Terperangkap Cinta Masa Lalu
Di penghujung senja, Fitri menatap dalam pada selembar foto yang selalu ada di dalam buku diary miliknya.
Foto dirinya dengan seorang pria yang sangat dicintai dan disayangi.
Perbedaan tingkat pendidikan membuat takdir memisahkan mereka.
"Maafkan aku, kisah ini harus ku kubur sedalam mungkin. Selamanya kita tak akan bisa bersatu." Fitri merobek lembaran foto yang ada di tangannya.
Gadis itu mulai melangkah menuju pantai yang menghempaskan ombak besar karena angin yang semakin kencang di petang itu.
Fitri membuang kenangan satu-satunya dengan sang mantan kekasih ke air laut.
Perlahan air laut membawa robekan itu ke tengah lautan.
Fitri melangkah meninggalkan pantai itu.
Pantai Padang dengan matahari yang mulai tenggelam menjadi saksi luka hati yang dipendam Fitri.
Satu minggu lagi, Fitri akan menikah dengan anak dari teman kedua orang tuanya yang merupakan senior Fitri di kampus.
Pria yang berstatus Sarjana itu menjadi pilihan kedua orang tua Fitri untuk menjadi pendamping hidupnya.
Fitri pun pasrah menerima keputusan kedua orang tuanya karena saat ini dia tidak bisa membanggakan sosok sang mantan kekasih yang tidak tamat SMP dan kini bekerja serabutan di desanya.
"Fit," lirih seorang pria menghampiri Fitri yang masih melamun di sebuah batu besar di Pantai Padang.
Fitri mendongakkan kepalanya melihat pria satu-satunya yang mengisi relung hatinya.
"Bang Rayhan," lirih Fitri sambil mengusap air matanya yang sempat jatuh membasahi pipinya.
Fitri berdiri berhadapan dengan pria yang terpaksa menjadi mantan kekasihnya karena perjodohan yang harus dijalaninya.
"Aku tahu, semua ini bukanlah kehendak kita. Aku tak sanggup memperjuangkan dirimu, karena aku bukanlah siapa-siapa. Tak ada yang bisa kubanggakan untuk dapat memilikimu," ujar Rayhan dengan nada penuh penyesalan.
Fitri tak sanggup mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Rayhan.
Gadis itu langsung memeluk tubuh kekar pria yang sangat dicintainya.
Rayhan kaget dengan apa yang dilakukan oleh Fitri, selama mereka berpacaran Fitri selalu menolak saat Rayhan ingin menyentuhnya.
Kini Fitri memeluk dirinya tanpa memperdulikan apa yang akan dikatakan orang-orang yang melihat mereka.
"Fit," lirih Rayhan setelah membiarkan Fitri melepaskan beban di hatinya.
Rayhan merapikan jilbab Fitri yang terlihat sangat berantakan.
Dia juga mengusap pipi Fitri yang basah akibat air matanya.
"Sudahlah, kamu tidak perlu lagi menangis. Aku akan pergi jauh, berbahagialah bersama pria yang sudah ditakdirkan Tuhan untukmu. Ikhlaskan semua yang terjadi," pesan Rayhan.
Fitri menghela napas panjang.
"Aku harap kamu mendapatkan pasangan yang lebih baik dariku dan bahagia bersamanya," lirih Fitri.
Rayhan mengangguk dan tersenyum. Rayhan tak dapat menahan diri, dia pun mengecup puncak kepala Fitri.
Bugh.
Tiba-tiba seseorang datang memukul Rayhan hingga membuat pria itu tersungkur.
"Bang Dimas!" pekik Fitri kaget saat melihat calon suaminya berada di sana.
"Berani-beraninya kamu menyentuh calon istriku!" bentak Dimas penuh emosi.
Fitri tak bisa berkutik, saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali diam di tempatnya.
Rayhan mencoba bangkit dan kembali berdiri di hadapan Fitri dan Dimas.
"Semoga kamu bahagia, Fitri," lirih Rayhan.
Rayhan pun membalikkan tubuhnya lalu meninggalkan Fitri tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.
Hati Fitri hancur dan terluka, begitu juga dengan Rayhan. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya pasrah dengan takdir cinta mereka.
****
7 tahun kemudian.
"Bang Rayhan," lirih Fitri.
Dia terbangun dari tidurnya, entah mengapa tiba-tiba pria yang sempat ada di dalam hatinya itu kembali hadir dalam bunga tidurnya setelah 7 tahun tidak bertemu.
Fitri melirik ke arah sampingnya. Dia melihat sang suami masih nyenyak tidur sambil memeluk buah hati mereka yang tengah berumur 5 tahun.
"Syukurlah Bang Dimas belum bangun, itu artinya dia tidak mendengar saat aku menyebut nama Bang Rayhan," gumam Fitri di dalam hati.
Fitri bangun dan turun dari tempat tidur, saat baru saja dia melangkah menuju kamar mandi terdengar ponsel miliknya berdering.
Fitri menghentikan langkahnya, dia meraih ponsel miliknya. Terlihat jelas di layar ponselnya terdapat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya.
Ibu satu anak itu langsung mengangkat panggilan tak di kenal itu.
"Halo," ujar Fitri dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Halo, Dek!" jawab seorang pria dari seberang sana.
Fitri mengernyitkan dahinya bingung. Dia mencoba menerka-nerka siapa pria yang kini tengah menghubungi dirinya.
"Maaf ini siapa?" tanya Fitri pelan.
Fitri mencoba membawa ponselnya ke dapur agar sang suami tidak mendengarkan percakapannya dengan pria asing itu.
"Ini Aku, Dek," ujar pria itu lagi.
"Siapa?" tanya Fitri lagi semakin bingung.
"Masa iya kamu lupa sama aku, Dek. Ini aku lho," ujar sang pria sok akrab dengan Fitri.
Pikiran Fitri di pagi ini yang tertuju pada Rayhan membuat dirinya menebak bahwa pria yang tengah menghubunginya adalah Rayhan.
"Ini kamu, Bang Ray?" tanya Fitri pelan-pelan agar tidak terdengar oleh suami yang masih tidur di kamar.
"Iya, Dek. Ini aku," lirih sang pria.
"Tapi kenapa suaranya beda?" tanya Fitri penasaran.
Dia berusaha mengingat-ingat suara pria yang dulu dicintainya.
Setelah itu, Fitri yakin bahwa yang tengah menghubunginya adalah Rayhan
"Ada apa, Bang? Tumben kamu tiba-tiba menghubungiku?" tanya Fitri heran.
"Begini, Dek. Aku mau minta tolong sama kamu," ujar pria itu.
"Tolong apa?" tanya Fitri bingung.
"Mhm, begini, Dek. Aku ada kerjaan, kerja sama dengan perusahaan yang menjual barang-barang elektronik dengan harga yang murah," ujar si Pria dengan sangat meyakinkan.
"Trus?" Fitri semakin tidak sabar ingin mengetahui tujuan si pria menghubunginya.
"Nah, aku punya pelanggan orang Cina. Dia biasa membeli barang-barang elektronik dengan harga satu juta lima ratus. Jadi ternyata orang gudang sudah menaikan harga barang jadinya aku enggak mungkin menjual dengan harga seperti biasanya. Di sini aku mau minta tolong sama kamu menyamar sebagai orang gudang dan tolong kamu bilang, harganya dua juta lima ratus. Nanti keuntungan yang kita dapat, kita bagi dua ya, Dek. Seandainya laku sepuluh unit, berarti untuk sama kita 5 juta, Dek," si Pria menuntun Fitri untuk melakukan apa yang di mintanya.
"Oh gitu, ya udah, nanti aku bantu ya, Bang. Udah masuk waktu subuh, aku mau shalat subuh dulu," ujar Fitri menghentikan pembicaraan di pagi hari itu.
Fitri merasa senang dengan telpon yang masuk itu, karena dia bisa mendapatkan uang dengan mudah.
"Ya Allah, apakah ini jalan yang Kau berikan untuk kami dalam menjalani kesusahan hidup ini?" gumam Fitri di dalam hati.
Pikiran Fitri terus membayangkan keuntungan besar yang akan dia dapatkan dengan membantu pria yang mengaku dirinya adalah Rayhan itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Alriani Hespiapi
saya mampir thor
2022-10-05
0
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Hedehhh hati hati fit.. Jgn terlalu percaya.... dan harus y kau ngk mengigat masa lalu...
2022-10-03
1
R. Yani aja
agak mencurigakan, si penelepon ini... 🤔
2022-10-03
0