Vale dan Dave kini telah kembali ke Mansion setelah hampir dua pekan mereka berbulan madu.
Sekembalinya dari bulan madu, Vale telah memantapkan diri untuk risen dari bekerja.
Sebelumnya ia juga telah mendiskusikan hal itu bersama Dave.
Ia tidak ingin menunggu sampe dia hamil dulu baru risen. Dan keputusan itu Valerie ambil demi bisa lebih dekat lagi dengan sang putri Elenor.
Tentu saja keputusan Valerie di sambut bahagia oleh Dave.
Dan pagi itu, Valerie pergi ke kantor untuk mengundurkan diri.
"Jangan terburu-buru untuk mengundurkan diri Valerie. Aku masih sangat membutuhkan mu. Aku tau sekarang kau sudah menikah dengan orang kaya. Dan gaji mu di sini mungkin tidak akan ada artinya jika di bandingkan dengan uang tunjungan yang di berikan suami mu. Tapi aku juga tau, bekerja bagi mu tidak hanya sekedar soal uang." uangkap Edward pada Valerie. Ia merasa sangat kehilangan jika Vale risen.
"Iya kau benar, tapi maafkan aku Edward. Aku akan tetap mengundurkan diri. Ada suatu hal yang membuat aku tidak bisa bercerita dengan mu. Aku juga ingin lebih dekat bersama putriku. Kau tau sendiri kan, hari-hariku begitu sulit untuk ku lalui sebelum aku bisa seperti sekarang. Aku ingin menyisihkan waktu untuk bersama dengan putriku lebih banyak lagi. Aku juga sedang melakukan program kehamilan. Jadi, mungkin sudah saatnya aku harus banyak beristirahat." ucap Valerie menjelaskan alasan mengapa ia risen dari perusahaan kepada Edward.
"Jika kau sudah berkeputusan seperti itu. Aku bisa apa Valeri. Meskipun aku sangat kehilangan dirimu. Terima kasih sudah pernah bergabung di perusahaan ku. Dan aku tidak akan pernah melupakan jasa mu. Jika kau ingin bekerja lagi, aku akan menerimanya dengan senang hati." ungkap Edward. Yang benar-benar sangat kehilangan karyawan berbakat seperti Valerie.
"Terima kasih Edward. Aku minta maaf untuk semua perlakuan ku terhadap mu selama ini. Aku tau, aku kadang menyebalkan kan dan kurang sopan sebagai seorang karyawan."
"Tidak perlu minta maaf, kau luar biasa. Bolehkah aku memelukmu, sebelum kita berpisah?" tanya Edward ragu ragu. Edward sebenarnya sangat naksir dengan Valerie. Hanya saja dia kalah saing dengan pesona Dave.
"Tentu." Vale kemudian membuka kedua tangannya. Dan menyambut pelukan hangat Edward.
"Setelah ini tidak ada alasan lagi untuk ku untuk bisa memeluk mu." bisik Edward saat ia memeluk Valerie.
"Sukses untuk Valerie."
"Untuk mu juga Edward."
Setelah berpamitan dengan Edward. Valerie keluar dari ruangan sang presidir dan kini ia berjalan menuju ke ruangannya.
Sebenarnya Valerie masih ingin bekerja. Akan tetapi keadaan membuat ia harus membuat pilihan.
Ada hal yang jauh lebih penting dari bekerja. Dan Vale ingin konsen ke hal tersebut.
Sambil membereskan dan memasukan barang-barang penting miliknya kedalam dus kosong. Pikiran Valerie saat ini hanyalah tertuju pada Elenor.
Setelah ia selesai berkemas, Valerie kemudian berpamitan dengan rekan kerjanya yang lain.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Setelah selesai dengan urusan mengundurkan diri dari perusahaan.
Valerie kini mengendarai mobilnya menuju ke sekolah Elenor.
Vale ingin memberikan kejutan kepada sang putri jika dia telah kembali dari bulan madunya.
Ketika ia baru saja memarkirkan mobilnya di sebuah tempat parkiran. Ada sebuah mobil yang tidak asing lagi bagi Valerie.
Valerie terlihat sedikit kecewa, karena ternyata Julian mendahuluinya.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Valerie pada Julian, yang ketika itu juga baru saja keluar dari mobilnya.
"Tentu saja untuk menjemput Elenor. Seharusnya aku yang bertanya. Sedang apa kau di sini? Bukankah seharusnya mau masih bulan madu." sindir Julian.
"Aku sudah kembali, seperti yang kau lihat. Aku pake baju kantor kan." ucap Vale dengan nada sedikit ketus.
"Lalu kenapa kau bisa kemari?" tanya lagi Julian.
"Aku sudah risen, aku sudah tidak bekerja lagi." jawab Valerie tegas, ketika itu mereka masih sama sama berada di tempat parkiran.
"Baguslah jika kau berhenti bekerja." ucap Julian. Sejenak mereka saling diam.
"Valerie, aku minta maaf untuk ucapan-ucapan kasar yang pernah aku ucapkan tempo hari. Dan juga untuk kata kata di pesan singkat itu. Saat itu aku hanya emosi."
"Lupakan saja, tapi jika kau benar ingin memperebutkan hak asuh Elle. Aku akan menghadapi mu. Tapi sebenarnya aku tidak setuju jika kita harus memperebutkan hak asuh Elenor. Karena bagaimanapun, Elle berhak untuk bersama kedua orang tuanya. Jika kita berebut hak asuh, aku kawatir itu justru akan berdampak buruk untuk mentalnya. Itu sama saja kita berdua akan lebih membuat nya terluka. Karena dirinya di perebutkan. Aku tidak setuju itu." ucap Vale mengutarakan pendapatnya.
"Kau benar." ucap Julian sependapat.
"Kita adalah faktor yang membuat Elenor menjadi sosok yang berbeda saat ini. Di tambah lagi jika kita akan merebutkan hak asuhnya. Elle sudah bisa berfikir. Semakin kita berdua egois, itu hanya akan semakin membuat dia tidak suka dengan kita. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi dengan Elle belakangan ini. Padahal aku selalu ada di dekatnya." uangkap Valerie.
"Apa kita kurang meluangkan waktu bersama untuk Elle?" sergah Julian
"Mungkin." sahut Vale.
"Seberapa banyak waktu yang telah kita berikan kepada Elenor. Itu mungkin tidak akan pernah cukup. Karena dia mungkin menginginkan sebuah keluarga yang utuh. Tapi apa yang sudah terjadi dengan kita. tidak mungkin Elenor akan mendapat itu." ucap Valerie, Julian hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Ayo kita Jemput Elenor. Dia pasti senang di jemput Daddy dan Mommy nya." ajak Julian.
Julian dan Valerie kemudian berjalan beriringan menuju gedung sekolah Elenor.
Dan tepat di sebuah koridor sekolah. Elenor yang ketika itu baru saja keluar dari kelasnya nampak terkaget saat di jemput oleh Valerie dan Julian.
"Dad, Mom." pangil Elle pada kedua orangtuanya.
Wajah Elenor yang tadinya murung pun kini menjadi bersemu merah.
Elenor tersenyum penuh arti, karena melihat kedua orang tuanya ada di harapannya saat ini.
Elenor berlari ke arah kedua orang tuanya yang saat itu tengah berdiri menyambutnya.
"Mommy, Daddy!"
Elenor langsung memeluk Valerie begitu ia telah tiba di hadapan Vale.
"Apa ini kejutan untuk Elle, Mommy dan Daddy menjemput ku hari ini." ujar Elenor.
"Ia, Mommy dan Daddy sengaja menjemput Elle hari ini." ucap Julian.
"Bagaimana kalau kita makan siang bersama." ucap Vale memberi saran.
"Ide nya bagus Mom, Elle mau." Elle pun langsung bersemangat.
"Kalau begitu kita cari restoran untuk makan siang." sahut Julian sama sama bersemangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
👸 Naf 👸
RESIGN
2022-09-14
1
Nelis
duh aku pgn buat peran julian meninggoyyyy boleh ga thor...
2022-09-13
2
Mommy Ghina
kebersamaan dengan kedua orang tuanya, itu lah salah satu keinginan Elle
2022-09-13
2