Hanya Wanita Pengganti

Hanya Wanita Pengganti

Pertemuan yang konyol

Anyelir baru saja keluar dari sebuah mall tempat dia bekerja sebagai SPG. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam karena memang kebetulan, wanita cantik itu kebagian sift sore ke malam.

"Akhirnya bisa pulang dan istirahat! kasurku, I am coming, aku merindukanmu!" dengan tersenyum lebar, gadis itu mengayunkan kakinya melangkah, ke trotoar tempat dia biasa menunggu angkutan.

"Seandainya bukan tanggal tua, dan uangku hanya cukup untuk ongkos angkot saja, aku ingin sekali naik ojek, biar cepat," batin Anyelir, sembari tetap melanjutkan langkahnya. Bahkan sesekali gadis itu, melompati ubin-ubin secara jig-jag.

Tiba-tiba mata gadis itu menangkap sebuah pemandangan yang membuat matanya sakit. Di mana dia melihat mantan kekasihnya sedang berjalan mesra bersama seorang wanita yang merupakan mantan sahabatnya juga.

"Haish, sial sekali hidupku, bertemu mereka. Aku harus menghindar sebelum mereka melihatku," batin Anyelir lagi sembari memutar badan dan berlari. Namun naas, ternyata Dewi Fortuna, lagi tidak berpihak padanya. Kedua orang yang ingin dia hindari ternyata melihatnya dan memanggil namanya.

"Anyelir!" panggil wanita yang bernama Nania, nama yang sudah masuk daftar hitam bagi Anyelir.

"Haish pakai manggil segala lagi! Jangan menoleh Anyelir! pura-pura tidak dengar saja!" Anyelir tetap melanjutkan langkahnya. Namun sepertinya Nania dan Bayu mantan kekasih Anyelir, tidak putus asa. Mereka berdua tetap masuk ke dalam mobil Bayu dan memutuskan untuk mengejar Anyelir.

"Kalau begini, bagaimana caranya aku menghindar dari dua penghianat itu? aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan mereka!" Anyelir mempercepat langkahnya.

Di depannya terlihat sosok pria yang baru saja keluar dari sebuah supermarket. Tanpa berpikir panjang Anyelir menghambur menghampiri pria itu dan langsung memeluk pria itu sembari menyembunyikan wajahnya di dada sang pria.

"Wangi sekali pria ini? dia mandi pakai parfum atau apa sih?" masih sempat-sempatnya Anyelir membatin.

"Hei, siapa kamu? jangan asal peluk-peluk saja!" pria itu terlihat tidak nyaman dan berusaha melepaskan pelukan Anyelir

"Tuan tolong saya kali ini! aku janji kalau aku gajian, aku akan bayar upahmu, tapi jangan banyak-banyak ya, gajiku pas-pasan soalnya,"pinta. Anyelir sembari mengintip Nania dan Bayu yang terlihat turun dari mobil.

"Aku tidak butuh uangmu! sekarang lepaskan pelukanmu!" pria itu masih berusaha melepaskan tangan Anyelir dari pinggangnya.

"Sttt, mereka datang,Tuan! bisa diam nggak sih? sok nggak butuh uang aja," Anyelir semakin mempererat pelukannya, membuat pria yang tidak dia tahu siapa namanya itu, merasa sesak.

"Hai Anyelir, ternyata kamu sudah punya pacar juga ya! tapi sepertinya masih kalah jauh dari Bayu! kamu menghindari kami, bukan karena kamu masih sakit hati dan belum terima dengan hubungan kami kan?" tegur Nania dengan tersenyum palsu, bahkan lebih mirip ke arah senyum yang mengejek.

Anyelir akhirnya memutuskan untuk melepaskan pelukannya dan memperlihatkan wajahnya yang sebelumnya dia sembunyikan di dada pria yang tidak dikenalnya itu, ke arah Nania dan Bayu.

Sosok pria yang dipeluk oleh Anyelir sontak bernapas lega,dan melihat ke arah Anyelir. Mata pria itu sontak membesar begitu melihat wajah Anyelir. Entah apa yang membuat pria itu,bisa kaget melihat wajah wanita yang memeluknya tadi.

"Menurut kalian berdua? aku tidak mungkin kan terpuruk karena penghianat seperti kalian? itu jauh dari sifat seorang Anyelir. Kamu juga pasti sudah tahu, siapa aku? aku itu wanita kuat, yang bisa bertahan hidup tanpa ketergantungan pada pria, seperti seseorang yang tega melakukan hal licik, menusuk sahabatnya sendiri, supaya bisa hidup enak," ucap Anyelir sembari tersenyum.

Wajah Nania sontak berubah karena dia tahu kalau Anyelir sedang menyindirnya. Namun, lagi-lagi wanita itu kembali tersenyum seakan-akan tidak peduli dengan sindiran Anyelir.

"Wah, pacar kamu ini sepertinya boleh juga ya, tampan dan berkharisma. Tapi, aku gak tahu, kalau dia sekaya Bayu atau tidak," ucap Nania sembari melihat sosok pria di samping Anyelir dari atas sampai ke bawah.

"Tapi, kalau dilihat-lihat dari penampilannya, sepertinya dia sama seperti kamu. Sama-sama dari kaum yang ... Ck,kamu tahu lah maksudku apa? nggak enak kalau disebut," Nania, kembali menghina di balik ucapan lembutnya.

Anyelir terlihat menggeram, tapi dia berusaha untuk menahan emosinya.

"Oh ya,kami nggak mau berlama-lama. Aku cuma mau mengundang kamu, untuk datang ke acara pembukaan cabang perusahaan Bayu, sekaligus acara pertunangan kami. Kamu mau datang kan? kalau kamu tidak datang, itu berarti kamu belum bisa melupakan Bayu. Kamu datang ya,Nye!" Nania menggandeng tangan Bayu. Sementara itu, Bayu menatap sosok pria yang berada di samping Anyelir dengan tatapan merendahkan.

"Ayo,Sayang kita pulang! aku sudah capek!" ucap Nania dengan nada manja.

Bayu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pasangan kekasih itu kemudian berbalik dan melangkah menuju mobil.

"Ayo sayang kita pulang aku capek!" Anyelir meniru ucapan Nania dengan mulut yang dimiring-miringkan,dan sedikit mengangkat hidungnya ke atas. Tingkah Anyelir, sontak membuat pria di sampingnya itu, berusaha menahan tawa. Pria itu pun diam-diam mengambil photo Anyelir.

Belum sampai ke mobil Bayu, Nania kembali berbalik dan menatap Anyelir.

"Anye, kamu jangan lupa bawa pacar kamu ini ya! kan kasihan nanti kalau kamu hanya datang sendiri. Bisa-bisa kamu nanti jadi bahan tertawaan. Oh ya, jangan lupa pakai gaun yang cantik, jangan berpenampilan seperti ini. Kalau kamu tidak punya gaun, datang ke rumahku, aku masih punya banyak gaun pemberian Bayu, yang sangat jarang aku pakai," lagi-lagi Nania menghina Anyelir di balik nada ucapannya yang sok lembut.

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Nania masuk mobil dan tidak menunggu lama, mobil itupun melaju meninggalkan Anyelir dan pria yang belum dikenal itu.

"Ihh, pergi kalian jauh-jauh! ke neraka sekalian!" umpat. Anyelir sembari melayangkan tinjunya ke udara. "Eh, tidak-tidak! aku tidak boleh menyumpahin orang, jangan catat sumpahku ya Tuhan! tolong dihapus! Tuhan punya penghapus atau Tipe-X kan?" ucap. Anyelir, absurd, lupa tentang keberadaan sosok pria di sampingnya yang dari tadi berusaha menahan tawa.

"Benar-benar aneh!" gumam pria itu sembari kembali melangkah.

Anyelir seketika menyadari sosok pria itu dan langsung mengejarnya.

"Tuan,Tuan, tunggu!" teriak Anyelir.

Pria yang mendengar teriakan Anyelir sontak berhenti hingga membuat kepala wanita itu membentur dadanya.

"Ini dada apa batu sih? keras amat!" Anyelir tanpa sadar menekan-nekan dada pria itu.

"Ehem, ehem!" pria itu berdeham, membuat Anyelir menarik tangannya seketika.

"Ma-maaf,Tuan!" ucap Anyelir, kikuk.

"Kenapa kamu membuntutiku?" tanya pria itu, dengan nada dingin.

"Begini Tuan,aku mau kasih kamu rejeki. Bagaimana kalau hari Sabtu ini Tuan berpura-pura jadi pacarku? nanti akan aku kasih upahnya setelah gajian.bagaimana?". dengan penuh percaya diri Anyelir memberikan penawaran.

"Berapa yang mau kamu kasih?" tanya pria itu, sembari mencondongkan tubuhnya.

"Emmm, satu juta bagaimana? eh nggak deh, 500 ribu aja. Kan sudah banyak tuh?" ucap Anyelir dengan bangganya. "Kalau satu juta,mau pakai apa aku berangkat kerja nanti?" batin Anyelir, sesudahnya.

"500 ribu kamu bilang banyak? bahkan satu juta aja belum bisa dikatakan banyak," pria itu berdecak menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Itu sudah banyak bagiku. Gajiku hanya tiga juta. Dua juta aku kasih ke mama untuk biaya hidup kami sebulan. Satu juta itu untuk biaya transportasiku kerja. Kamu jangan bilang itu sedikit!" Anyelir mengerucutkan bibirnya.

Pria itu terlihat menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Tiga juta sebulan? bagaimana bisa dia hidup dengan uang segitu?" gumam pria itu yang tentu saja masih bisa didengar oleh Anyelir.

"Hei,Tuan. Tentu saja uang segitu banyak. Sekarang jangan bahas uangnya! sekarang aku mau tanya,Tuan mau kan membantuku,. jadi kekasih pura-pura di depan mereka? please,kali ini aja!" Anyelir menangkup kedua tangannya di depan dada.

"Tidak mau!" singkat padat dan jelas.

"Kenapa?" Anyelir mengrenyitkan keningnya.

"Karena aku tidak mau berbohong. Bohong itu sama saja dengan dosa,"

"Bagaimana kalau aku saja yang menanggung dosamu? kamu mau kan membantuku?". Anyelir sama sekali tidak putus asa.

"Hei,kamu kirain dosa itu sama seperti utang? kamu yang berutang tapi aku yang menanggung. Itu dua hal yang berbeda," pria itu masih berusaha untuk menolak.

"Ya elah, Tuan santai aja. Paling dosanya sedikit. Banyakan pahalanya, karena Tuan berbohong karena menolong wanita teraniaya sepertiku," ucap Anyelir yang benar-benar pantang menyerah.

"Aku tetap tidak mau!" tegas pria itu lagi.

"Haish, anda benar-benar tidak memiliki rasa empati. Kalau Tuan mau,yang lima ratus ribu tadi aku tambahin lima ratus lagi dah ditambah dengan aku yang menanggung dosamu, bagaimana?" Anyelir memberikan penawaran lagi.

"Sekali tidak ya tidak!" tolak pria itu, membuat Anyelir menghela napas berat.

"Oh ya,siapa nama kamu tadi?" tanya pria itu lagi.

Anyelir sontak berbinar kembali, mengira kalau pria itu, berubah pikiran.

"Aku Anyelir! kamu bisa panggil aku, Anye atau terserah kamu mau panggil apa?" ucap Anyelir, bangga menyebut namanya yang menurutnya sangat bagus.

"Kalau begitu, aku panggil kamu, Nye ditambah t di belakang jadi nyet, atau Anyir biar lebih singkat, boleh?" tanya pria itu berusaha menahan tawa.

"Enak saja! nama sebagus itu mau kamu ganti Anyir. Bunga Anyelir itu wangi, kalau Anyir kan bau yang gak enak," protes Anyelir dengan kesal.

"Nah itu dia masalahnya? nama kamu memang wangi tapi sayangnya badanmu bau, kami belum mandi ya?"

Anyelir sontak mengangkat keteknya dan mencium aroma yang keluar dari sang ketek. Wanita itu seketika nyengir ke arah pria yang belum dia tahu namanya siapa.

"Hehehe, tadi sebelum kerja aku tidak mandi Tuan. Karena aku kebablasan tidur siangnya. Karena takut telat aku pergi kerja tanpa mandi deh jadinya. Parfumku juga hanya parfum murah,yang sekali disemprot wangi semerbak, tapi begitu ditiup angin langsung hilang begitu saja," tutur Anyelir dengan wajah memerah.

"Oh, pantas! ya udah aku mau pergi dulu!" pria itu hendak melangkah kembali.

"Hei,jadi tadi tujuan kamu nanya namaku apa? bukannya kamu mau bilang kalau kamu setuju dengan permintaanku?" pekik Anyelir.

"Siapa bilang aku mau setuju?" ucap pria itu sembari lari menyebrang jalan yang kebetulan sepi.

"Dasar,pria sombong! udah menghina namaku, dan bilang aku bau, seenaknya kamu pergi!" teriak Anyelir sembari menghentak-hentakkan kakinya.

Kekesalan Anyelir tertunda sebentar begitu sebuah angkot jurusan ke rumahnya menghampirinya.

Dari arah yang tidak terlalu jauh, sosok pria itu memperhatikan kepergian Anyelir. Kemudian dia masuk ke dalam sebuah mobil mewah yang memang dia parkirkan di sebrang supermarket karena malas untuk memutar balik.

Pria itu merogoh ponselnya, dan terlihat menghubungi seseorang.

"Radit, aku ada tugas untukmu. Kamu selidiki seorang wanita bernama Anyelir. Dia bekerja di gedung mall ku, sebagai SPG. cari tahu, ada hubungan apa dia dengan Shakila. Karena mereka memiliki kemiripan. Nanti aku akan kirimkan photonya padamu!" Pria itu memasukan kembali ponselnya ke dalam saku setelah panggilan terputus.

Ya, pria itu adalah Arjuna, pengusaha muda yang sangat sukses.

Tbc

Terpopuler

Comments

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

mampir Thor

2023-12-18

0

mulyono sri

mulyono sri

pendahuluan yang menarik..

2023-12-17

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

mantap cerita nya.. lanjut

2023-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan yang konyol
2 Kepusingan Anyelir.
3 Arjuna Sadewa
4 Menikah denganku
5 Aku akan tetap menikah
6 Aku pasti akan bahagia
7 Bertemu mamanya Arjuna
8 Wedding day
9 Kita serahkan semua pada takdir
10 Shakila
11 Menahan diri
12 Salah sebut nama
13 Apa kamu sudah hamil?
14 Menyusul
15 Siapa yang akan kamu lamar?
16 Bertemu
17 Keraguan Radit
18 Mati kutu
19 Tidak selalu hanya uang
20 Ungkapan cinta Haris
21 Masih banyak laki-laki yang menginginkannya
22 Emosional
23 Rencana licik
24 Pasrah
25 Bab 25
26 Lupakan apa yang terjadi
27 Kangen mencuci pakaian
28 Jangan berikan harapan semu
29 Komitmen Arjuna
30 Aku tidak mengenalnya
31 Bukan salah mereka kalau jatuh cinta
32 Pohon Papa
33 Semuanya punya takdir yang berbeda
34 Jangan membenci Shakila lagi
35 Keyakinan Shakila
36 Meminta Arjuna datang ke Singapura
37 Jangan berpikir yang tidak-tidak!
38 Ke rumah sakit
39 Kenapa kamu membawanya?
40 Kamu sudah mencintainya
41 Cerita Maya
42 Hampir saja
43 Kamu hamil?
44 Pergi dari Sini!
45 Akan melakukan transplantasi hati
46 Pendonor sebenarnya
47 Terima kasih sudah mencintaiku
48 Kekhawatiran Haris
49 Kamu adikku!
50 Kembali ke Jakarta.
51 Kamu sudah tidak mencintaiku lagi?
52 Menemui Mirna
53 Kekesalan Haris
54 Warteg
55 Berbicara dengan Nania
56 Hampir saja
57 Butuh donor darah
58 Aku yang akan mendonorkan darah untuknya
59 Jangan mengganggunya lagi!
60 Sadar
61 Kembali bersama
62 Haris' s wedding
63 Melahirkan
64 Alasan kenapa bisa kembar
65 Ending
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pertemuan yang konyol
2
Kepusingan Anyelir.
3
Arjuna Sadewa
4
Menikah denganku
5
Aku akan tetap menikah
6
Aku pasti akan bahagia
7
Bertemu mamanya Arjuna
8
Wedding day
9
Kita serahkan semua pada takdir
10
Shakila
11
Menahan diri
12
Salah sebut nama
13
Apa kamu sudah hamil?
14
Menyusul
15
Siapa yang akan kamu lamar?
16
Bertemu
17
Keraguan Radit
18
Mati kutu
19
Tidak selalu hanya uang
20
Ungkapan cinta Haris
21
Masih banyak laki-laki yang menginginkannya
22
Emosional
23
Rencana licik
24
Pasrah
25
Bab 25
26
Lupakan apa yang terjadi
27
Kangen mencuci pakaian
28
Jangan berikan harapan semu
29
Komitmen Arjuna
30
Aku tidak mengenalnya
31
Bukan salah mereka kalau jatuh cinta
32
Pohon Papa
33
Semuanya punya takdir yang berbeda
34
Jangan membenci Shakila lagi
35
Keyakinan Shakila
36
Meminta Arjuna datang ke Singapura
37
Jangan berpikir yang tidak-tidak!
38
Ke rumah sakit
39
Kenapa kamu membawanya?
40
Kamu sudah mencintainya
41
Cerita Maya
42
Hampir saja
43
Kamu hamil?
44
Pergi dari Sini!
45
Akan melakukan transplantasi hati
46
Pendonor sebenarnya
47
Terima kasih sudah mencintaiku
48
Kekhawatiran Haris
49
Kamu adikku!
50
Kembali ke Jakarta.
51
Kamu sudah tidak mencintaiku lagi?
52
Menemui Mirna
53
Kekesalan Haris
54
Warteg
55
Berbicara dengan Nania
56
Hampir saja
57
Butuh donor darah
58
Aku yang akan mendonorkan darah untuknya
59
Jangan mengganggunya lagi!
60
Sadar
61
Kembali bersama
62
Haris' s wedding
63
Melahirkan
64
Alasan kenapa bisa kembar
65
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!