Semenjak kepulangan Imron, Zahra selalu pulang di jemput oleh Imron membuat Zahra tidak bisa berkutik. Ia selalu pulang tepat waktu, di rumah ia juga tidak bisa keluyuran lagi.
"Kalau Imron berangkat kerja lagi, siapa yang akan menjaga Zahra, pak!" keluh Bu Narsih sambil menyuapi suaminya yang masih terbaring lemah di atas tempat tidur, "Apalagi bapak begini. Ibu jadi tambah nggak tenang!"
"Maafkan bapak ya buk, bapak nggak bisa jaga kalian!"
"Bukan salah bapak, kok pak. Hanya saja ibu ini bingung mau curhat sama siapa."
Ini sudah satu Minggu semenjak pak Warsi tidak sadarkan diri, Imron juga tidak bisa cuti terlalu lama. Ia hanya kerja sebagai karyawan biasa.
"Ustad Zaki belum kesini lagi ya buk?"
"Belum pak, memang bapak punya janji apa sama ustad Zaki?"
"Minta saja Imron untuk menemui ustad Zaki, minta ustad Zaki ke sini ya buk, bapak takut usia bapak nggak akan lama lagi."
"Bapak ini ngomong apa sih, pak?"
"Bagaimana lagi buk, umur tidak akan ada yang tahu. Tahu-tahu bapak di panggil hari ini bagaimana? Sedangkan bapak masih belum becus menjadi bapak!"
Di masjid, terlihat ustad Zaki tengah mengobrol dengan beberapa jamaah yang lain setelah sholat magrib. Hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi bapak-bapak yang malas pulang setelah sholat magrib dan mereka memilih untuk menunggu sampai sholat isya'.
"Pak Warsi belum datang ke masjid ya?" tanya ustad pada Amir yang kebetulan duduk di sampingnya.
"Iya ustad, kata Imron kemarin bapaknya masih belum ada perkembangan!"
"Ohhh!" ustad Zaki seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kita bisa menjenguknya lagi nanti atau lusa ustad!" ucap kyai Dahlan, selain kyai Rosyid juga ada kyai Dahlan yang berpengaruh di Kampung.
Kyai Rosyid jarang ke masjid ini karena ia punya Mushola kecil di dekat rumahnya. Tapi semenjak pulang dari pesantren, Imah hampir setiap hari ke masjid, selain mengikuti pengajian ustad Zaki juga mengajar mengaji anak-anak kecil ba'dha ashar.
"Lebih baik lusa saja, kyai. Hari ini, di rumah pak Rahmat sedang ada hajatan, banyak yang dapat undangan." ucap salah satu jama'ah dan memang ustad Zaki juga mendapatkan undangan.
"Baiklah, lusa sehabis sholat isya'."
"Iya kyai!"
Akhirnya azan isya' berkumandang, jamaah mulai berkumpul beberapa dari yang sudah pulang segera kembali ke masjid untuk mengikuti sholat jama'ah.
Masjid yang biasanya hanya berisi sepuluh orang sampai lima belas orang setiap sholat magrib dan isya' dan hanya lima orang pada saat sholat subuh kini sudah hampir di huni tiga puluhan jama'ah bahkan saat sholat subuh pun tidak lagi sepi.
Terlihat Imron juga baru saja datang untuk ikut sholat isya' berjama'ah.
Sholat berjalan dengan khusyu' hingga selesai, banyak dari jama'ah langsung meninggalkan tempat setelah doa selesai karena mendapat undangan hajatan.
Hingga kini hanya menyisakan ustad Zaki dan Imron, karena Imron sengaja menunggu hingga ustad Zaki benar-benar sendiri.
"Ustad, ustad!" panggilnya sambil mengejar ustad Zaki yang sudah hampir mengenakan sendalnya. Ustad Zaki pun menghentikan langkahnya dan menatap Imron,
"Iya mas Imron, ada apa?"
"Begini ustad, sebenarnya_!" tampak Imron begitu ragu.
"Katakan saja!"
"Saya di minta bapak untuk menemui ustad Zaki. Kalau bisa, sekarang ustad ke rumah kami, maaf karena selalu merepotkan ustad. Tapi ini benar-benar darurat!"
"Bagaimana kalau besok pagi saja mas, soalnya malam ini ada undangan di rumah pak Rahmat, nggak enak kalau nggak datang, takut kalau saya berjanji nanti malam, malah kemalaman. Tidak pa pa kan?"
"Baik, saya akan mencoba berbicara dengan bapak. Insyaallah bapak mau mengerti!"
"Alhamdulillah, tapi jika nanti mendesak. mas Imron bisa menghubungi saya saja!" ustad Zaki menuliskan nomor telponnya pada Imron.
"Sudah terimakasih ustad, ini lebih dari cukup."
"Saya pergi dulu, kasian yang lain menunggu. Assalamualaikum!"
"Waalaikum salam!"
Imron masih menatap kepergian ustad Zaki dengan tatapan gelisah, jelas ada yang begitu di pikirkan oleh pria itu hingga begitu ragu untuk banyak bertanya.
Hehhhhhh
Sebuah helaaan nafas berat mengakhiri semuanya, ia juga harus mewakili bapaknya untuk menghadiri undangan itu.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
IG @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Sanaria Ria
nyimak dulu
2023-07-23
0
Ayuk Vila Desi
nyimak aja lah
2023-07-01
0
Maulana ya_Rohman
masih nyimak
2023-05-02
1