab Pak Harta sambil menunjukkan nomor rekening yang tertera di atas meja kasir.

Memang beberapa pelanggan ada yang suka membayar belanjaannya dengan via transfer, jadi Pak Harta mencatatkan nomor rekeningnya di atas meja kasir.

Reyhan pun langsung mengotak-atik ponselnya, dia mengirimkan sejumlah uang melalu mobil banking di ponselnya.

“Sudah ya, Pak,” ujar Reyhan sambil memperlihatkan bukti transaksi berhasil dari ponselnya.

“Oh iya, terima kasih,” ujar Pak Harta sambil melihat sms banking dari ponselnya yang baru saja berbunyi notifikasi pesan masuk.

“Adek ini dari mana?” tanya Pak Harta pada Reyhan penasaran dengan pemuda tampan yang belum pernah dilihatnya di daerah itu.

“Mhm, saya dari Padang, Pak,” jawab Reyhan.

“Baru pindah ke sini?” tanya Pak Harta penasaran.

“Iya, Pak. Saya bekerja di Metalic Company,” jawab Reyhan jujur.

“Oh, karyawan Metalic Company,” ujar Pak Harta sambil mengangguk.

Penduduk daerah tersebut sangat mengenal perusahaan terbesar yang ada di kabupaten Pasaman Barat, Pak Harta tak heran lagi dengan total belanjaan Reyhan tadi.

“Oh, iya. Kenal dengan Fitri dari mana?” tanya Pak Harta penasaran dengan hubungan Reyhan yang terlihat akrab dengan Fitri tadi siang.

“Mhm, kami berasal dari daerah yang sama di kota Padang, Pak,” jawab Reyhan dengan jujur.

“Oh, begitu. Syukurlah kamu bekerja di sini, mana tahu nanti kamu bisa bantu Fitri di sini,” ujar Pak Harta merasa kasihan pada pelanggan setianya yang berjuang hidup di negeri orang.

Reyhan mengernyitkan dahinya.

“Maksud bapak?” tanya Reyhan mulai penasaran.

“Mhm, saya cuma kasihan pada wanita itu. Dia hidup di sini bersama suaminya, tapi seolah-olah dia yang menghidupi keluarganya,” ujar Pak Harta yang selalu memperhatikan kehidupan Fitri karena ibu satu anak itu sering berbelanja di tokonya.

Pak Harta juga sengaja memberikan harga yang murah pada Fitri agar dia bisa menghidupi putrinya.

“Saya perhatikan raut wajahnya selalu sendu seperti banyak beban hidup yang tengah dihadapinya,” ujar Pak Harta lagi memberikan informasi tentang kehidupan Fitri di desa.

Secara tidak langsung tanpa mencari tahu, Reyhan sudah mendapatkan informasi tentang Fitri.

“Terima kasih atas informasinya, Pak. Saya memang kenal baik dengannya, semoga saya bisa membantu dia nantinya,” ujar Reyhan pada Pak Harta.

Setelah itu, Reyhan pun pamit pada pria paruh baya itu, dan mereka sepakat bahwa barang-barang Reyhan akan diantar oleh putra pak Harta sore itu juga.

Reyhan masuk ke dalam mobilnya.

“Fitri, seandainya kamu menikah denganku. Aku takkan pernah membiarkanmu menderita,” lirih Reyhan menyesali perpisahannya dengan Fitri beberapa tahun silam.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Yulay Yuli

Yulay Yuli

ibunya Fitri egois sih, cuma gara² pendidikan aja menetang hubungan Futri sama Rayhan. engga taunya yg berpendidikan malah ahlaknya 0. belum dicari tau istri selingkuh atau engga malah mau menang sendiri. udh pny bpk mertua bobrok. emosi saya. kl saya ada diposisi fitri y jgn disalahin kl belok ama mantan . ya balik lagi kalau bukan jodoh mau dibilang apa /Cry/

2024-09-01

0

☘️BILAA☘️

☘️BILAA☘️

semoga nanti kamu masih bisa bersatu lagi sama fitri, Reyhan

2022-09-13

1

Az-Zahra

Az-Zahra

Raihan udah sukses tuh...

2022-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!