Fitri terpana melihat sosok Reyhan yang kini sedang berada di toko langganannya, dia tidak tahu entah apa yang dilakukan mantan kekasihnya itu di toko tersebut.
Ibu satu anak itu pun langsung menutup wajahnya, dia memilih tempat yang agak tersembunyi agar dia tak berjumpa dengan sang mantan.
"Fitri, mau cari apa?" tanya si pemilik toko berhasil mengagetkan Fitri yang tengah bersembunyi.
"Mhm, i-itu, Pak. Sa-saya ma-mau pesan lemari," jawab Fitri gugup sambil melirik pada pria tampan yang kini penampilannya jauh lebih rapi dari pada saat pria itu menjadi kekasihnya.
Pria tampan itu kini terlihat sedang memilih beberapa perabot yang ada di toko langganan Fitri, salah satu anak pemilik toko yang kini sedang melayaninya.
"Oh, mau pesan lemari? Mau yang mana?" tanya Pak Harta, si pemilik toko.
"Seperti yang biasa, Pak. Kali ini untuk anak cowok udah tingkat SMP," jawab Fitri.
"Oh, ini ada model baru. Coba kamu lihat dulu," ujar Pak Harta sambil mengajak Fitri ke lorong bagian beberapa lemari yang dipajang.
Fitri menggandeng Rasya dan melangkah mengikuti langkah Pak Harta. Sesekali Fitri melirik ke arah pria tampan yang kini sedang memilih meja, Fitri bergegas melangkah agar Reyhan tidak melihatnya.
Ibu satu anak itu takut bertemu dengan sang mantan, karena dia tak ingin hubungan rumah tangganya dengan Dimas semakin berantakan.
"Ini ada dua motif cowok dan modelnya beda dari yang sebelumnya." Pak Harta menunjukkan koleksi lemari terbaru yang ada di tokonya.
"Mhm, yang mana, ya?" gumam Fitri ragu memilih 2 lemari yang ada di hadapannya.
Lemari bermotifkan pemandangan dan karakter anak-anak kini berdiri di hadapannya.
"Aku pilih yang ini saja, Pak. Lagian anaknya sudah besar, dia pasti tidak suka karakter anak-anak ini," ujar Fitri sambil menunjuk lemari yang bermotif pemandangan.
"Bunda, aku mau lemari ini," rengek Rasya sambil menunjuk lemari yang bermotif Frozen, karakter putri zaman kini.
Fitri tersenyum, dia berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan gadis kecilnya.
"Sayang, bunda akan belikan apa saja yang kamu mau, tapi tunggu bunda punya uang banyak ya, Nak." Ibu satu anak itu mengusap lembut pipi gadis kecilnya.
Dia berusaha membujuk Rasya agar tidak rewel di toko itu.
"Ya udah, nanti kami antarkan ke desamu, kami akan konfirmasikan saat barang dalam perjalanan," ujar Pak Harta.
"Terima kasih, Pak," ucap Fitri.
"Sama-sama," ucap Pak Harta.
"Fitri," ujar Reyhan saat dia melihat sosok wanita yang pernah menjadi kekasihnya.
Fitri kaget saat mendengar suara pria yang sejak tadi dihindarinya kini memanggil namanya.
Perlahan Fitri menoleh ke arah pria tampan yang penampilannya jauh berbeda dari 5 tahun yang lalu.
"Mhm, Rey....Han," lirih Fitri sambil memaksa tersenyum tipis.
"Kamu di sini?" tanya Reyhan heran melihat keberadaan Fitri berada di desa tempat dia kini ditugaskan.
Sejak berpisah dengan Fitri, Reyhan mengikuti program studi paket untuk mendapatkan ijazah SMP dan SMA, setelah itu dia melamar pekerjaan di sebuah perusahan.
Tak butuh proses yang panjang, Reyhan diterima dengan mudah karena pemimpin perusahaan sempat melihat kebiasaan Reyhan yang selalu membantu seorang wanita tua yang berjualan tidak jauh dari perusahaan miliknya.
"I-iya," lirih Fitri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Reyhan penasaran.
Reyhan tidak menyangka akan bertemu dengan mantan kekasihnya di tempat tugasnya yang baru.
"A-aku ma-mau beli lemari," jawab Fitri dengan jujur.
"Apakah kamu tinggal di sini?" tanya Reyhan.
Fitri mengangguk pelan.
"Maaf, aku duluan," ujar Fitri.
Setelah itu Fitri keluar dari toko, dia membawa Rasya naik ke atas sepeda motor miliknya dan langsung melajukan sepeda motornya miliknya.
Reyhan penasaran dengan keberadaan Fitri.
"Pak, nanti saya kembali lagi," ujar Reyhan.
Pria tampan itu pun masuk ke dalam mobilnya. Perlahan dia mengikuti sepeda motor yang dikendarai oleh sang mantan kekasih.
Fitri menghentikan sepeda motornya tepat di depan rumah kontrakannya. Dia masuk ke dalam rumah tanpa disadarinya sepasang mata terus memperhatikan gerak gerik Fitri.
Setelah ibu satu anak itu masuk ke dalam rumah, dia langsung mengganti pakaiannya.
Fitri teringat dengan pakaian yang kemarin belum kering, dia keluar dari rumah lalu menjemur pakaian itu.
Reyhan melihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh mantan kekasihnya, hatinya hancur saat melihat wanita yangs selama ini dicintainya hidup dengan penuh kesulitan.
Rasa sakit kini menyelinap dihatinya, ingin rasanya dia membantu wanita yang masih setia memenuhi relung hatinya itu, tapi dia sadar diri bahwa Fitri sudah menjadi istri orang.
Reyhan kembali melajukan mobilnya meninggalkan rumah kontrakan Fitri.
Saat Fitri hendak masuk ke dalam rumah, dia melihat mobil Reyhan seketika jantungnya berdegup kencang.
Dia terpana menatap mobil itu semakin jauh dan menghilang dari pandangannya.
"Maafkan aku, Rey. Aku tidak bisa berlama-lama berbicara denganmu," gumam Fitri di dalam hati.
"Ya Allah maafkan diri ini yang masih ada rasa pada pria yang jelas-jelas bukan suami hamba," lirih Fitri merasa berdosa.
Sejak bertemu dengan Reyhan tadi di toko Pak Harta, pikiran Fitri kembali mengenang masa-masa indah yang pernah mereka lewati bersama.
"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah." Fitri terus beristighfar untuk kembali menstabilkan hatinya.
Reyhan berhenti di sebuah warung yang tidak jauh dari rumah Fitri.
Dia sengaja minum kopi, berharap dia mendapatkan informasi tentang Fitri di warung itu.
"Mau pesan apa, Bang?" tanya si pemilik warung.
"Kopi, Bang," jawab Reyhan.
"Tunggu sebentar, ya," ujar si pemilik warung.
Dia pun membuatkan secangkir kopi untuk Reyhan.
"Orang baru ya, Bang?" tanya salah satu pengunjung warung saat Reyhan tengah menunggu pesanannya.
"Oh, saya tadi lewat, kebetulan saya mengantuk, jadi saya mampir sebentar sekadar menghilangkan rasa kantuk," jawab Reyhan mencari alasan agar keberadaanya di desa itu tak dicurigai para penduduk desa.
"Oh, pantesan kami belum pernah melihat Abang," ujar Yanto sahabat Dimas yang juga sedang berada di warung itu.
"Iya, Bang," lirih Reyhan sambil tersenyum dengan ramah.
"Ini, Bang," ujar pemilik warung sambil meletakkan secangkir kopi di depan Reyhan.
"Terima kasih," ujar Reyhan.
"Eh, Yan. Aku dengar-dengar si Fitri selingkuh, makanya malam itu si Dimas tidur di depan warung Susi." Udin yang hobi bergosip mulai membuka topik pembicaraan di warung tersebut.
"Ah, tahu dari mana kau, Din?" tanya Yanto heran.
Dengan mudah Udin mendapatkan topik pembicaraan yang sedang hot di desa mereka.
"Tahulah, ini sudah menjadi rahasia umum di kampung ini," jawab Udin dengan semangat menggebu.
"Oh, tapi alangkah baiknya kita tidak perlu mengumbarnya di sini," nasehat Yanto tidak suka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
☘️BILAA☘️
fitnah itu,, minta di sumpal mulut orang orang yang suka bergosip 😈😈😈
2022-09-13
1
Az-Zahra
Ayo Fit semangat kamu pasti bisa menjalani hidup tanpa Dimas
2022-09-10
1
Emak Femes
aigoooo
tutup mata tutup hati bu fitri 🙈🙈🙈
2022-09-05
3