Azzura keluar dari kamar itu. Dia melirik Rubby sekilas baru dia benar-benar menutup pintu. Mata Azzura berbinar sangat terang, mulutnya ternganga. Untuk pertama kalinya Azzura melihat rumah semegah dan semewah ini. Azzura tidak tahu apakah lelaki yang menolong nya ini seorang konglomerat atau seorang Mafia BBM.
"Benar-benar sangat luar biasa!" gumamnya sembari menuruni anak tangga. Azzura juga melihat beberapa maid dengan seragam yang sama, tidak, bukan berapa, namun ada puluhan.
"Apa dia istrinya Tuan?" Kenapa dia turun masih mengenakan gaun pengantin?" Seorang maid berbisik pada maid yang lain. Azzura tidak mendengar itu. Dia langsung mencari jalan menuju kolam renang tempat di mana Azzura tadi melihat seseorang sedang berenang.
Kedua matanya semakin berbinar tat kala melihat lelaki itu semakin mendekat ke pinggiran kolam. Refleks Azzura mendekati lelaki itu. Sungguh, Azzura benar-benar kagum melihat lelaki ini. Bukan hanya tubuhnya yang kekar, namun wajahnya juga sangat tampan. Teramat sangat tampan. Bulu-bulu halus di dadanya membuat Azzura sangat gemas.
"Tuan!"
Azzura ingin membantu lelaki itu untuk naik namun Aaron mengabaikan uluran tangan Azzura. Lelaki itu mengambil baju handuk yang di sodorkan oleh Bert.
"Tuan. Malam ini kita harus pergi menemui klien di Jepang."
Aaron mengangguk. Ia hendak pergi dari area kolam renang namun Azzura menahan pergelangan tangan Aaron. Lelaki itu berbalik. Azzura tersenyum. Dia menatap Aaron penuh harap. "Tuan, saya boleh tinggal di sini kan? Tolong saya Tuan. Saya mau dinikahkan dengan bandot tua. Saya tidak mau menikah dengannya. Tolong biarkan saya tinggal di sini. Saya tidak akan mengacau. Saya juga bisa bekerja sebagai pelayan. Tidak perlu menggaji saya. Saya akan melakukan apapun untuk Tuan Muda. Cukup beri saya makan dan tempat persembunyian, saya janji saya akan melakukan yang terbaik."
Aaron menautkan alis. Dia bingung harus mengatakan apa. Gadis di depannya ini membual hingga membuat Aaron ingin melempar dia ke kandang singa.
"Lepaskan tangan ku! Ini bukan penampungan tunawisma, aku tidak akan membiarkan mu tinggal di sini."
Aaron ingin kembali pergi namun lagi-lagi Azzura menarik tangannya. Aaron yang sangat kesal langsung menghempaskan tangan Azzura sampai wanita itu ...
Byurrrrrrr!
Bert melongo. Dia ingin menolong Azzura namun takut disalah pahami oleh Aaron. Bert sebenarnya tahu jika Aaron ini orang yang sangat baik meskipun dia sedikit cuek, namun melihat sikapnya kepada Azzura, Bert tahu kalau Aaron sangat-sangat membenci gadis ini.
"Cih, merepotkan."
Aaron melempar baju handuk yang dia kenakan dan langsung menceburkan diri ke dalam kolam layaknya seorang perenang profesional. Kolam itu sangat dalam, jika kolam renang biasa hanya memiliki kedalaman 1-3 meter, kolam milik Aaron ini memiliki kedalaman sekitar 2-5 meter.
Azzura menatap Aaron yang semakin mendekat ke arahnya, dia sudah berusaha untuk bergerak namun itu sangat sulit. Kenapa kelemahannya juga harus mengikuti dia. Azzura tidak bisa melakukan apapun jika berada di dalam air seperti ini.
"Hahhhhhh!" Azzura memeluk leher Aaron sangat erat. Saking eratnya, Aaron yang sedang menolong Azzura pun hampir ikut tenggelam.
"Tolong jangan lepaskan aku. Aku tidak ingin mati lagi. Aku janji, aku tidak akan memaksa, jika Tuan sangat membenciku, aku akan tinggal di jalanan saja, jangan bunuh aku dengan cara yang sama. Aku mohon!"
Aaron tertegun. Kakinya terus bergerak agar mereka tidak tenggelam. Kalimat Azzura ini terdengar sangat aneh, Aaron tidak pernah berniat untuk membunuhnya. Aaron tidak sengaja, namun yang paling aneh adalah, Azzura mengatakan jangan bunuh dia dua kali, itu artinya gadis ini sempat hampir mati karena tenggelam.
"Ekhemmmm. Apa kau akan terus menempel seperti ini? Aku tahu kau sangat bangga memiliki melon sebesar ini, tapi aku tidak tertarik."
Azzura melotot bukan main, dia melonggarkan dekapan tangannya pada leher Aaron namun laki-laki itu malah menarik pinggangnya. "Diam atau kau akan menjadi tontonan para pekerja pria di sini."
Azzura kembali memeluk Aaron. Dia tidak memiliki pilihan lain. Gaun pengantinnya tertinggal entah di mana, dan kini dia hanya menggunakan dalaman seadanya. Melihat sikap Aaron seperti saat ini Azzura menjadi sangat bingung antara harus berterima kasih atau harus menghajarnya.
"Bert, panggil pelayan wanita ke sini, bawakan handuk, dan suruh para pelayan pria untuk meninggalkan area kolam renang. Jika ada yang melanggar, mereka akan tahu akibatnya seperti apa."
Bert mengangguk mantap. Kini Aaron dan Azzura hanya berdua di sana. Azzura meruntuki kebodohannya, bahkan di saat seperti ini jantungnya malah berdegup sangat kencang. Azzura tahu, Aaron pasti bisa merasakan debaran yang sedang Azzura alami.
"Tuan. Kau tidak sedang mengambil kesempatan kan?"
Aaron tertawa hambar. "Mau ku lepaskan?" seloroh Aaron tidak terima dituduh seperti itu oleh Azzura.
"Jangan, maafkan aku. Maafkan aku." Azzura semakin mengeratkan pelukannya yang otomatis tubuh bagian depannya pun semakin menempel pada dada bidang Aaron.
"Bukankah kau yang mengambil kesempatan hmm?"
Azzura menggeleng. "Aku tidak seperti itu. Aku tahu kau memang tampan, tapi aku masih punya harga diri. Aku tidak mungkin menodai seorang pria seperti mu."
Aaron menarik ujung bibirnya, siapa yang tadi mengatakan jika dia adalah bandot tua, namun sekarang Aaron malah mendapat pujian, apakah gadis ini benar-benar bodoh, sungguh sangat menarik. Sangat menyenangkan jika menggodanya.
"Tuan ini handuknya!"
Aaron mengangguk. "Taruh saja di sana. Kau bisa pergi jika sudah."
Maid itu melirik Azzura sekilas. Dia berpikir sangat keras, sebenarnya siapa wanita ini, baru masuk ke rumah Aaron sudah bisa memeluk Aaron seperti itu. Benar-benar sangat beruntung, pikirnya.
Aaron memegang pinggang Azzura setelah mendengar suara langkah kaki menjauh. Dengan gerakan yang sangat cepat Aaron mengangkat tubuh Azzura dan mendudukkan gadis itu di tepian ranjang. Sedangkan dia sendiri langsung melompat dengan menjadikan kedua telapak tangan sebagai tumpuan.
"Segera pakai handuk mu kalau kau tidak ingin aku melahap mu di sini."
Azzura kembali tersentak. Buru-buru dia memakai handuk dan berlari meninggalkan Aaron seorang diri. Aaron kembali terkekeh. Benar-benar gadis yang lucu. Padahal tadi dia memeluk Aaron dengan erat. Namun di bodohi seperti itu saja sudah lari terbirit-birit.
"Tuan, ini handuk mandi nya!"
Bert menyerahkan handuk itu langsung ke tangan Aaron. Dia juga menyingkirkan barang-barang yang mungkin saja bisa menghalangi jalan tuannya.
"Tunda penerbangan kita untuk beberapa jam Bert. Ada beberapa hal yang harus aku urus."
Aaron berbicara sembari terus berjalan menaiki anak tangga. Bert mengangguk namun matanya tetap fokus memantau langkah Aaron takut jika laki-laki itu akan tersandung atau gagal menaiki undakan tangga.
"Jangan meremehkan kemampuan ku Bert."
Bert mematung. Benar kata orang, jika seseorang kehilangan satu dari fungsi anggota tubuhnya, pasti ada anggota tubuh lain yang lebih peka. Atau mungkin batinnya pun bisa lebih kuat.
"Maaf Tuan."
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
fares Faresya
jelek
2023-03-15
0
azka aldric Pratama
berarti Aaron pura2 cacat ya 🤔🤔🤔
2023-02-08
3
Septi Verawati
aron aron 🤦♀️
2023-01-09
0