Setelah mengantar Bintang ke rumah sakit, Rosa kemudian berpamit pada perempuan itu, sebab dia masih memiliki kuliah yang harus ia hadiri.
Tetapi Rossa berjanji akan menjemput Bintang dan mengantar perempuan itu ke kantor kakaknya besok hari pada jam 07.00 pagi.
Meski Bintang sebenarnya ingin menolak untuk diantar ke kantor kakak Rossa, tetapi perempuan itu tidak bisa berkata-kata, sebab Dia telah menandatangani surat perjanjian jadi dia harus menerima konsekuensi dari kecerobohan yang telah Ia perbuat.
Maka perempuan itu memasuki rumah sakit dan berdiri memandangi ibunya yang terbaring di atas tempat tidur dengan lemah.
"Ibu,,, hiks,, hiks,, ibu,,, ibu,,," Bintang berusaha menahan isakannya agar tidak mengganggu orang lain yang berada di tempat itu.
Tapi meski begitu, dia masih terus mengeluarkan air mata yang begitu banyak dan merasa bahwa dirinya terlalu lemah untuk menghadapi cobaan hari itu.
'Bagaimana bisa aku bekerja pada pria yang sudah melecehkanku? Tapi,, kalau aku tidak bekerja padanya, maka selain harus mencari biaya pengobatan untuk ibu, aku juga harus mencari uang untuk membayar denda karena pelanggaran kontrak.
'Tapi,, denda itu terlalu banyak, bahkan jika aku mengumpulkannya seumur hidupku pun, belum tentu bisa mendapatkan uang sebanyak itu!!' ucap Bintang dalam hati sembari menangis sejadi-jadinya hingga perempuan itu akhirnya roboh di lantai dan memeluk lututnya sembari terus menangis.
Beberapa orang yang melewati Bintang berusaha menghibur perempuan itu, tapi tak ada satupun yang berhasil menghibur Bintang.
Oleh sebab itu, sampai sore hari tiba, Bintang terus berada di tempatnya sembari menangis meratapi nasibnya yang begitu buruk.
"Bintang!!" Rossa yang datang untuk membawa makan siang bagi perempuan itu sangat terkejut melihat Bintang yang tergeletak di lantai.
"Astaga,, Apa kau baik-baik saja?" Tanya Rossa langsung membuat Bintang mengangkat wajahnya dan menatap perempuan yang ada di depannya.
"Aku baik-baik saja, Tapi dapatkah kau meninggalkanku? Aku ingin sendirian, hiks,, hiks,," suara gemetar Bintang dan wajah perempuan itu membuat Rossa merasa sangat sedih dan menyesal.
Tapi dia sadar bahwa dia tidak bisa melakukan apapun lagi.
Jadi dia hanya menyerahkan paper bag berisi makanan dan berkata, "ini adalah makanan untukmu. Makanlah saat kau sudah lebih tenang."
Bintang tidak menjawab lagi, tapi perempuan itu kembali memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat hancur karena menangis.
Sementara Rossa, perempuan itu berdiri dan pergi meninggalkan Bintang untuk memberi ruang sendiri bagi perempuan itu.
Setelah keluar dari rumah sakit Rossa mengambil ponselnya dan menghubungi Windy.
"Kau dimana?" Tanya Rossa pada perempuan di seberang telepon.
"Aku ada di cafe, ada apa?" Tanya Windy dari seberang telepon.
"Ah,, cepat kirimkan alamatmu padaku karena aku harus menemuimu!!" Tegas Rossa lalu menutup panggilan itu secara sepihak.
Setelah itu, perempuan itu pergi ke parkiran dan memasuki mobilnya.
Ting!
Pesan masuk pada ponsel Rossa yang memperlihatkan map tempat Windy berada.
Maka perempuan itu segera berkendara ke sebuah cafe yang ditempati oleh Windy dan menemui Windy yang sedang tertawa bersama teman-temannya.
"Hei Rossa!" Ucap Windy langsung melambaikan tangannya begitu dia melihat Windy muncul dari pintu cafe.
Rossa tidak mengatakan apapun, tetapi perempuan itu segera menghampiri Windy dan menarik perempuan itu agar berdiri dari kursinya.
"Ada hal yang sangat penting untuk kita bicarakan!" Tegas Rossa langsung menarik perempuan itu ke arah toilet dan mengunci pintu toilet agar tidak ada satupun orang yang masuk untuk mendengar percakapan mereka.
"Ada apa?" Tanya Windy yang merasa aneh dengan sikap Rossa yang sangat terburu-buru.
"Ini semua tentang obat yang kau berikan padaku, obat yang kau suruh untuk diletakkan dalam ruangan kakakku. Sebenarnya itu obat apa?" Tanya Rossa langsung membuat Windy teringat akan obat yang pernah ia berikan pada Rosa.
"Itu,, aku juga tidak tahu, tapi Aku membelinya karena penjualnya mengatakan bahwa obat itu bisa memperbaiki hubungan antara seorang pria dan wanita. Apakah terjadi sesuatu karena obat itu?" Tanya Windy kini menata prosa dengan wajah yang cemas.
Rossa mengerjapkan matanya, 'aku tidak mungkin mengatakan masalah ini pada Windy, bagaimanapun, ini adalah masalah yang sangat pribadi, dan kakakku mungkin akan membunuhku kalau ada orang lain yang sampai mengetahui kejadian ini.' ucap Rossa dalam hati lalu perempuan itu menggelengkan kepalanya.
"Tidak,," Ucap Rossa berbalik pergi dan perempuan itu menggigit jarinya karena bingung harus melakukan apa.
Semua masalah tiba-tiba saja menghampirinya secara bersamaan hingga perempuan manja itu merasa frustasi dan kebingungan harus melakukan apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
bukan Leo kali, Hoshi😁
2022-09-06
0
Suriani Amir ZA
jutlannjuuuut.... 😍
2022-09-06
0
Tety Michella
lanjut Thor ❤️
2022-09-05
0