Hasrat Tuan Kesepian
Trok ... Trok ... Trok ....
Hakim pengadilan mengetuk palu tanda bahwa gugatan cerai pria bernama Louis Gabriel, pengusaha kaya raya, CEO dari perusahaan raksasa di negaranya di kabulkan majelis hakim.
Gugatan yang dilayangkan kepada istrinya itu tidak membutuhkan waktu lama untuk di kabulkan, karena sebelum dia melayangkan gugatan tersebut, Louis telah mengantongi bukti tentang perselingkuhan Clara Kiel istri yang telah dia nikahi selama 10 tahun.
Di usianya yang ke 35 tahun itu, Loius telah resmi menjadi Duda satu orang anak berusia 7 tahun, dan karena usia sang putra masih di bawah umur maka, hak asuh pun jatuh ke tangan mantan istrinya.
Louis pun mengusap wajah kasar duduk di kursi pesakitan menghadap majelis hakim. Sementara mantan istrinya duduk di jajaran pengacara, menatap ke arah Louis dengan tatapan penuh penyesalan.
Louis pun bangkit lalu hendak berjalan keluar dari ruangan sidang, namun, langkah kakinya seketika berhenti saat Clara memanggil namanya dan berjalan mendekati.
''Louis ...'' sapa Clara dengan nada suara berat dan sedikit terisak.
Louis diam mematung, tatapan matanya tajam mengarah ke depan tanpa menoleh, hanya kakinya saja yang berhenti melangkah.
''Tunggu sebentar, izinkan aku mengucapkan kata perpisahan sama kamu,'' lirih Clara berdiri tepat di samping mantan suaminya.
''Heuh ... Gak usah pake ucapan perpisahan segala, gak penting.'' Jawab Louis datar.
''Aku minta maaf, Louis. Apa pintu hatimu sudah benar-benar tertutup?''
''Ha ... ha ... ha ...! bukan pintu hatiku yang tertutup tapi, dirimu sendiri yang menutupnya dan gak ada kata maaf lagi buat kamu, Clara. Apa kamu lupa, apa yang telah kamu lakukan, hah ...?'' teriak Louis menoleh menatap wajah mantan istrinya, wanita yang pernah sangat dia cintai namun, berakhir dikhianati.
''Aku benar-benar menyesal, Louis.''
''Gak ada gunanya kamu menyesal, nasi udah jadi bubur hakim juga udah ketuk palu, mulai saat ini kita sudah gak ada hubungan apa-apa lagi, oke?'' ucap Louis dingin, lalu hendak melangkah namun, seketika dia pun menghentikan langkah kakinya lalu kembali memutar badan.
''O iya, aku sampai lupa. Jika kita ketemu di jalan, anggap aja kamu gak liat aku dan anggap aku ini benar-benar orang asing. Oke ...?'' tambahnya lagi lalu hendak melangkah lagi.
''Tunggu, Louis. Gimana sama putra kita? apa kamu tega ninggalin dia?''
''Kamu gak usah khawatir, aku gak akan pernah melupakan David putra kita. Aku akan mencukupi semua kebutuhan dia bahkan sampai dia dewasa nanti,'' jawab Louis datar lalu melanjutkan langkahnya.
Sebenarnya, Louis merasa begitu terluka. Dia begitu mencintai wanita bernama Clara itu, cinta yang tidak terukur membuatnya pernah merasakan yang namanya dibutakan oleh cinta itu sendiri pada masanya.
Menjalani rumah tangga selama 10 tahun lamanya bukanlah waktu yang sebentar bagi Louis, belum lagi usahanya dahulu dalam mendapat hati wanita bernama Clara Kiel tidaklah mudah kala itu. Louis begitu mencintai mantan istrinya, dan karena rasa cintanya yang begitu besar dia pun begitu terluka di saat cintanya berakhir dengan luka yang menganga di dalam sana.
Dengan langkah yang terasa berat sebenarnya, Louis mulai keluar dari dalam ruang sidang. Air matanya seketika jatuh membasahi rahangnya, air mata yang seharusnya tidak hadir menemani luka ini, air mata yang seharusnya dia tahan sekuat tenaga dan air mata yang seharusnya tidak ikut berjatuhan seiringan dengan jatuhnya rumah tangga yang semula dia banggakan.
Dia pun mengusap kasar wajahnya, tanpa suara isak menahan sesak dan menahan rasa sakit di dalam sana. Sakitnya di khianati dan sakitnya akan perpisahan yang tidak pernah dia bayangkan di dalam hidupnya meninggalkan luka yang menganga di dalam sana, di lubuk hatinya yang paling dalam.
''Aku benci wanita, sumpah demi apapun aku gak akan pernah membuka hati lagi untuk mereka,' ( Batin Louis )
♥️♥️
Tiga Tahun Kemudian.
Louis baru saja keluar dari kantornya dan berjalan ke arah parkiran. Hari ini sungguh hari yang melelahkan baginya karena ada setumpuk pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Belum lagi, dia harus memeriksa cabang perusahaan yang ada di luar kota membuatnya tidak punya waktu untuk beristirahat sedikitpun. Semenjak dia bercerai dengan sang Istri, Louis memang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja, bukan untuk mengejar harta sebenarnya tapi, untuk mengisi waktunya agar dia tidak terlalu kesepian menjalani hari-harinya yang selalu dia jalani sendiri.
Louis berjalan dengan langkah lebar menuju tempat parkir dimana mobilnya berada, matanya pun lurus menatap ke depan dengan tatapan tajam penuh karisma.
Sampai akhirnya dia pun menyipitkan kedua matanya saat melihat seseorang sedang berusaha mengotak atik kaca spion mobil miliknya dengan sedikit mengendap-endap membuat Louis seketika berlari dan menangkap orang tersebut.
"Hey, sedang apa kamu?" Teriak Louis geram, menarik kerah baju orang tersebut.
"Ampun, Tuan.'' Rengek orang tersebut memakai topi berwarna hitam yang menutup separuh wajahnya.
Merasa penasaran, Louis pun menarik kasar topi tersebut, melemparkannya ke sembarang arah dan terkejut seketika, saat mendapati bahwa dia adalah seorang wanita dengan rambut panjang terurai kini.
"Kamu perempuan?"
"Iya, kenapa? Apa Tuan terkejut kalau ternyata saya seorang perempuan?" Jawabnya tidak merasa bersalah sama sekali.
"Astaga, udah maling masih aja songong. Sekarang juga kamu ikut saya, ya." Dengan kasar Louis menarik pergelangan tangan wanita tersebut merasa geram.
Seketika, Louis pun menatap tajam wajah gadis tersebut. Gadis berpenampilan biasa saja bahkan cenderung lusuh dengan kaos oblong berwarna putih lengkap dengan celana pendek membuat penampilan gadis itu terlihat begitu pecicilan.
Akan tetapi, ada sesuatu yang membuat hati seorang Louis merasa terhenyak. Wajah ... Wajah wanita tersebut mengingatkan dirinya akan mantan istrinya kala muda dulu.
Meski dengan penampilan yang berbeda tapi, raut wajah dan sorot mata tajam wanita itu begitu mirip dengan Clara membuatnya seketika memalingkan wajahnya tidak ingin terlalu mengingat mantan istri yang telah menorehkan luka yang begitu dalam di masa lalu itu.
"Kamu ikut ke pos satpam sekarang juga, saya akan melaporkan kamu ke pihak berwajib." Louis menarik paksa tubuh kurus wanita yang belum diketahui namanya itu.
"Kasar sekali anda. Lepaskan saya, Tuan." Teriak gadis itu mencoba melepaskan diri.
Louis sama sekali tidak menghiraukan teriakan gadis tersebut, matanya bahkan menatap lurus ke depan tanpa melirik sama sekali gadis yang memiliki wajah yang mirip dengan mantan istrinya. Menatap wajah gadis itu hanya akan membuat luka yang susah payah dia kubur dalam-dalam seakan naik kembali ke permukaan.
Akhirnya, Louis pun sampai di pos Satpam dan segera membawa gadis itu masuk ke dalam sana masih dengan sikap kasarnya.
''Mana kartu identitas kamu?'' pinta Louis mengulurkan tangannya.
"Saya gak punya kartu identitas?" Jawab gadis itu datar.
"Masa kamu gak punya kartu identitas?"
"Iya, saya gak punya. Buat apa Tuan tau indentitas saya segala?''
"Buat apa? Buat apa katamu? Astaga, kamu manusia apa Alien sih? Selain gak punya identitas, kamu juga gak punya otak.''
"Jangan sembarangan ya, Tuan."
"Kamu pasti bohong, kartu identitas kamu pasti di sembunyikan di tubuh kotor kamu ini 'kan?" Louis memeriksa tubuh gadis itu bahkan dengan kasar menggeledah setiap jengkal tubuh gadis itu membuatnya berteriak kencang merasa tidak nyaman.
"Tuan lagi ngapain? Ini namanya pelecahan seksual. Saya bisa aja melaporkan Tuan ke pihak berwajib ya." Gerutunya mencoba menepis tangan Louis kasar.
Sekeras apapun dia mencoba, tapi tatap saja tangan lebar Louis dengan begitu mudahnya membolak-balikkan tubuhnya begitu saja membuat gadis berpenampilan pecicilan itu semakin berontak tidak terima.
"Cukup, Tuan. Sebenarnya Tuan mau apa sih?" Teriak gadis itu geram.
"Kamu itu cantik? Akan lebih baik jika kamu jadi pelacur daripada jadi pencuri. Aku akan membeli tubuhmu, gimana?" Ucap Louis seketika membuat gadis itu tidak terima lalu membulatkan bola matanya merasa geram.
Tatapan mata gadis tersebut bahkan begitu tajam, setajam anak panah yang siap untuk ditembakkan. Dia pun mendongakkan kepalanya, menatap wajah Louis dengan tanpa rasa takut sedikitpun.
"Denger ya, Tuan. Saya memang miskin tapi, saya bukan wanita murahan. Andai aja saya terlahir kaya seperti Tuan, saya gak akan mencuri. Apa Tuan tau gimana rasanya kelaparan dan hidup serba kekurangan? Adik saya juga lagi sakit keras,'' ucapnya penuh penekanan.
"Hahaha ... Sayangnya saya gak percaya sama sekali dengan apa yang kamu katakan. Kamu tau, maling-maling kayak kamu punya seribu satu alasan.'' Jawab Louis merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh gadis.
Gadis itu yang tidak terima dengan apa yang baru saja dikatakan oleh laki-laki arogan itu pun memajukan langkahnya. Lalu sedetik kemudian ...
Buk ....
Gadis itu tiba-tiba saja memukul belakang kepala Louis, membuatnya terkejut seketika dan membulatkan bola matanya merasa geram dengan amarah yang semakin meledak kini.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Alfiyah Hasna
mengapa hrs mirip si Thor Jd krg seru baca nya
2024-05-03
0
hìķàwäþî
msh sepupuan sm cinta laura kiel
2023-10-14
0
hìķàwäþî
bule paham bhs slanknya kita?
2023-10-14
0