Bayu yang marah

"Kira-kira ngapain ya si ustad itu ke rumah?" Zahra terus saja bertanya-tanya tentang apa yang terjadi di rumahnya, masnya juga tidak memberitahu. Hari ini sekolah bebas karena guru sedang rapat, ia memang tidak berencana untuk pergi kemana-mana tapi ia sedang tidak segera pulang. Ia lebih tertarik melihat beberapa anak yang sedang bermain basket di lapangan.

"Ada apa sih Zah?" Nur yang baru saja kembali dari ruang OSIS segera menghampiri Zahra yang terlihat duduk sendiri di teras kelas yang langsung terhubung dengan lapangan itu, "Nggak sama si Bayu? Tadi aku lihat Bayi baru aja dari kelas." tanyanya lagi karena ia tidak sengaja berpapasan dengan Bayu yang baru saja keluar dari kelasnya. Tidak biasanya, mereka biasanya lengket seperti perangko. Dimana ada Bayu disitu ada Zahra, seluruh sekolah juga tahu kalau Zahra adalah pacar Bayu.

"Nggak ah Nur, Bayu ngajak jalan tapi aku nggak bisa!" ucap Zahra dengan wajah pasrahnya. Zahra memilih kembali melihat ke arah lapangan, tapi terlihat sekali jika pikirkan Zahra saat ini tidak sedang di sana.

"Bapak kamu belum sembuh?" Nur langsung teringat dengan keadaan bapak Zahra, rumahnya dengan rumah Zahra tidak begitu dekat jadi mereka jika di rumah jarang bertemu.

Zahra menggelengkan kepalanya, "Belum Nur, bapak malah nggak sehat-sehat."

"Kamu yang sabar ya, bapak kamu pasti sembuh."

"Apa ini gara-gara aku yang terlalu keras ya?" sudah berkali-kali Zahra menyalahkan dirinya sendiri tas apa yang terjadi dengan bapaknya, tapi tetap saja rasanya tidak akan cukup. Bapaknya juga tetap tidak sembuh dengan penyesalan Zahra.

"Ya begitulah zah," ucap Nur setuju membuat Zahra mengerutkan keningnya, ia kira sahabatnya itu akan mengatakan hal yang bisa menghiburnya tapi nyatanya tidak.

"Jangan tersinggung dulu, Zah!" nur yang menyadari ekspresi Zahra segera meralat ucapannya.

"Memang kapan aku pernah tersinggung dengan ucapanmu!?" ucapan Zahra seketika membuat Nur tersenyum, ia tahu Zahra tidak akan marah dengan ucapannya,

"Lagi pula ngapain sih selalu membangkang orang tua, Zah? Nggak ada baiknya juga kan? Kasian bapak sama ibuk kamu! Kamu tuh anak baik, jangan membuat kesan jelek pada orang tua kamu sendiri." Nur tahu Zahra sebenarnya tidak seburuk kelihatannya, dia memang keras tapi hatinya tidak pernah tega melihat orang lain menderita apalagi ini karena dirinya sendiri.

"Aku hanya ingin merasakan kehidupan anak remaja pada umumnya, Nur. Pulang sekolah pergi main, nongkrong, mengerjakan tugas dengan teman-teman. Bukan pulang sekolah langsung ke masjid, ikut pengajian jika hari Minggu. Trus kapan waktunya buat aku? Bukankah itu membosankan?"

Nur tersenyum mendengarkan alasan Zahra, ia segera menggelengkan kepalanya,

"Enggak zah!" ucapnya dengan begitu yakin.

"Enggak apanya?" Zahra penasaran dengan lanjutan ucapan Nur.

"Enggak kok kalau membosankan, buktinya aku juga tetap bisa seneng-seneng. Aku masih tetap bisa ikut kegiatan ini itu. Kalau hari Minggu aku juga masih bisa jalan ke mall, atau kalau tidak ke taman kota."

"Gaya bener Nur, ke mall!" zahra tertawa membayangkan Nur yang pergi ke mal, padahal dirinya saja yang terkenal gaul di sekolah jarang ke mall kalau tidak di ajak Bayu.

"Emang anak kampung nggak pernah ke mall, apa." protes Nur, "Gini-gini sekali atau dua kali aku juga pernah pergi ke mall. Healing ...!"

"Gayamu, Nur!"

"Ya itu cuma gambaran aja Zah! Nggak ada yang membosankan, hanya tergantung bagaimana kita menjalaninya, Zah. Percaya deh, nggak semua yang terlihat membosankan itu benar-benar membosankan!"

"Ogah Ahh percaya sama kamu." celetup Zahra.

"Ya emang jangan, percaya sama Allah saja. Jangan sama hambanya, termasuk sama aku."

"Iya ustadzah!" ucap Zahra sambil tersenyum.

"Amiiin!" Nur malah mengamini ledekan Zahra dengan menakupkan kedua tangannya ke wajah.

"Lohhh aku ngeledek loh!" ucap Zahra yang kadang-kadang suka heran dengan respon positif yang selalu di berikan oleh sahabatnya itu.

"Ngledekmu kan doa, Zah! Makanya aku Aminin."

"Ya ampun, Nur!"

"Ya Allah! Minta ampun sama Allah!"

Walaupun Zahra dan Nur tidak pernah sejalan tapi mereka selalu kompak, persahabatan mereka sudah terjalin sejak kecil jadi tidak ada rahasia lagi diantara mereka.

Selain itu, dari kampung mereka, hanya mereka berdua yang satu kampung membuat mereka pulang dan berangkat hanya berdua.

"Ehhhh, itu bukannya mas Imron?" tanya Nur sambil menatap ke arah seorang pria dengan celana panjang hitam dan atasan kaos putih yang di lapisi oleh jaket army tengah berjalan di pinggir lapangan.

"Hehhhh!" Zahra langsung menghela nafas, "Tau aja mas Imron kalau sekolah lagi bebas." keluh Zahra.

Padahal hari ini ia berharap bisa pulang sedikit sorean seperti hari-hari biasanya, tapi ternyata baru jam dua siang saja Imron sudah menjemputnya.

"Ya kan guru kasih pemberitahuan ke orang tua, Zah!"

" Memang iya? Aku kok nggak pernah tahu?"

"Kamu yang nggak peka!"

"Kamu habis ini kemana, Nur?" Zahra kadang iri dengan nur, karena hidupnya yang lempeng-lempeng saja orang tua nur tidak pernah membatasi pergaulan Nur.

Lagian juga apa yang mau di batesin, lempeng-lempeng aja ..., batin Zahra menjawab sendiri keraguannya.

"Aku harus balik ke ruang OSIS lagi, masih ada satu kali lagi rapatnya!" akhir-akhir ini Nur yang malah pulang petang karena beberapa kegiatan yang ia ikuti.

"Kalau kayak gini, aku mending dulu ikut aja organisasi biar bisa pulang seenaknya kayak kamu." keluh Zahra lagi.

"Ya aku pulang sore kan memang ada alasannya."

"Hehhh, Bayu marah lagi sama aku!" akhirnya zahra berkata jujur pada Nur, Bayu sengaja menghindar darinya karena akhir-akhir ini Zahra tidak pernah mau di ajak pergi.

"Gara-gara kamu nggak ikut dia?" tanya Nur lagi.

"Hmmm!" Zahra menganggukkan kepalanya dengan begitu pasrah tidak peduli kakak laki-lakinya yang masih terlihat bingung mencari dirinya.

"Ya kalau dia beneran cinta sama kamu, pasti dia juga mau ngertiin kamu." ucap Nur sambil mengusap bahu sahabatnya itu.

Dan benar, setelah di pikir-pikir akhirnya Zahra bisa mengerti.

"Benar juga."

"Hmmm!"

" Ya udah deh, aku pulang dulu. Beneran kamu nggak ikut barengan?" akhirnya Zahra benar-benar beranjak dari duduknya, menjinjing tas yang sedari tadi ia letakkan di pangkuannya.

"Mau taruh mana? Taruh ban?" protes Nur, sudah tahu Imron membawa motor, masih menawari tumpangan.

Ha ha ha ...

Zahra tertawa terbahak-bahak sambil meninggalkan Nur yang pura-pura memanyunkan bibirnya.

Tapi setidaknya Nur sekarang lebih lega karena Zahra tidak lagi kluyuran. Mau bagaimanapun Zahra tetaplah sahabat baiknya, walaupun kadang mereka tidak sejalan.

"Ya Allah zah, mas sudah muter-muter nyari kamu!"

"Siapa suruh muter-muter, kurang kerjaan banget!"

Imron hanya menggelengkan kepalanya, ia tahu jika di teruskan pembicaraan ini mereka akan lanjut brdebat.

"Ayo!"

"Kemana?"

"Ya pulang!" Imron berjalan lebih dulu meninggalkan Zahra sedangkan Zahra memilih mengikutinya di belakang.

"Mas Imron ngapain jemput Zahra jam segini?" walaupun Zahra sudah tahu ada pemberitahuan dari guru, tetap saja Zahra ingin tahu siapa tahu ada alasan lain.

"Bapak yang minta!"

Dan benar, ternyata bukan karena pemberitahuan itu. Zahra jadi teringat dengan kedatangan ustad Zaki tadi pagi.

"Tapi bapak nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Zahra sambil mendahului langkah Imron, ia bahkan berjalan mundur agar tahu bagaimana ekspresi wajah Imron.

"Mas sudah ijin sama guru kamu."

Ohhh jadi mas Imron nggak tahu kalau hari ini aku bebas. Tapi ada apa dengan bapak?

Mendengarkan penuturan dari Imron, malah membuat Zahra semakin khawatir.

"Ya udah mas, kita cepetan pulang." Zahra tidak lagi protes, ia memilih berjalan cepat menghampiri motornya yang terparkir di depan sekolah, ia dengan cepat mengambil helm yang masih tergantung di motor bebek milik kakak laki-lakinya itu.

"Pelan zah!" hardik Imron saat Zahra benar-benar tidak sabaran, Zahra naik dengan begitu cepat ke atas motor meskipun Imron belum siap, seakan-akan tidak ingin ketinggalan sesuatu.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya ya

Follow akun Ig aku

IG @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Winda Rakha

Winda Rakha

gk bosan dg crta ini

2024-03-05

0

Sapitri Nurus Shaqilla

Sapitri Nurus Shaqilla

Ya allah, pengen kaya ustadz Zakii.. author buatin 1 lagi buat aku😗😁

2023-06-03

0

Erina Munir

Erina Munir

mau d nikahin kamu zahra...😂😂😂😂

2023-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ustad Zaki
3 Zahra yang membangkang
4 Pertolongan yang tepat
5 Serangan jantung
6 Pembicaraan pak Warsi
7 Zahra vs Imah
8 Kepulangan Imron
9 Permintaan bapak
10 Kesanggupan ustad Zaki
11 Bayu yang marah
12 Ucapan bapaknya
13 Kedatangan kyai Irsyad
14 Dua lamaran sekaligus
15 Kedatangan ustad Zaki
16 Lamaran ustad Zaki
17 Malam ini juga
18 Perasaan Imah
19 Ijab Qabul
20 Perasaan ustad Zaki
21 Kesepakatan bersama
22 Tidak hanya mengandalkan tampang
23 Meminta izin
24 Rutinitas baru
25 Batasannya
26 Rok mini
27 Senang menggodanya
28 Gara-gara kunci
29 Ustad mesum
30 Kenapa serem sekali?
31 Ketakutan yang membawa berkah
32 Manjanya Zahra
33 Beli pembalut
34 Jadi semakin sensitif
35 Zahra pingsan
36 Bayu vs ustad Zaki
37 Kelakuan ustad Zaki
38 Nggak peka
39 Ayam bakar spesial
40 Makanan terenak cap istri
41 Idola satu sekolah
42 Izin suami
43 Kekesalan Zahra
44 Kemarahan ustad Zaki
45 Kencan pertama
46 Serangan preman
47 Saling baper
48 Masih di bawah umur
49 Hatinya lembut
50 Isi amplop
51 Cewek Bar bar
52 Kegalauan Zahra
53 Siapa mereka?
54 Ternyata Mertua
55 Ternyata berbeda
56 Cemburu ya?
57 Cemburu kali!
58 Berkunjung besan
59 Zahra patah hati
60 Cara jitu meluluhkan hati
61 Jalan-jalan
62 Kekhawatiran ustad Zaki
63 Kedatangan Imah
64 Akhirnya cemburu
65 Pengajian 1
66 Pengajian 2
67 Pulang pengajian 1
68 Pulang Pengajian 2
69 Terjebak
70 Mengantar Abi dan umi
71 Berbelanja ala ustad Zaki
72 Bertemu Bayu
73 Sedingin manusia serigala
74 Suaranya merdu
75 Menginap di hotel (1)
76 Menginap di hotel (2)
77 Menginap di hotel (3)
78 Apa sudah siap?
79 Hilang keprawanan
80 Mengendalikan diri
81 Kejutan di pagi hari
82 Rasanya canggung
83 Apa benar melakukannya?
84 Pulang
85 Kedatangan Bu chusna
86 Ini tanda apa?
87 Lupa rasanya
88 Acara sekolah
89 Obrolan ustad Zaki
90 95. Bu Chusna
91 Rencana apa?
92 Kafe temanku
93 Masalah Serius
94 Siapa Bapaknya??
95 Pulang ke rumah
96 Bu Chusna
97 Usaha ustad Zaki
98 Aku Zahra
99 Titik Terang
100 Mulai pencarian
101 Kafe atau ....?
102 Datang tepat waktu
103 Rindu ini
104 Bertemu dengan Anwar
105 Kisah Anwar & Imah
106 Nggak peka
107 Pengakuan Imah
108 Secepat angin
109 HP serepan
110 Jadi Pendiam
111 Apa password nya?
112 Mobilnya banyak!
113 Ingin serius (Bayu)
114 Aku tidak percaya (Bayu)
115 Berpamitan (Bayu)
116 Jangan buru-buru!
117 Akhirnya!!!!!
118 Kelakuan Zahra
119 Berapa ronde?
120 Ronde ke 3
121 Pasti Rindu
122 POV ustad Zaki (1)
123 POV ustad Zaki (2)
124 POV Zahra (1)
125 POV Zahra (2)
126 Tempat Magang
127 Terpaut jauh
128 Tempat seminar
129 Perasaan lama yang terusik kembali
130 Gadis itu!
131 Sedang dipermainkan takdir
132 Pemilik rumah makan
133 Sepucuk surat
134 Ungkapan hati
135 Menjadi ibu
136 Alat kontrasepsi
137 Semua ada sebabnya
138 Masa lalu ustad Zaki part 1
139 Masa lalu ustad Zaki part 2
140 Kena omel
141 Pegawai bank
142 Ketahuan
143 Mggak marah
144 Rindu ini
145 Cincin tanda cinta
146 Romantis ala Zahra
147 Sepak bola
148 Mana mobilnya?
149 Kisah Tsa'labah
150 Bertemu Bayu
151 Teman terbaik
152 Teman lama
153 Selesai magang
154 Hadiah untuk Zahra
155 Makan malam romantis
156 Saatnya jujur
157 pengumuman
158 Pil KB
159 Liburan Ke Bandung
160 Naik pesawat
161 Namaku Painem!
162 Ternyata pesantren
163 Di balkon sebelah
164 Mungkin kisahku
165 Mencarikan buku
166 Buku untuk ustad Zaki
167 Sepuluh ribu
168 Parid!!!!
169 kecemasan ustad Zaki
170 Ketemu ustadzah Nafis
171 Keikhlasan ustadzah Nafis
172 Pemeriksaan
173 Kedai lalapan yg sama
174 Pilihan ustad Zaki
175 Kecurigaan Zahra
176 Ngadem
177 Kisah dalam buku itu
178 Versi ustadzah Nafis
179 Tawa dalam luka
180 Ada apa dengan Zahra?
181 Bahu yang kamu butuhkan
182 Romantis ala duo Z
183 Ilmu padi
184 Sempurna bagi sang suami
185 Versi ku
186 Jalan-jalan
187 Pemeriksaan
188 Jodoh untuk ustad Farid
189 Ujian hari pertama
190 Zahra sakit
191 Zahra pingsan
192 Zahra hamil
193 Hamil ektopik
194 Ketegaran Zahra
195 Berkorban
196 Tidak sekuat itu
197 Aku kembalikan padaMu
198 Cintamu lebih besar
199 Kedatangan Abi dan ummi
200 Cerewetnya Zahra
201 Meminta melamar
202 Awal dan akhir ( End)
203 Bonschap 1 (Manjanya Zahra)
204 Bonschap 2 (Hinaan)
205 Bonschap 3 (Takdir terindah)
206 Bonschap 4 (Kuliah lagi)
207 Bonschap 5 (Baru masuk)
208 Bonschap 6 (Ngambeknya Zahra )
209 Bonschap 7 (Gabutnya ustad Zaki)
210 Bonschap 8 (Pengawas baru)
211 Bonschap 9
212 Bonschap 10
213 Bonschap 11
214 Bonschap 12
215 bonschap 13
216 Bonschap 14
217 Bonschap 15
218 Bonschap 16
219 Bonschap 17
220 Bonschap 18
221 Bonschap 19
222 Bonschap 20
223 Bonschap 21
224 Bonschap 22
225 Bonschap 23 (Benar-benar End)
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Prolog
2
Ustad Zaki
3
Zahra yang membangkang
4
Pertolongan yang tepat
5
Serangan jantung
6
Pembicaraan pak Warsi
7
Zahra vs Imah
8
Kepulangan Imron
9
Permintaan bapak
10
Kesanggupan ustad Zaki
11
Bayu yang marah
12
Ucapan bapaknya
13
Kedatangan kyai Irsyad
14
Dua lamaran sekaligus
15
Kedatangan ustad Zaki
16
Lamaran ustad Zaki
17
Malam ini juga
18
Perasaan Imah
19
Ijab Qabul
20
Perasaan ustad Zaki
21
Kesepakatan bersama
22
Tidak hanya mengandalkan tampang
23
Meminta izin
24
Rutinitas baru
25
Batasannya
26
Rok mini
27
Senang menggodanya
28
Gara-gara kunci
29
Ustad mesum
30
Kenapa serem sekali?
31
Ketakutan yang membawa berkah
32
Manjanya Zahra
33
Beli pembalut
34
Jadi semakin sensitif
35
Zahra pingsan
36
Bayu vs ustad Zaki
37
Kelakuan ustad Zaki
38
Nggak peka
39
Ayam bakar spesial
40
Makanan terenak cap istri
41
Idola satu sekolah
42
Izin suami
43
Kekesalan Zahra
44
Kemarahan ustad Zaki
45
Kencan pertama
46
Serangan preman
47
Saling baper
48
Masih di bawah umur
49
Hatinya lembut
50
Isi amplop
51
Cewek Bar bar
52
Kegalauan Zahra
53
Siapa mereka?
54
Ternyata Mertua
55
Ternyata berbeda
56
Cemburu ya?
57
Cemburu kali!
58
Berkunjung besan
59
Zahra patah hati
60
Cara jitu meluluhkan hati
61
Jalan-jalan
62
Kekhawatiran ustad Zaki
63
Kedatangan Imah
64
Akhirnya cemburu
65
Pengajian 1
66
Pengajian 2
67
Pulang pengajian 1
68
Pulang Pengajian 2
69
Terjebak
70
Mengantar Abi dan umi
71
Berbelanja ala ustad Zaki
72
Bertemu Bayu
73
Sedingin manusia serigala
74
Suaranya merdu
75
Menginap di hotel (1)
76
Menginap di hotel (2)
77
Menginap di hotel (3)
78
Apa sudah siap?
79
Hilang keprawanan
80
Mengendalikan diri
81
Kejutan di pagi hari
82
Rasanya canggung
83
Apa benar melakukannya?
84
Pulang
85
Kedatangan Bu chusna
86
Ini tanda apa?
87
Lupa rasanya
88
Acara sekolah
89
Obrolan ustad Zaki
90
95. Bu Chusna
91
Rencana apa?
92
Kafe temanku
93
Masalah Serius
94
Siapa Bapaknya??
95
Pulang ke rumah
96
Bu Chusna
97
Usaha ustad Zaki
98
Aku Zahra
99
Titik Terang
100
Mulai pencarian
101
Kafe atau ....?
102
Datang tepat waktu
103
Rindu ini
104
Bertemu dengan Anwar
105
Kisah Anwar & Imah
106
Nggak peka
107
Pengakuan Imah
108
Secepat angin
109
HP serepan
110
Jadi Pendiam
111
Apa password nya?
112
Mobilnya banyak!
113
Ingin serius (Bayu)
114
Aku tidak percaya (Bayu)
115
Berpamitan (Bayu)
116
Jangan buru-buru!
117
Akhirnya!!!!!
118
Kelakuan Zahra
119
Berapa ronde?
120
Ronde ke 3
121
Pasti Rindu
122
POV ustad Zaki (1)
123
POV ustad Zaki (2)
124
POV Zahra (1)
125
POV Zahra (2)
126
Tempat Magang
127
Terpaut jauh
128
Tempat seminar
129
Perasaan lama yang terusik kembali
130
Gadis itu!
131
Sedang dipermainkan takdir
132
Pemilik rumah makan
133
Sepucuk surat
134
Ungkapan hati
135
Menjadi ibu
136
Alat kontrasepsi
137
Semua ada sebabnya
138
Masa lalu ustad Zaki part 1
139
Masa lalu ustad Zaki part 2
140
Kena omel
141
Pegawai bank
142
Ketahuan
143
Mggak marah
144
Rindu ini
145
Cincin tanda cinta
146
Romantis ala Zahra
147
Sepak bola
148
Mana mobilnya?
149
Kisah Tsa'labah
150
Bertemu Bayu
151
Teman terbaik
152
Teman lama
153
Selesai magang
154
Hadiah untuk Zahra
155
Makan malam romantis
156
Saatnya jujur
157
pengumuman
158
Pil KB
159
Liburan Ke Bandung
160
Naik pesawat
161
Namaku Painem!
162
Ternyata pesantren
163
Di balkon sebelah
164
Mungkin kisahku
165
Mencarikan buku
166
Buku untuk ustad Zaki
167
Sepuluh ribu
168
Parid!!!!
169
kecemasan ustad Zaki
170
Ketemu ustadzah Nafis
171
Keikhlasan ustadzah Nafis
172
Pemeriksaan
173
Kedai lalapan yg sama
174
Pilihan ustad Zaki
175
Kecurigaan Zahra
176
Ngadem
177
Kisah dalam buku itu
178
Versi ustadzah Nafis
179
Tawa dalam luka
180
Ada apa dengan Zahra?
181
Bahu yang kamu butuhkan
182
Romantis ala duo Z
183
Ilmu padi
184
Sempurna bagi sang suami
185
Versi ku
186
Jalan-jalan
187
Pemeriksaan
188
Jodoh untuk ustad Farid
189
Ujian hari pertama
190
Zahra sakit
191
Zahra pingsan
192
Zahra hamil
193
Hamil ektopik
194
Ketegaran Zahra
195
Berkorban
196
Tidak sekuat itu
197
Aku kembalikan padaMu
198
Cintamu lebih besar
199
Kedatangan Abi dan ummi
200
Cerewetnya Zahra
201
Meminta melamar
202
Awal dan akhir ( End)
203
Bonschap 1 (Manjanya Zahra)
204
Bonschap 2 (Hinaan)
205
Bonschap 3 (Takdir terindah)
206
Bonschap 4 (Kuliah lagi)
207
Bonschap 5 (Baru masuk)
208
Bonschap 6 (Ngambeknya Zahra )
209
Bonschap 7 (Gabutnya ustad Zaki)
210
Bonschap 8 (Pengawas baru)
211
Bonschap 9
212
Bonschap 10
213
Bonschap 11
214
Bonschap 12
215
bonschap 13
216
Bonschap 14
217
Bonschap 15
218
Bonschap 16
219
Bonschap 17
220
Bonschap 18
221
Bonschap 19
222
Bonschap 20
223
Bonschap 21
224
Bonschap 22
225
Bonschap 23 (Benar-benar End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!