Kilas balik 3

"Makasih kak." Setelah mengatakan itu, Olive langsung keluar dari dalam mobil dan berlari menuju rumah.

Ando yang melihatnya hanya geleng kepala, dia tidak menyadari jika gaya bicaranya tadi didengar oleh gadis dibawah umur.

Melajukan mobilnya kembali, Ando langsung akan mendatangai makanan lezat yang sudah menunggunya, makanan lezat yang hanya bisa dicicipi untuk menuntaskan kepuasan.

"Loh, kamu baru pulang Liv." Tanya Mama Olive yang sedang duduk didepan tv, sambil makan keripik, sedangkan papa Olive duduk disamping Mamanya dengan fokus menonton berita tv.

"Iya Mah." Jawab Olive sambil berlalu dari sana.

"Eh, jangan lupa turun lagi kamu harus senam malam." Ucap Mama Olive bernama Susi itu.

Olive hanya mengaguk, tanpa menjawab.

Kegiatan rutin setiap malam, Olive hantu senam agar mengurangi berat badannya, dan Olive juga tidak boleh makan makanan berat lewat jam tujuh malam.

Tapi satu yang tidak diketahui Mama Olive, jika anak satu-satunya itu, habis makan besar dirumah sahabatnya. Dan Mama Olive percaya saja jika Olive bilang dirinya tidak makan makanan berat.

"Huf, emang kenapa sih kalau badan aku gemuk, masa iya ngak ada yang mau." Ucap Olive didepan cermin, menatap tubuhnya yang hanya berbalut pakaian dalam saja, dia menyentuh bagian pinggangnya yang rata. "Inikan masih punya sedikit pinggang." Ucapnya sambil menatap dicermin. Lalu tanganya pindah di bagian perut, menyentuh lipatan yang cukup tebal dari lima centi.

"Halah, diet juga ngak ngaruh ini. Malah nyiksa bikin laper." Dumelnya masih sambil menatap dirinya di cermin. "Ck, tapi dada aku lumayan sih, ada bentuk ngak kopet." Olive cekikan sendiri, dan tiba-tiba otaknya menagingat sesuatu.

"Belalai gajah?" Gumamnya dengan memikirkan perkataan Ando didalam mobil tadi. "Masa Iya sih, kak Ando punya belalai gajah?" Pikirnya lagi yang tidak yakin.

"Eh, tapi belalai gajah itu apa ya..?"

"Hay, bro." Ando menepuk bahu sahabatnya Vincent.

"Woy Man." Vincent menyambut Ando dengan senang, "Gue kira ku ngak nonggol." Ucap Vincent dengan tertawa.

"Ck, sejak kapan gue absen setiap malam, kalau absen kasian rudal gue ngak bisa ganti pelumas." Ucap Ando yang tanpa tedeng aling-aling.

Vincent tertawa. "Lu emang player sejati bro."

Ando tertawa, dan menyambar gelas seorang wanita cantik dan seksih didekat duduknya.

Ando berada dibar sahabatnya yaitu Vincent. Setiap malam Ando selalu menghabiskan waktunya ditempat yang kata orang untuk menghilangkan stres, dan Vincent adalah pemilik bar yang sering Ando datangi, karena mereka bersahabat.

"Hay, girl." Ando menyentuh pinggang ramping wanita cantik dengan kulit putih mulus, dengan buah dada yang montok, seperti buah pepaya Jinggo.

"Em," Ando langsung melumatt bibir wanita itu rakus, menyesapnya penuh gairah.

"Honey, apa aku dapat jatah malam ini." Ucap wanita itu yang memang tahu siapa seorang Orlando.

"Hem, kalian main hompipah, yang kalah dapat jatah malam ini." Ucap Ando pada ke-tiga wanita yang sejak tadi sudah mendekatinya seperti lalat.

"Beby, kau tadi sudah berjanji, aku yang akan memuaskan belalai gajah itu." Wanita dengan pakaian minicrope itu memberengut, dirinya yang tadi bertelepon dengan Ando.

"Ck, jika kalian hanya ingin ribut lebih baik pergi." Balas Ando dengan wajah datar.

Wanita tadi hanya mencebik, menatap kesal dua wanita siangnya malam ini.

Siapa yang tidak mau menghabiskan malam panjang dengan seorang Orlando, selain bisa memberi kepuasan pria itu juga akan membayar mereka dengan mahal jika bisa memuaskan belalai gajah yang panjang dan besar.

"Cih, kalian selamat gigit jari " Ucap wanita yang menggunakan dress hitam ketat tanpa lengan dengan potongan dada yang rendah, wanita itu langsung duduk diatas pangkuan Ando dan langsung menyerang bibir pria tampan dan hot itu.