"Apakah kamu yakin dengan pilihan itu, Arthur?"
"Tentu saja. Keduanya sama-sama teknik kultivasi tingkat tinggi. Sama sekali tidak perlu begitu merepotkan."
Arthur menjawab pertanyaan Shigekuni dengan ekspresi santai. Senyum ringan terus tergantung di wajahnya.
Sejak satu minggu datang ke dunia ini, dia akhirnya telah membuat tujuannya.
Arthur ingin segera pergi untuk berpetualang di dunia luas ini. Dia tidak peduli tentang perburuan iblis, roh jahat, atau hal-hal semacamnya. Apa yang ingin dilakukan oleh pemuda itu adalah berkeliling dunia untuk mencari bahan dan membuat hidangan yang belum pernah dia makan sebelumnya.
Memikirkan hal tersebut, Arthur menghela napas panjang. Masih ada 93 hari untuk menetap, jadi dia akan melakukan apa yang bisa dilakukan selama waktu ini.
"Memang, keduanya memiliki kelebihan tersendiri. Sebenarnya, saat ini tidak ada murid inti yang menggunakan teknik kultivasi Naga Jurang karena kondisinya keras.
Kebanyakan orang-orang yang memiliki kesempatan pasti memilih teknik kultivasi Naga Petir Emas, sama dengan diriku.
Teknik ini memiliki keuntungan, yaitu lebih instan. Kualitas qi petir emas sangat merusak bagi makhluk-makhluk jahat. Baik digunakan serangan dan pertahanan.
Sedangkan teknik kultivasi Naga Jurang, pada awalnya menghasilkan api hitam. Api ini sebenarnya cukup kuat. Hanya saja, tidak sebanding dengan kualitas qi teknik tingkat tinggi (puncak) di antara semua pilar.
Jika qi dari teknik kultivasi Naga Petir Emas dianggap terbaik, qi dari teknik kultivasi Naga Jurang dianggap yang terburuk.
Meski begitu, teknik ini sendiri memiliki kelebihan. Semakin banyak iblis, roh jahat, dan monster yang dimurnikan oleh api ini ... apinya akan menjadi lebih murni dan lebih kuat.
Tentu saja, itu hanya secara teori, karena sulit untuk mempraktikkannya. Lagipula, berurusan dengan makhluk-makhluk jahat itu tidak mudah. Apalagi pada tahap awal.
Jadi untuk amannya, aku ingin kamu memilih teknik kultivasi Naga Petir Emas. Selain lebih aman, aku bisa membimbingmu lebih mudah."
"Ya. Daripada petir, aku pikir api lebih baik. Dengan begitu, aku tidak perlu repot-repot memikirkan cara membuat api untuk memasak di alam liar."
"..."
Jawaban Arthur yang begitu sembrono benar-benar membuat Shigekuni kehilangan kata-kata. Membuat api jelas tidak perlu menggunakan energi qi jenis api. Ada banyak cara dan alat.
Sebenarnya kultivator tidak perlu banyak makan karena mereka bisa memakan pil untuk mengenyangkan perut. Membuat mereka bisa bepergian tanpa takut kelaparan. Jelas, cara berpikir Arthur dianggap agak bengkok di dunia ini.
'Mungkinkah para pahlawan memiliki penilaian aneh dalam suatu hal? Ya, terserah.
Anggap saja kalau pilihan Arthur ini baik. Biarkan teknik kultivasi ini terus diajarkan, tidak mati atau hilang dalam sejarah.'
Setelah meyakinkan diri agar tidak begitu tertekan, Shigekuni mengeluarkan sepuluh buku, membaginya menjadi dua tumpukan dengan masing-masing 5 buku.
"Dua set teknik tingkat tinggi terbaik. Kamu bisa memilih set yang mana saja."
Pada saat Shigekuni berhenti bicara, pintu terbuka dan Chojiro langsung memasuki ruangan.
"Anda tidak bisa melakukan itu, Tuan Shigekuni!
Para murid inti hanya bisa memilih satu teknik. Bahkan jika Tuan Muda Arthur adalah pahlawan, tetapi apa yang harus diberikan adalah satu teknik. Bukan satu set teknik."
Lima buku tersebut terdiri dari teknik pedang, teknik pukulan, teknik cakar, teknik gerakan kaki, dan teknik penguatan tubuh.
Dalam kasus normal, hanya seorang pilar yang boleh mempelajari satu set teknik. Lagipula, satu teknik saja sudah menguras waktu, pikiran, dan tenaga. Chojiro sebagai wakil ketua hanya mempelajari tiga dari lima teknik. Sisanya adalah teknik kelas tinggi (bukan puncak), atau mungkin kelas menengah.
"Apakah itu benar?" tanya Arthur kepada Chojiro.
"Mohon maaf, Tuan Muda. Namun begitulah kenyataannya.
Sebenarnya, mempelajari langsung teknik tingkat tinggi (puncak) sudah cukup sulit bagi pemula. Normalnya, semua teknik dimulai dari kelas rendah. Setelah ranah menjadi lebih tinggi, barulah teknik lebih tinggi diberikan.
Meski bisa langsung menggunakan teknik lebih tinggi, jika tubuh dan pikiran tidak bisa menyesuaikan kondisi. Hal tersebut malah menunda kemajuan."
Melihat ke arah Arthur, Chojiro merasa sedikit menyesal. Dia cukup menghormati pemuda yang tidak gila akan harta dan kekuasaan tersebut. Hanya saja, lelaki paruh baya itu masih enggan memberikan inti bagi orang luar yang baru saja masuk.
Khusus para murid inti, mereka juga akan iri kepada Arthur. Bahkan bisa memusuhinya.
"Kamu dengar itu, Pak Tua!
Jelas teknik yang terlalu bagus akan menunda. Bahkan jika kamu memiliki niat buruk, jangan berlebihan!
Kamu memberiku teknik sulit agar aku tidak memiliki waktu untuk bersantai, kan?
Kamu kasar, Pak Tua! Kasar!"
Bukan hanya Shigekuni, bahkan Chojiro juga tercengang.
Normalnya, orang akan menjadi tergila-gila setelah diberikan banyak teknik hebat. Belum lagi jika yang diberikan adalah keterampilan satu set tingkat puncak yang tidak ternilai harganya. Namun, ternyata pemuda di depan mereka menolaknya.
Arthur bahkan bilang kalau latihan itu terlalu menunda-nunda!
Jika kultivator di seluruh dunia mendengarnya, mungkin pemuda itu sudah tenggelam karena diludahi oleh orang-orang itu. Tidak perlu memukuli, mereka akan meludahinya sampai tenggelam!
'Siapa yang kasar?! Jelas, b-jingan kecil ini yang kasar!'
Jika leluhur pencipta teknik mendengar ucapan Arthur, orang itu mungkin akan bangkit lalu menantang pemuda itu untuk berduel satu lawan satu.
"NAGA PUTIH ATAU NAGA HITAM! PILIH SATU!"
Mengabaikan Chojiro yang tercengang, Shigekuni langsung berteriak ke arah Arthur dengan tegas.
"Bukankah Pak Chojiro sudah bilang kalau—"
"Tubuh para pahlawan bisa menyesuaikan diri, jadi tidak ada masalah. Itulah kenapa leluhur membuat perjanjian untuk mengajar satu teknik tingkat tinggi (puncak).
Masalahnya hanya pada bakat pemahaman. Namun, aku tidak melihatnya pada dirimu.
Aku benci mengakuinya, tetapi kamu berbakat. Kamu adalah anak paling berbakat yang pernah aku lihat dalam hidupku. Hanya saja ...
Kamu! Kamu adalah b-jingan kecil pemalas! Benar-benar tidak menghargai berkah itu!"
Mendengar Shigekuni marah-marah, Arthur tercengang. Tidak mau kalah, dia juga mulai berteriak tidak puas.
"Aku akan menjadi koki, Pak Tua! Skill tingkat menengah pun tak apa-apa. Selama itu menjadi pegangan untuk menjaga keselamatan, itu lebih dari cukup!
Bukannya aku akan melawan raja iblis atau berperang dengan iblis dari seluruh penjuru dunia!"
Mendengar ucapan Arthur, Shigekuni dan Chojiro terdiam. Mereka tidak bisa menjawab untuk beberapa saat.
Saat itu, mata Shigekuni memancarkan kilau dingin. Petir berwarna emas langsung muncul dari kekosongan, menari-nari di sekitar lelaki tua itu.
Melihat hal tersebut, Arthur tampak tidak percaya.
"Hey! Bukankah kekerasan pada pahlawan tidak diperbolehkan?! Apa-apaan dengan senyum itu?!"
Shigekuni yang awalnya marah malah tersenyum ramah kepada Arthur. Dia kemudian berkata.
"Bukankah kamu seorang koki?"
Arthur tertegun. Melihat senyum ramah di wajah Shigekuni, dia menggertakkan gigi. Pemuda itu tidak bisa tidak mengutuk dalam hati.
'B-JINGAN TUA INI!!!'
^^^>> Bersambung.^^^
---
Bantu Author Kei dengan vote, like, dan komentar. Kalian juga bisa memberikan gift agar author lebih semangat.
Terima kasih!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Samsuri Ibn Latief
/Facepalm/
2024-08-14
0
Luthfi Afifzaidan
up lagi thor
2023-11-30
1
Nuage Laboratoire
text
2023-10-06
1