Berpisah?

"Arghhh! Dadaku sakit!" Tuan Kim memekik kesakitan sembari memegangi dadanya yang terasa berdenyut nyeri. Ia sangat terkejut dengan kenyataan yang baru saja ia dengar. Putri kesayangannya sudah menikah dengan pria yang tidak dikenal dan parahnya lagi pria itu hanyalah seorang supir?!

Nyonya Kim dan Aluna lansung menghampiri Tuan Kim dengan wajah yang sangat panik. Sedangkan Arjuna masih duduk dengan tenang.

"Daddy tidak apa-apa?!" Aluna mengusap-usap dada Dadd-nya dengan lembut.

"Jantung Daddy terasa sakit! Dan kamu adalah penyebabnya! Kamu ingin membuat Daddy mati konyol?!" kesal Tuan Kim sembari menegakkan punggungnya lagi, karena sebelumnya ia menyenderkan punggungnya di sandaran sofa sembari memegangi dadanya yang terasa sakit.

"Daddy jangan berkata seperti itu." Aluna berkata dengan sangat sedih.

"Sudah jangan berdebat! Jadi kalian sudah menikah?!" Nyonya Kim menghentikan perdebatan itu seraya menatap putrinya dan juga Arjuna bergantian.

"Iya kami sudah menikah," jawab Aluna seraya merogoh tasnya, mengambil buku nikah dari dalam sana dan memperlihatkannya kepada kedua orang tuanya.

"Oh My God! Apakah kamu sudah gila! Daddy mereka benar-benar sudah menikah!" Nyonya Kim ingin pingsan saat itu juga. Putri tunggalnya sudah menikah dengan seorang sopir. Membayangkan putrinya akan hidup susah membuat Nyonya Kim hampir mati berdiri.

"Astaga!" Tuan Kim kembali memegang dadanya yang terasa sangat sakit, sembari menatap dua buku nikah yang ada di atas meja yang ada di depannya.

"Ini tidak bisa di biarkan! Kalian harus berpisah!" Nyonya Kim berkata dengan tegas. "Dengarkan Mommy, Mommy tidak ingin kamu hidup susah dengan dia yang hanya seorang sopir!" tegas Nyonya Kim lagi kepada putrinya lalu beralih menatap Arjuna dan beralih menunjuk wajah Arjuna dengan perasaan kesal.

"Setelah aku berpisah dengan Arjuna, maka aku akan menjadi janda di usia 20 tahun, aku tidak tahu Mom!" jawab Aluna dengan tegas, sembari menggelangkan kepalanya, sedangkan Arjuna merasa bersyukur dan senang karena kedua orang tua Aluna menginginkan perpisahan.

"Hei! Kamu ini nanti akan jadi janda yang terhormat, setelah kamu berpisah dengannya maka kamu harus menikah dengan tunanganmu itu!" tegas Nyonya Kim menggebu-nggebu.

"Mommy selalu egois, dari pada menikah dengan pria berengsek itu lebih baik aku menikah dengan Arjuna!" jawab Aluna tidak kalah tegas.

"Arjuna kenapa kamu diam saja?!" protea Aluna kepada suami dadakannya yang sejak tadi hanya diam sembari menyaksikan perdebatan tersebut.

"Lalu aku harus berkata apa?" jawab Arjuna masa bodo membuat Aluna kesal bukan kepalang.

"Bilang kepada kedua orang tuaku kalau kamu sangat mencintaiku dan tidak ingin berpisah denganku," bisik Aluna di dekat telinga Arjuna.

"Dih ogah! Kenapa tidak kamu saja yang berkata seperti itu?!" protes Arjuna kepada Aluna.

"Ck! Aku 'kan wanita mana mungkin mengatakan hal seperti itu lebih dulu," jawab Aluna sembari mencebikkan bibirnya kesal.

"Dan aku juga adalah seorang pria, dan gengsi sekali mengatakan hal menggelikan seperti itu!" balas Arjuna tidak mau kalah.

"Kalian sebenarnya ini sedang membicarakan apa?!" Tuan Kim merasa pusing dengan tingkah pasangan suami istri dadakan itu.

"Keputusan sudah bulat, kalian akan berpis—"

"Tidak! Aku tidak mau!" potong Aluna dengan cepat, sembari memeluk lengan Arjuna dengan erat. "Lebih baik aku pergi saja dari rumah ini dari pada harus berpisah dengan Arjuna dan menikah lagi dengan pria berengsek itu!" ucap Aluna sembari memanyunkan bibirnya kesal.