Ijab Qabul

"Ya Allah, kamu bisa bawa motor nggak sih Nur?"

"Kamu kan tahu, aku belajar motor baru satu bulan ini, ya sabar!?"

Padahal jarak masjid dan rumah Zahra tidak begitu jauh, tapi saat naik motor dengan nur, rasanya lebih jauh.

"Ya udah, berhenti-henti!"

"Mau ngapain?"

"Berhenti saja!"

Nur pun menuruti ucapan Zahra, ia menghentikan motornya, Zahra sudah lebih dulu turun,

"Turun!"

Akhirnya Nur pun ikut turun dan Zahra bergantian di depan,

"Kamu mau ngapain, Zah?"

"Kalau naik motornya kayak tadi, kita sampainya di masjid besok subuh. Jadi jangan bawel, cepetan naik!"

"Astaghfirullah hal azim!"

"Pengen aku nikah sekarang, nggak?"

"Iya!"

"Ya udah, cepetan naik!"

Akhirnya sekali lagi, nur menuruti permintaan Zahra. Ia segera naik dan duduk di jok belakang.

Dengan kecepatan penuh, Zahra melajukan motornya hingga kedatangan mereka di masjid langsung menjadi pusat perhatian.

"Ya Allah, Zahra!?" gumam beberapa orang yang berada di teras masjid.

"Pengantin kelakuannya kok kayak gitu!?"

"Iya, nggak ada kalem-kalemnya!"

Zahra tidak peduli dengan tatapan aneh orang-orang, ia segera menarik tangan Nur untuk masuk,

"Kalian dari mana saja?" tanya Bu Narsih saat melihat putrinya datang, padahal tadi mereka berangkat lebih dulu tapi datangnya belakangan.

"Tadi, nur ada yang ketinggalan Bu, bentar!"

"Trus kenapa yang di depan Zahra?"

"Nur lama benget nyetirnya, jadi Zahra gantiin!?"

"Yo wes, ayo masuk. Semua sudah menunggu!"

Zahra di bawa masuk ke tempat jama'ah perempuan tapi ia juga harus melewati pintu masuk laki-laki karena pintu masuk perempuan di tutup.

Ustad Zaki yang sudah lama.menunvgu akhirnya penasaran dengan apa yang di lakukan Zahra,

Zahra, benarkah dia Zahra? ini untuk pertama kalinya ustad Zaki melihat Zahra memakai hijab.

"Bagaimana ustad, sudah bisa di mulai?" tanya kyai Hasyim saat melihat kedatangan Zahra.

Astaghfirullah hal azim...

Istighfar ustad Zaki dalam hati karena telah tidak sengaja menatap Zahra.

"Iya, kyai!"

Entah kenapa saat melihat Zahra saat ini ada perasaan yang aneh yang tiba-tiba muncul. Seolah mengatakan jika keputusannya adalah benar dan dia tidak akan menyesalinya.

Ustad Zaki pun duduk di depan pak Warsi di dampingi kyai Hasyim. Sedangkan kyai Irsyad memilih duduk di samping pak Warsi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokhatu!

Alhamdulillah, Alhamdulillahi robbil ‘alamin wabihi nasta’inu ala umuriddunya waddin wa’ala ‘alihi washahbihi ajma’in. Amma Ba’du. Marilah kita panjatkan puji syukur akan kehadirat ilahi robbi Allah Swt." kyai Hasyim memberi salam dan mukhodimah pada semua yang hadir di masjid, tangannya tengah memegang mikrofon.

Kemudian menyampaikan beberapa kata untuk mewakili pak Warsi.

"Hadirin yang berbahagia. Sebentar lagi akan ada dua hati yang terpaut dan terikat dalam satu janji. Janji yang akan mengubah segala rangkaian ibadah menjadi luar biasa. Janji tersebut akan diucapkan oleh dua insan yaitu ustad Zaki dan Zahra. Zahra merupakan putri dari pak Warsi dan Bu Narsih. Sedangkan ustad Zaki merupakan putra dari Haji Ali dan Bu Maryam.

Semoga saja prosesi akad nikah hari ini berlangsung secara lancar, sehingga kedua sejoli berikut mampu menempuh kehidupan baru sebagai pasangan mahram suami istri. Aamiin Ya Rabbal Alamin."

"Akad nikah adalah salah satu acara penting nan sakral, meskipun pernikahan ini terjadi secara dadakan tetap saja semua dilakukan atas ijin Allah. Oleh sebab itu, mari kita awali dengan bacaan basmallah serta tak lupa juga doa agar proses akad nikah berlangsung lancar hingga akhir." ucap kyai Hasyim sebelum memulai doa.

Sebelum ijab Qabul dilakukan, kyai memimpin doa agar acara berjalan dengan lancar.

"Amin, amin ya roba alamin!" tanda doa telah berakhir. "Sebelum memulai ijab Qabul, mari kita dengarkan lantunan ayat suci Al-Quran surat An Nisaa ayat 34-35 yang akan dilantunkan oleh ananda Amir! Waktu dan tempat saya persilahkan!"

Amir tanpa duduk di belakang ustad Zaki, ia menemani ustad Zaki Sedari datang segera menggeser duduknya, di tangannya sudah membawa sebuah Al Qur'an.

Suara merdunya mulai mengisi seluruh ruangan masjid, bahkan suaranya terdengar sampai keluar masjid. Selain marbot, Amir juga seorang qori dengan suara merdu.

Akhirnya lantunan ayat suci Al-Quran selesai. Sampailah pada inti yaitu ijab qobul. Kali ini ijab dibacakan oleh pak Warsi sendiri,

Pak Warsi menarik tangan ustad Zaki dengan begitu yakin, bacaan basmallah dalam hati terus terlantun,

“Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Kamilatun Zahra alal mahri hallan.”

Ustad Zaki pun dengan suara lantanganya menyahut ucapan pak Warsi,

“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq.”

Lafal Qabul dapat di ucapkannya dengan begitu lancar hanya dengan satu tarikan nafas saja.

"Bagaimana saksi, sah?" tanya kyai Hasyim begitu ijab Qabul terucap.

"Sah ....!" semua yang hadir mengatakannya dengan serentak dan langsung mendapat sambutan hamdalah dari ustad Zaki dan pak Warsi. Tampak ustad Zaki mengatupkan kedua tangannya di wajahnya tanda syukur.

Zahra yang berada di ruangan yang berbeda, tanpa sadar menitikkan air mata, tapi dengan cepat ia menghapusnya sebelum ada yang melihatnya.

Ada apa ini? Kenapa saat mendengarkan ijab Qabul hatiku begini?

Nur langsung memeluknya dan memberinya ucapan selamat.

Sedangkan Fatimah yang duduk Tidka jauh dari Zahra, hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tengah berusaha menyembunyikan air matanya dari semua orang.

Setelah ijab qabul diucapkan, akhirnya kyai Hasyim mulai membacakan doa akad nikah.

"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.”

Karena pernikahan terjadi secara mendadak, tidak ada surat-surat yang bisa di tanda tangani. Kini saatnya mempelai laki-laki menyerahkan mahar kepada mempelai perempuan.

Bu Narsih membawa Zahra untuk ke tempat ustad Zaki setelah mendapat instruksi dari Kyai Hasyim.

Kini Zahra sudah berada di depan ustad Zaki. Zahra tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Nak Zahra, silahkan cium tangan suami!" perintah kyai Hasyim pada Zahra membuat Zahra menoleh pada kyai, ia tidak tahu bagaimana caranya.

"Di cium tangannya!?" kyai membantu mengarahkan Zahra,

Kenapa tangannya dingin begini? Zahra merasakan tangan ustad Zaki yang berkeringat dingin, tangannya juga sedikit bergetar.

Kini tangan Zahra sudah meraih tangan ustad Zaki,

"Cium kening nak Zahra dan bacakan doa untuk mempelai perempuan, ustad!" perintah kyai Hasyim pada ustad Zaki.

Ustad Zaki mendekatkan diri pada Zahra, ia meraih kepala Zahra.

Apa kamu benar akan berciuman? Zahra begitu penasaran dengan apa yang di lakukan oleh ustad Zaki. Ingin rasanya mendongakkan kepalanya tapi,

cup

Benar saja, ia merasakan sebuah bibir yang menempel di kening, kemudian tangannya terasa memegang ubun-ubun Zahra di sertai dengan lantunan doa yang keluar dari bibir ustad Zaki,

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih."

Walaupun lirih tapi lantunan doa itu mampu menggetarkan hati Zahra.

Setelah selesai, ustad Zaki hanya memberikan mahar uang senilai lima ratus ribu dan sebuah cincin perak untuk Zahra.

"Maaf, hanya ini yang bisa saya berikan saat ini!" ucap ustad Zaki sambil memakaikan cincin miliknya ke jari tengah Zahra, karena jika di pakaikan di jari kelingking Zahra akan sangat kebesaran.

Zahra hanya menganggukkan kepalanya, ia memang tidak menuntut banyak. Kesanggupan ustad Zaki sudah cukup karena ia bisa melihat senyum dari bibir bapaknya.

Amir mengabadikan setiap moment menggunakan kamera ponselnya.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

IG @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Siti Brtampubolon

Siti Brtampubolon

alhamdulillah

2023-12-09

0

ik@

ik@

saaaah

2023-10-20

0

m.ria

m.ria

🤣🤣

2023-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ustad Zaki
3 Zahra yang membangkang
4 Pertolongan yang tepat
5 Serangan jantung
6 Pembicaraan pak Warsi
7 Zahra vs Imah
8 Kepulangan Imron
9 Permintaan bapak
10 Kesanggupan ustad Zaki
11 Bayu yang marah
12 Ucapan bapaknya
13 Kedatangan kyai Irsyad
14 Dua lamaran sekaligus
15 Kedatangan ustad Zaki
16 Lamaran ustad Zaki
17 Malam ini juga
18 Perasaan Imah
19 Ijab Qabul
20 Perasaan ustad Zaki
21 Kesepakatan bersama
22 Tidak hanya mengandalkan tampang
23 Meminta izin
24 Rutinitas baru
25 Batasannya
26 Rok mini
27 Senang menggodanya
28 Gara-gara kunci
29 Ustad mesum
30 Kenapa serem sekali?
31 Ketakutan yang membawa berkah
32 Manjanya Zahra
33 Beli pembalut
34 Jadi semakin sensitif
35 Zahra pingsan
36 Bayu vs ustad Zaki
37 Kelakuan ustad Zaki
38 Nggak peka
39 Ayam bakar spesial
40 Makanan terenak cap istri
41 Idola satu sekolah
42 Izin suami
43 Kekesalan Zahra
44 Kemarahan ustad Zaki
45 Kencan pertama
46 Serangan preman
47 Saling baper
48 Masih di bawah umur
49 Hatinya lembut
50 Isi amplop
51 Cewek Bar bar
52 Kegalauan Zahra
53 Siapa mereka?
54 Ternyata Mertua
55 Ternyata berbeda
56 Cemburu ya?
57 Cemburu kali!
58 Berkunjung besan
59 Zahra patah hati
60 Cara jitu meluluhkan hati
61 Jalan-jalan
62 Kekhawatiran ustad Zaki
63 Kedatangan Imah
64 Akhirnya cemburu
65 Pengajian 1
66 Pengajian 2
67 Pulang pengajian 1
68 Pulang Pengajian 2
69 Terjebak
70 Mengantar Abi dan umi
71 Berbelanja ala ustad Zaki
72 Bertemu Bayu
73 Sedingin manusia serigala
74 Suaranya merdu
75 Menginap di hotel (1)
76 Menginap di hotel (2)
77 Menginap di hotel (3)
78 Apa sudah siap?
79 Hilang keprawanan
80 Mengendalikan diri
81 Kejutan di pagi hari
82 Rasanya canggung
83 Apa benar melakukannya?
84 Pulang
85 Kedatangan Bu chusna
86 Ini tanda apa?
87 Lupa rasanya
88 Acara sekolah
89 Obrolan ustad Zaki
90 95. Bu Chusna
91 Rencana apa?
92 Kafe temanku
93 Masalah Serius
94 Siapa Bapaknya??
95 Pulang ke rumah
96 Bu Chusna
97 Usaha ustad Zaki
98 Aku Zahra
99 Titik Terang
100 Mulai pencarian
101 Kafe atau ....?
102 Datang tepat waktu
103 Rindu ini
104 Bertemu dengan Anwar
105 Kisah Anwar & Imah
106 Nggak peka
107 Pengakuan Imah
108 Secepat angin
109 HP serepan
110 Jadi Pendiam
111 Apa password nya?
112 Mobilnya banyak!
113 Ingin serius (Bayu)
114 Aku tidak percaya (Bayu)
115 Berpamitan (Bayu)
116 Jangan buru-buru!
117 Akhirnya!!!!!
118 Kelakuan Zahra
119 Berapa ronde?
120 Ronde ke 3
121 Pasti Rindu
122 POV ustad Zaki (1)
123 POV ustad Zaki (2)
124 POV Zahra (1)
125 POV Zahra (2)
126 Tempat Magang
127 Terpaut jauh
128 Tempat seminar
129 Perasaan lama yang terusik kembali
130 Gadis itu!
131 Sedang dipermainkan takdir
132 Pemilik rumah makan
133 Sepucuk surat
134 Ungkapan hati
135 Menjadi ibu
136 Alat kontrasepsi
137 Semua ada sebabnya
138 Masa lalu ustad Zaki part 1
139 Masa lalu ustad Zaki part 2
140 Kena omel
141 Pegawai bank
142 Ketahuan
143 Mggak marah
144 Rindu ini
145 Cincin tanda cinta
146 Romantis ala Zahra
147 Sepak bola
148 Mana mobilnya?
149 Kisah Tsa'labah
150 Bertemu Bayu
151 Teman terbaik
152 Teman lama
153 Selesai magang
154 Hadiah untuk Zahra
155 Makan malam romantis
156 Saatnya jujur
157 pengumuman
158 Pil KB
159 Liburan Ke Bandung
160 Naik pesawat
161 Namaku Painem!
162 Ternyata pesantren
163 Di balkon sebelah
164 Mungkin kisahku
165 Mencarikan buku
166 Buku untuk ustad Zaki
167 Sepuluh ribu
168 Parid!!!!
169 kecemasan ustad Zaki
170 Ketemu ustadzah Nafis
171 Keikhlasan ustadzah Nafis
172 Pemeriksaan
173 Kedai lalapan yg sama
174 Pilihan ustad Zaki
175 Kecurigaan Zahra
176 Ngadem
177 Kisah dalam buku itu
178 Versi ustadzah Nafis
179 Tawa dalam luka
180 Ada apa dengan Zahra?
181 Bahu yang kamu butuhkan
182 Romantis ala duo Z
183 Ilmu padi
184 Sempurna bagi sang suami
185 Versi ku
186 Jalan-jalan
187 Pemeriksaan
188 Jodoh untuk ustad Farid
189 Ujian hari pertama
190 Zahra sakit
191 Zahra pingsan
192 Zahra hamil
193 Hamil ektopik
194 Ketegaran Zahra
195 Berkorban
196 Tidak sekuat itu
197 Aku kembalikan padaMu
198 Cintamu lebih besar
199 Kedatangan Abi dan ummi
200 Cerewetnya Zahra
201 Meminta melamar
202 Awal dan akhir ( End)
203 Bonschap 1 (Manjanya Zahra)
204 Bonschap 2 (Hinaan)
205 Bonschap 3 (Takdir terindah)
206 Bonschap 4 (Kuliah lagi)
207 Bonschap 5 (Baru masuk)
208 Bonschap 6 (Ngambeknya Zahra )
209 Bonschap 7 (Gabutnya ustad Zaki)
210 Bonschap 8 (Pengawas baru)
211 Bonschap 9
212 Bonschap 10
213 Bonschap 11
214 Bonschap 12
215 bonschap 13
216 Bonschap 14
217 Bonschap 15
218 Bonschap 16
219 Bonschap 17
220 Bonschap 18
221 Bonschap 19
222 Bonschap 20
223 Bonschap 21
224 Bonschap 22
225 Bonschap 23 (Benar-benar End)
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Prolog
2
Ustad Zaki
3
Zahra yang membangkang
4
Pertolongan yang tepat
5
Serangan jantung
6
Pembicaraan pak Warsi
7
Zahra vs Imah
8
Kepulangan Imron
9
Permintaan bapak
10
Kesanggupan ustad Zaki
11
Bayu yang marah
12
Ucapan bapaknya
13
Kedatangan kyai Irsyad
14
Dua lamaran sekaligus
15
Kedatangan ustad Zaki
16
Lamaran ustad Zaki
17
Malam ini juga
18
Perasaan Imah
19
Ijab Qabul
20
Perasaan ustad Zaki
21
Kesepakatan bersama
22
Tidak hanya mengandalkan tampang
23
Meminta izin
24
Rutinitas baru
25
Batasannya
26
Rok mini
27
Senang menggodanya
28
Gara-gara kunci
29
Ustad mesum
30
Kenapa serem sekali?
31
Ketakutan yang membawa berkah
32
Manjanya Zahra
33
Beli pembalut
34
Jadi semakin sensitif
35
Zahra pingsan
36
Bayu vs ustad Zaki
37
Kelakuan ustad Zaki
38
Nggak peka
39
Ayam bakar spesial
40
Makanan terenak cap istri
41
Idola satu sekolah
42
Izin suami
43
Kekesalan Zahra
44
Kemarahan ustad Zaki
45
Kencan pertama
46
Serangan preman
47
Saling baper
48
Masih di bawah umur
49
Hatinya lembut
50
Isi amplop
51
Cewek Bar bar
52
Kegalauan Zahra
53
Siapa mereka?
54
Ternyata Mertua
55
Ternyata berbeda
56
Cemburu ya?
57
Cemburu kali!
58
Berkunjung besan
59
Zahra patah hati
60
Cara jitu meluluhkan hati
61
Jalan-jalan
62
Kekhawatiran ustad Zaki
63
Kedatangan Imah
64
Akhirnya cemburu
65
Pengajian 1
66
Pengajian 2
67
Pulang pengajian 1
68
Pulang Pengajian 2
69
Terjebak
70
Mengantar Abi dan umi
71
Berbelanja ala ustad Zaki
72
Bertemu Bayu
73
Sedingin manusia serigala
74
Suaranya merdu
75
Menginap di hotel (1)
76
Menginap di hotel (2)
77
Menginap di hotel (3)
78
Apa sudah siap?
79
Hilang keprawanan
80
Mengendalikan diri
81
Kejutan di pagi hari
82
Rasanya canggung
83
Apa benar melakukannya?
84
Pulang
85
Kedatangan Bu chusna
86
Ini tanda apa?
87
Lupa rasanya
88
Acara sekolah
89
Obrolan ustad Zaki
90
95. Bu Chusna
91
Rencana apa?
92
Kafe temanku
93
Masalah Serius
94
Siapa Bapaknya??
95
Pulang ke rumah
96
Bu Chusna
97
Usaha ustad Zaki
98
Aku Zahra
99
Titik Terang
100
Mulai pencarian
101
Kafe atau ....?
102
Datang tepat waktu
103
Rindu ini
104
Bertemu dengan Anwar
105
Kisah Anwar & Imah
106
Nggak peka
107
Pengakuan Imah
108
Secepat angin
109
HP serepan
110
Jadi Pendiam
111
Apa password nya?
112
Mobilnya banyak!
113
Ingin serius (Bayu)
114
Aku tidak percaya (Bayu)
115
Berpamitan (Bayu)
116
Jangan buru-buru!
117
Akhirnya!!!!!
118
Kelakuan Zahra
119
Berapa ronde?
120
Ronde ke 3
121
Pasti Rindu
122
POV ustad Zaki (1)
123
POV ustad Zaki (2)
124
POV Zahra (1)
125
POV Zahra (2)
126
Tempat Magang
127
Terpaut jauh
128
Tempat seminar
129
Perasaan lama yang terusik kembali
130
Gadis itu!
131
Sedang dipermainkan takdir
132
Pemilik rumah makan
133
Sepucuk surat
134
Ungkapan hati
135
Menjadi ibu
136
Alat kontrasepsi
137
Semua ada sebabnya
138
Masa lalu ustad Zaki part 1
139
Masa lalu ustad Zaki part 2
140
Kena omel
141
Pegawai bank
142
Ketahuan
143
Mggak marah
144
Rindu ini
145
Cincin tanda cinta
146
Romantis ala Zahra
147
Sepak bola
148
Mana mobilnya?
149
Kisah Tsa'labah
150
Bertemu Bayu
151
Teman terbaik
152
Teman lama
153
Selesai magang
154
Hadiah untuk Zahra
155
Makan malam romantis
156
Saatnya jujur
157
pengumuman
158
Pil KB
159
Liburan Ke Bandung
160
Naik pesawat
161
Namaku Painem!
162
Ternyata pesantren
163
Di balkon sebelah
164
Mungkin kisahku
165
Mencarikan buku
166
Buku untuk ustad Zaki
167
Sepuluh ribu
168
Parid!!!!
169
kecemasan ustad Zaki
170
Ketemu ustadzah Nafis
171
Keikhlasan ustadzah Nafis
172
Pemeriksaan
173
Kedai lalapan yg sama
174
Pilihan ustad Zaki
175
Kecurigaan Zahra
176
Ngadem
177
Kisah dalam buku itu
178
Versi ustadzah Nafis
179
Tawa dalam luka
180
Ada apa dengan Zahra?
181
Bahu yang kamu butuhkan
182
Romantis ala duo Z
183
Ilmu padi
184
Sempurna bagi sang suami
185
Versi ku
186
Jalan-jalan
187
Pemeriksaan
188
Jodoh untuk ustad Farid
189
Ujian hari pertama
190
Zahra sakit
191
Zahra pingsan
192
Zahra hamil
193
Hamil ektopik
194
Ketegaran Zahra
195
Berkorban
196
Tidak sekuat itu
197
Aku kembalikan padaMu
198
Cintamu lebih besar
199
Kedatangan Abi dan ummi
200
Cerewetnya Zahra
201
Meminta melamar
202
Awal dan akhir ( End)
203
Bonschap 1 (Manjanya Zahra)
204
Bonschap 2 (Hinaan)
205
Bonschap 3 (Takdir terindah)
206
Bonschap 4 (Kuliah lagi)
207
Bonschap 5 (Baru masuk)
208
Bonschap 6 (Ngambeknya Zahra )
209
Bonschap 7 (Gabutnya ustad Zaki)
210
Bonschap 8 (Pengawas baru)
211
Bonschap 9
212
Bonschap 10
213
Bonschap 11
214
Bonschap 12
215
bonschap 13
216
Bonschap 14
217
Bonschap 15
218
Bonschap 16
219
Bonschap 17
220
Bonschap 18
221
Bonschap 19
222
Bonschap 20
223
Bonschap 21
224
Bonschap 22
225
Bonschap 23 (Benar-benar End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!