Keesokan harinya.
Di depan gerbang Dojo Naga, Arthur menatap ke arah Shigekuni, Chojiro, dan para murid dari Dojo Naga.
Saat ini, Arthur tidak lagi memakai pakaian murid inti Sekte Pilar Surgawi. Dikarenakan memilih jalan berbeda, menurut peraturan, dia tidak diizinkan untuk menggunakan nama sekte.
Meski begitu, Shigekuni dan lainnya telah menganggap Arthur sebagai bagian dari Dojo Naga. Oleh karena itu, mereka memberi sesuatu sebagai kenang-kenangan untuk pemuda itu.
Mereka memberikan lima set pakaian dengan bentuk mirip dengan pakaian murid inti Sekte Pilar Surgawi, lengkap dengan sepatunya. Warnanya juga hitam, tetapi rajutan pola awan digantikan oleh gambar naga timur berwarna ungu agar Arthur mengingat bahwa dia adalah bagian dari Dojo Naga.
Selain itu, mereka juga memberikan cincin dimensi dengan ruang 2 x 2 x 2 meter. Meski tidak besar, tetapi alat seperti itu sangat langka dan dianggap berharga.
Jika dibandingkan dengan apa yang diberikan Sekte Pilar Surgawi seperti berbagai peralatan berharga, uang, dan semacamnya, mungkin hal tersebut kurang berarti. Namun Dojo Naga jelas memberikannya dengan ketulusan, sama sekali tidak hanya karena kewajiban.
Hal tersebut tentu menggerakkan hati Arthur. Dia langsung memberi salam gongshou.
"Terima kasih atas kebaikan kalian semua selama ini. Maafkan saya jika telah membuat banyak masalah untuk kalian.
Untuk kakak-kakak senior, aku pasti akan merindukan momen makan bersama dan dihukum bersama kalian.
Untuk Pak Chojiro, saya minta maaf karena pekerjaan anda menjadi berlipat ganda akibat ulah saya.
Sedangkan untuk Guru, terima kasih atas segalanya. Mungkin itu yang bisa saya katakan."
Arthur tersenyum lembut. Berbeda dengan senyum ceroboh dan seenaknya sebelumnya, pemuda itu tampak sangat tulus.
"Kalau begitu, murid ini pergi!"
Setelah mengatakan itu, Arthur berbalik pergi.
Melihat sosok Arthur berjalan pergi menuruni gunung dan berangsur-angsur menghilang di kejauhan, semua orang tampak rumit.
"Apakah anda menangis, Tuan Shigekuni?"
Chojiro menatap ke arah Shigekuni dengan ekspresi tidak percaya.
"Siapa yang bilang aku menangis?! Mataku hanya kemasukan debu!"
Shigekuni langsung berteriak marah. Dia menyeka sudut matanya dengan ekspresi tidak puas. Lelaki tua itu sedikit terkejut ketika melihat ekspresi tulus di wajah Arthur sebelumnya.
Hatinya bahkan tergerak ketika mendengar bagaimana pemuda itu memanggilnya.
'Meski kurang ajar, ternyata selama ini b-jingan kecil itu menganggapku sebagai seorang Guru!'
Mengingat apa yang terjadi selama 100 hari sebelumnya, Shigekuni menghela napas panjang.
"Tempat ini pasti menjadi lebih sepi tanpa kehadirannya."
Meski orang lain diam, mereka semua juga setuju apa yang dikatakan oleh Shigekuni. Karena tanpa mereka sadari ...
Arthur telah menambahkan warna pada Dojo Naga.
...***...
Setelah berpamitan dengan beberapa orang dari Dojo Naga dan berbagai pemilik toko di kota kecil, Arthur kemudian pergi memulai perjalanannya.
Hanya saja, ada satu masalah yaitu ...
"Sebaiknya aku pergi ke mana?"
Sembari berjalan, Arthur bergumam dengan ekspresi linglung. Pada awalnya, dia sudah mencari informasi tentang berbagai kerajaan di sekitar Sekte Pilar Surgawi. Namun karena setiap kerajaan memiliki keunikannya tersendiri, dia merasa bingung.
"Omong-omong ... kenapa kamu tidak keluar saja? Sudah lama kamu mengikutiku, kan?"
Saat Arthur mengatakan itu, suasana langsung menjadi lebih sunyi. Setelah beberapa saat, suara akhirnya terdengar.
"Seperti yang diharapkan, sebutan "Irregular dari Dojo Naga" memang cocok untukmu. Kamu bahkan bisa mendeteksi keberadaanku."
Suara perempuan yang begitu tenang terdengar. Sosok gadis keluar dari balik pohon besar di hutan.
Gadis tersebut tampak cukup pendek. Dia memiliki kulit putih pucat. Rambutnya berwarna hitam, lurus panjang sampai tengah punggungnya. Matanya berwarna biru, tampak indah bagai safir. Meski dia tampak cukup pendek, gadis itu tidak memiliki padang rumput di depannya, tetapi dua gunung besar. Ya ... bukan bukit tinggi, tetapi gunung besar.
Menghadapi kecantikan semacam itu, Arthur menjadi waspada. Bahkan jika gadis itu memakai seragam murid inti Sekte Pilar Surgawi, dia sama sekali tidak menurunkan kewaspadaannya.
"Kamu siapa?" tanya Arthur.
"Kamu bahkan tidak mengenal orang-orang yang datang bersama denganmu dari dunia lain. Aku bingung apakah kamu bodoh, sombong, atau memang begitu percaya diri sehingga tidak memedulikan orang lain, Arthur."
"Itu tidak ada hubungannya denganmu, kan?"
"Tentu saja ada masalah. Karena aku telah memilihmu untuk menjadi rekan perjalananku."
Gadis tersebut berkata dengan nada penuh kepastian. Ekspresinya masih tak acuh, tetapi tampak begitu tegas.
"Kenapa aku harus ikut denganmu? Aku bahkan tidak mengenalmu! Terlebih lagi, aku tidak berencana untuk berurusan dengan para iblis atau semacamnya!
Lihat pakaianku. Aku bahkan bukan lagi bagian dari Sekte Pilar Surgawi."
"Bukankah itu hanya kamuflase? Terlebih lagi, ada alasan kenapa kita harus bekerjasama."
"Kenapa?" Arthur merasa bingung.
"Karena kita sama-sama ditinggalkan."
"???"
Banyak tanda tanya muncul di atas kepala Arthur. Dia benar-benar bingung dengan apa yang dibicarakan oleh gadis di depannya. Cara gadis itu berbicara tampaknya sulit dipahami. Lebih tepatnya, mereka jelas berbeda frekuensi.
"Namaku Reyna, perwakilan dari Pilar of Snake.
Sama seperti kamu, aku juga ditinggalkan. Si kelinci bodoh dan aku saling kenal, tetapi gadis bodoh itu benar-benar memilih pergi dengan harimau betina menyebalkan.
Kamu juga sama, bukan? Pemuda dari Pilar of Rat memilih untuk pergi dengan si monyet. Jadi, kita—"
"Tunggu, Gadis Kecil. Tampaknya ada yang salah di sini."
"???"
Reyna memiringkan kepalanya dengan tatapan bingung.
"Pertama, aku tidak ditinggalkan. Michael mengajakku pergi bersama tetapi aku menolaknya.
Ke dua, aku bukan lagi bagian dari Sekte Pilar Surgawi. Jadi, aku tidak memiliki kewajiban untuk melakukan misi atau semacamnya.
Ke tiga dan yang paling penting, aku bukan kultivator yang mengincar posisi puncak dunia atau pahlawan yang ingin menyelamatkan dunia. Aku, Arthur, adalah seorang koki!"
"..."
Reyna terdiam. Gadis itu menatap ke arah Arthur dengan ekspresi tidak percaya. Namun saat melihat ekspresi serius pemuda tersebut, dia akhirnya sadar kalau dirinya telah melakukan kesalahan. Rona merah langsung muncul di wajah tak acuh gadis itu.
'I-Imutnya!'
Melihat gadis itu, tanpa sadar Arthur ingin mengulurkan tangan dan mengelus kepalanya. Namun pada akhirnya dia masih bisa menahan dorongan tersebut.
"Maafkan aku, Gadis Kecil. Aku tidak bisa pergi denganmu."
"Aku akan membayar!" ucap Reyna tegas.
"Ini bukan masalah uang." Arthur menggelengkan kepalanya.
"Setidaknya bantu aku untuk melakukan sesuatu. Aku pasti akan membayarnya kembali!" ucap Reyna dengan ekspresi agak menyedihkan.
"Apakah kamu dibebani misi tertentu? Apakah mereka memaksamu untuk pergi mati atau semacamnya?"
"Tidak. Namun ... Aku ..." Reyna menggigit bibir bawahnya. "Aku minta tolong. Aku telah menukar resep untuk diberikan padamu sebagai hadiah. Namun karena kesalahpahaman, aku hanya bisa memberikannya sebagai alat tukar. Tidak perlu bersama terus-menerus. Selama kamu membantuku menyelesaikan masalah ini, dua resep akan menjadi milikmu."
"Resep?" Arthur memiringkan kepalanya. "Maaf, Gadis Kecil. Di kehidupan sebelumnya, aku telah berkeliling dunia untuk mempelajari banyak resep baik itu makanan atau minuman."
"Tapi ... Tapi aku menukarnya dengan poin jatah bulanan yang seharusnya aku terima."
Reyna tampak lebih tidak berdaya.
Melihat gadis itu, Arthur benar-benar terdiam. Dia tidak menyangka ada gadis yang begitu ceroboh. Menukar suatu hal berharga dengan hadiah untuk orang lain yang bahkan tidak dikenalnya.
"Huh ... Kalau begitu katakan padaku, dan aku mungkin bisa memikirkannya."
"Aku ingin kamu membantuku. Aku akan memberimu resep Teh Seratus Bunga dan Anggur Buah Empat Musim sebagai gantinya."
"Tunggu ..." gumam Arthur.
'Bukankah tidak ada resep makanan yang berhubungan dengan tumbuhan ajaib atau semacamnya?
Tunggu! Aku memang sudah mencari resep makanan dan tidak ada, tetapi aku tidak mencari resep jenis minuman. Pak Tua itu bilang kalau tidak ada resep makanan, tetapi dia jelas tidak berkata kalau tidak ada resep anggur atau semacamnya!
Omong kosong! Pak Tua itu ternyata menipuku!'
Arthur merasa ingin kembali dan mempertanyakan semuanya. Namun mengingat kekuatan lelaki tua itu, dia akhirnya hanya bisa menggertakkan gigi.
'Awas saja, Pak Tua! Cepat atau lambat aku akan kembali lalu mengikatmu secara terbalik dan merendammu di sungai selama tiga hari tiga malam!'
Sementara Arthur bersumpah dalam hatinya, Shigekuni yang sedang duduk sambil minum teh bersin. Dia merasa kalau ada yang memikirkan dirinya.
Lelaki tua itu merasa cukup sombong ketika berpikir kalau muridnya yang sembrono sedang merindukan Dojo Naga padahal baru keluar dari sana.
^^^>> Bersambung.^^^
---
Bantu Author Kei dengan vote, like, dan komentar. Kalian juga bisa memberikan gift agar author lebih semangat.
Terima kasih!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Luthfi Afifzaidan
up lagi
2023-11-30
0
Soun
saya menganggap ini sebagai susu ☺️
2023-09-09
0
Z3R0 :)
buah jatuh tidak jauh dari pohonnya
2023-07-01
1