POV Ustad Zaki
Baru saja datang, gadis itu sudah membuat keonaran. Sempat terharap tidak usah datang dan aku akan terbebas dari pernikahan ini.
Semua orang menatap ke arah luar, dan gadis itu datang dengan sepeda motornya, tampan dia begitu urakan.
Astaghfirullah hal azim ...
Sepanjang ia masuk, aku terus beristighfar. Aku takut bertambah dosaku karena berpikir buruk tentang wanita yang akan aku nikahi itu.
Tapi begitu wanita itu sampai di depan pintu masjid, rasanya
Deg
Jantungku seperti berhenti berdetak, dia calon istriku. Bukan seperti gadis urakan yang selalu aku pikirkan selama ini.
Gadis itu begitu cantik dengan balutan kebaya dan juga hijab, wajahnya teduh. Senyumnya mengembang memancarkan kecantikan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Astaghfirullah hal azim ...
Kembali aku beristighfar begitu menyadari aku telah menatapnya begitu lama, dia belum halal bagiku.
Sebentar lagi ....
Ahhh, kenapa aku jadi tidak sabar dengan status baruku. Benarkan ini yang di namanya jatuh cinta?
Hingga ijab Qabul dilaksanakan, hal yang paling mendebarkan bagiku karena dari lafal itu, aku akan memulai ibadah terpanjang ku dalam hidup. Aku hanya bisa berdoa semua setelah ini akan semakin sempurna ibadahku.
Gadis yang sekarang sudah resmi menjadi istriku tengah mendekat padaku, dia begitu pendiam saat ini.
Pak Kyai memintanya mencium tanganku, dia mengulurkan tangannya dan aku_, kenapa saat ini tanganku malah gemetar? Tanganku sampai berkeringat olehnya.
Sebuah kecupan mendarat di punggung tanganku setelah tangan kami saling bertaut, bibir itu, aku yakin itu bibirnya terasa dingin mendarat di punggung tanganku.
Ya Allah, ini nikmat seperti apa yang tengah Engkau berikan padaku?
Tanggung jawab ini bukan seperti beban bagiku, tapi sebuah kebahagiaan yang akan melengkapi perjalanan hidupku.
Semejak hari ini, aku berjanji akan menjadi imam yang baik bagi seorang gadis yang bernama Zahra.
POV Ustad Zaki off
Setelah acara ijab Qabul berakhir, kini semua tamu dipersilahkan untuk menikmati jamuan seadanya.
Bapak-bapak memilih berbincang dulu di masjid sedangkan pada ibu-ibu satu per satu memilih untuk pulang dan beristirahat. Begitu juga dengan Zahra dan Bu Narsih.
Kali ini Zahra pulang dengan sang ibu dan pak Warsi. Pak Warsi harus segera istirahat karena tubuhnya tidak begitu kuat untuk berlama-lama duduk.
Sedangkan Imron, pak Warsi sengaja memintanya untuk menunggu ustad Zaki. Pak Warsi khawatir jika ustad Zaki akan merasa sungkan datang ke rumah mereka.
"Ustad, mari kita pulang!"
Ajakan Imron tentu membuat ustad Zaki terkejut, ia hampir lupa dengan status barunya.
Beruntung masjid sudah sepi, hanya tinggal Amir, Imron, ustad Zaki dan dua pemuda lainnya yang tengah membersihkan masjid agar besok pagi saat sholat shubuh masjidnya sudah bersih.
"Iya, sebentar. Saya ambil baju ganti dulu ya, sekalian pamitan sama Amir!"
"Baik ustad, saya tunggu di depan ya!"
"Iya silahkan!"
Imron pun memilih menunggu ustad Zaki pagar depan masjid, terlihat ustad Zaki berbicara sebentar dengan Amir kemudian masuk ke rumah singgahnya untuk mengambil satu stel baju.
Tidak lama ustad Zaki menghampiri Imron yang sudah menunggunya,
"Mari!?"
"Mari ustad!"
"Ya rasa sebaiknya mas Imron panggil saya Zaki saja, rasanya jika mas Imron panggil saya ustad, jadi aneh. Saya kan di sini jadi adik iparnya mas Imron!"
"Begitu ya ustad, tapi kok maneh ya kalau saya tiba-tiba panggilnya Zaki saja."
"Tidak pa pa, tidak akan ada yang nyalahkan tentang panggilan itu."
"Baiklah, nanti akan aku coba!"
Mereka sepanjang jalan terus saling berbagi pengalaman, membicarakan banyak hal hingga mereka tidak sadar sudah sampai di depan rumah,
"Biar saya antar ke kamar Zahra, ustad. Maksudnya Zaki!?" Imron sengaja meralat ucapannya. Rasanya masih terasa begitu canggung.
"Cukup tunjukkan saja yang mana kamarnya, biar saya ke sana sendiri!" ustad Zaki tidak mau menggangu istirahat Bu Narsih dan pak Warsi.
"Itu, di kamar yang paling ujung. Yang depannya ada gambar kucingnya!"
"Baiklah, terimakasih. Assalamualaikum!"
"Waalaikum salam!"
Ustad Zaki menunggu hingga Imron masuk ke dalam kamarnya dan ia pun mulai berjalan mendekati kamar yang di sebutkan oleh Imron, jantungnya mulai berulah lagi.
Ustad Zaki berhenti sejenak untuk memegangi letak jantungnya.
"Bismillahirrahmanirrahim!"
Tangannya segera terulur untuk mengetuk daun pintu itu,
Tok tok tok
"Assalamualaikum!" salamnya dengan suara lirih agar tidak membangunkan yang lainnya.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
IG @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Siti Brtampubolon
asiik🥰
2023-12-09
0
Fhebrie
ternyata pak ustadz langsung jatuh cinta pas acara ijab qobul 😍😍
2023-09-19
0
Widi Astuti
ustadz Zaki yg mau masuk k kamar Zahra... knp sy yg deg2an.... takut g dibukain pintu sm Zahra....🤭🤭🤭🙈🙈
2023-09-01
0