“Siapa kamu?” tanya Anjaay menelisik dengan pandangan pada Mihika.
Mihika yang kondisinya saat ini tidak jauh berbeda dengan Lela, rambut berantakan begitupun dengan pakaiannya. Bahkan di sudut bibirnya ada luka bekas tamparan. “Aku Hika,” jawab Mihika.
“Apa posisimu sampai berani membuat putriku seperti ini,” hardik Anjaay Gunawan
Posisiku tentu saja putri pemilik perusahaan ini, batin Mihika. “Aku asisten Pak Arka.”
“Kamu pikir dirimu hebat dan berkuasa berani mengacau dan melukai putriku,” bentak Ayah dari Lela Gunawan. “Dia yang lebih dulu cari gara-gara dengan sengaja membiarkan aku terkunci di ruang arsip,” tunjuk Mihika pada Lela.
Anjaay menoleh pada putrinya, Lela menggelengkan kepalanya. “Aku tahu anakku tidak akan sejahat itu, kamu bersiaplah dipecat karena sudah mengacau dan melukai sesama karyawan,” ancam Anjaay pada Mihika.
Mihika menatap sekeliling mencari sesuatu dan menghampiri salah satu meja, mengambil laptop yang ada di meja tersebut lalu mengkoneksikannya dengan penyimpanan awan miliknya. Mihika memutar layar laptop menghadap pada Anjaay juga Lela, “Ini buktinya kalau putri kesayangan anda sudah membiarkan saya terkurung di ruang arsip.”
Semua menyimak video rekaman CCTV lalu menoleh ke arah Lela. “Tidak begitu, aku bisa jelaskan,” ujarnya membela diri. “Sudahlah, kamu bersiap menunggu HRD mengeluarkan surat pemecatan,” ujar Anjaay mengancam Mihika.
“Silahkan, karena saya pun akan mengajukan tuntutan untuk dia,” tunjuk Mihika pada Lela. Mihika bergegas meninggalkan ruangan itu.
“Kalian menunggu apa? Kembali ke meja kalian dan bekerja, bukan berkumpul menyaksikan hal tidak berguna ini,” titah Pak Anjaay. Lela mengikuti langkah ayahnya masuk ke dalam ruang kerja pimpinan divisi keuangan.
“Apa tidak ada hal yang lebih berguna dari hal ini?” Lela hanya menunduk mendengar kemarahan ayahnya. “Kembali ke meja kerjamu, biar Ayah urus masalah ini.” Lela akhirnya bernafas lega, “Terima kasih Yah, yang jelas singkirkan saja wanita itu.” Mihika sudah lebih dulu melaporkan kejadian yang menimpanya pada HRD dan meminta segera dilakukan hal untuk keadilan dirinya.
***
“Pekerjaan mudah seperti itu saja kalian tidak becus, apa hebatnya wanita itu sampai tidak bisa keluar surat pemecatan.” Pak Anjaay Gunawan sudah menemui HRD untuk memberikan sanksi pada Mihika, tidak tanggung-tanggung, dia ingin agar Mihika dipecat.
“Maaf Pak, tidak semudah itu kami mengeluarkan surat pemecatan. Karena harus ada rekomendasi dari Pak Arka dengan alasan yang benar-benar jelas dan memang layak karyawan tersebut mendapatkan pemecatan. Apalagi nona Mihika adalah rekrutmen khusus untuk Pak Arka,” tutur kepala HRD. “Bahkan kami sudah mendapatkan laporan dari Nona Mihika terkait kejadian yang sebenarnya juga rekaman CCTV. Mungkin besok kami akan panggil Nona Lela untuk memberikan keterangan yang jelas agar masalah ini bisa segera selesai.”
Ayah Lela tidak bisa menggunakan kekuasaannya untuk memecat Mihika tapi masih saja membela sang Putri termasuk menyudutkan Mihika. “Halah, jaman sekarang rekaman CCTV bisa saja dipalsukan, masalah sepele seperti ini kenapa kalian buat ribet sih,” ujar Anjaay.
“Justru itu Pak, karena masalah ini sepele maka Nona Mihika tidak bisa kita pecat. Apalagi di sini dia korban. Mana ada korban kejahatan malah dihukum, itu namanya sudah jatuh tertimpa tangga, untung saja tidak masuk ICU,” ujar kepala HRD sambil terkekeh mengejek Anjaay.
Sedangkan di tempat berbeda, Mihika berada di meja kerjanya sedang termenung memikirkan langkah selanjutnya yang kembali buntu. Terdengar pintu ruang kerjanya diketuk dan masuklah Dio. “Aku pikir kamu tidak masuk kerja hari ini,” ujar Dio sambil duduk di kursi berhadapan dengan Mihika.
“Aku merasa kejadian kemarin bukan ketidaksengajaan tapi memang sengaja.”
“Dari mana kamu bisa berpikir seperti itu?” tanya Dio.
“Rekaman CCTV, aku yakin membawa ponsel saat masuk ke ruangan tapi tidak ada saat aku butuhkan dan kamu tahu dari rekaman CCTV orang yang sudah menutup pintu ruang tersebut terlihat membuang sesuatu pada tempat sampah tidak jauh dari ruang arsip. Barang itu adalah ponsel aku,” tutur Mihika sambil menunjukkan ponselnya.
“Siapa orang yang sudah melakukan hal itu?” tanya Dio terlihat sangat penasaran.
“Hm, aku tidak bisa beritahu sampai HRD memanggilnya,” jawab Mihika. Dio menganggukkan kepalanya. “Tapi kamu baik-baik saja ‘kan?”
“I’m okay,” sahut Mihika.
“Mau makan siang bareng lagi, kalau mau aku ....”
“Hmm, sepertinya tidak. Ada beberapa tugas dari Pak Arka yang belum aku kerjakan, jadi aku akan makan siang di sini bersama May,” cetus Mihika. Sebenarnya itu hanya alasan karena tidak ingin kembali bertemu Lela di kantin, khawatir akan kembali emosi dan melanjutkan pertikaian mereka.
Sepeninggal Dio dari ruangannya, Mihika menatap note yang dibuat oleh Arka untuknya. Ponsel Mihika berdering dengan nama Bos Jutek tertera di layar. “Halo,” ujar Mihika.
“Mihika!” teriak Arka di ujung telepon. Mihika terkejut bahkan sampai harus memastikan nama pemanggil yang tertera di layar ponselnya. “Pak Arka,” ucapnya. “Bapak kenapa sih teriak-teriak, bicara biasa aja, aku juga masih bisa dengar kok. Berat bener kerja jadi asisten Pak Arka,” keluh Mihika.
“Sejak tadi aku hubungi tapi baru dijawab, kamu benar-benar tidak kompeten. Aku sudah bilang siapkan semua keperluanku, tapi apa kerjamu. Tidak ada pakaian dalamku di koper, apa kamu sengaja ingin membuatku menjadi pusat perhatian karena milikku terlihat menyembul.”
Mihika berusaha menahan tawanya tapi tidak bisa, dia pun terbahak.
“Mihika, awas kau.”
Mihika mengakhiri panggilan telepon dari Arka. “Sekali-kali Pak, nggak usah dikandangin. Lebih adem jadi nggak kepengen asal celup ‘kan,” tutur Mihika seakan dapat didengar oleh Arka.
Sedangkan di tempat berbeda, Arka benar-benar kesal dengan Mihika karena membuatnya menjadi pusat perhatian. Bangun kesiangan dengan jadwal pertemuan dengan klien yang tidak mungkin diundur saat menyadari tidak ada satu pun pakaian dalam di kopernya.
“Hika, lihat saja aku akan beri kamu hukuman saat kita bertemu. Apa kamu masih bisa terbahak seperti tadi."
\=\=\=\=\=\=
Yuhuuu, masih setia "kan? Iyalah masa enggak. Terima kasih komentar2nya membuat author makin semangat. Silahkan menikmati alur dan plot twist yang sudah tersaji. 🥰
\=\=≈\=\= Promo again, mampir yuk karya rekan author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
dewi
😅😅😅😅😅
2024-04-03
2
Shinta Teja
i'm okay... gwenchana...
2024-03-08
1
Rhenii RA
Bingung bacanya, dicampur2 gini antara dialog si A dan si B
2024-02-03
0