Azzura menoleh ke arah gedung tempat yang seharusnya menjadi saksi akan resepsi pernikahannya hari ini. Bibirnya menyunggingkan senyum meremehkan. Segera Azzura mengangkat gaun pernikahan dan berlari keluar dari halaman gedung. Baru sampai di depan jalan, Azzura tiba-tiba melihat sebuah mobil sedan hitam berhenti. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Azzura pun menggedor pintu mobil itu dan langsung masuk begitu saja, tentu saja dia tidak lupa untuk mengikutsertakan Rubby.
Blam!
Azzura menutup pintu mobil cukup keras. Dia duduk namun tangannya sibuk meminta sopir untuk segera melajukan mobil tersebut.
"Jalan Pak! Aku janji, aku akan bayar berapa pun yang Anda mau, tolong, bawa saya pergi dari sini ya!"
Azzura menautkan kedua tangan sembari menggosoknya pertanda dia sangat memohon. Orang yang mengemudi mobil heran. Dia melirik seseorang yang ada di samping gadis itu dari kaca spion depan. Kepalanya terangguk saat dia melihat Tuannya mengangguk.
"Huhhhh ... akhirnya kau mau jalan juga Pak."
Azzura menyenderkan punggung ke sandaran jok. Dia menutup mata. Namun ketika merasakan ada sesuatu yang aneh, Azzura menoleh ke arah samping.
Deg!
Jantung Azzura berpacu sangat kencang. Bukan hanya kencang, namun detaknya pun tak karuan. Kedua netranya melihat wajah lelaki yang sangat tampan. Tampilan menyamping dengan siluet dari cahaya matahari yang menerobos melewati kaca mobil membuat keindahan di depan mata semakin pari purna. Alis hitam, bibir yang cukup lumayan seksi dengan warna yang ranum membuat Azzura terpesona pada pandangan pertama.
"Apa aku ini sebuah pajangan?"
Bola mata Azzura membola. Dia membungkuk beberapa kali, namun karena dia terlalu bersemangat, Azzura lolos rem. Kepalanya tertunduk terlalu dalam sampai kedua biji matanya berada di atas sesuatu yang tidak seharusnya.
Kitttttttt!
Brukkkkk!
"Yakkkkk!"
Lelaki itu menarik kepala Azzura dari atas pahanya. Sungguh, jika Azzura bukan seorang wanita, dia pasti akan melempar orang tidak berguna seperti Azzura ke jalanan.
"Maaf Tuan Muda, tadi ada yang menyebrang," ucap sopir takut.
"Apa Tuan muda baik-baik saja?" tanya orang di samping kemudi yang tidak lain dan tidak bukan adalah bodyguardnya.
"Maafkan saya Tuan. Saya tidak sengaja. Saya berani bersumpah jika saya tidak berniat seperti itu. Saya bukan orang mesum."
Azzura berusaha untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya terjadi, namun entah kenapa bibir dan otaknya mendadak bodoh. Kata-kata Azzura malah terdengar semakin memojokkan lelaki itu.
"Lemparkan dia keluar Bert!" titah Arron tegas tanpa mau ada bantahan sama sekali.
Azzura memelas. Dia tidak ingin pergi sekarang. Sudah cukup dia menderita di dunia nyata. Azzura tidak ingin menikah dengan orang yang tidak dia cintai. Bagaimana mungkin dia akan menikah kalau wajah calon suaminya saja tidak tahu.
"Rubby tolong aku!" Azzura membatin.
"Maaf Tuan, ini di luar kehendak ku," jawab Rubby.
Azzura melotot. "Jadi kalau menyelesaikan masalah seperti ini saja tidak bisa, bagaimana kau akan membantuku di masa depan hah?"
Azzura lagi-lagi menggerutu di dalam hatinya. Sungguh, kenapa semuanya menjadi sangat rumit. Azzura hanya ingin menjalani hidup sesuai dengan apa yang dia inginkan. Namun kenapa meskipun ini di dunia novel Azzura tetap kesulitan.
"Tolong Rubby. Aku janji, seminggu ke depan aku tidak akan meminta bantuan mu." Azzura masih terus saja memohon.
Rubby awalnya diam. Namun beberapa saat kemudian. "Aku akan membantumu. Sekarang tutup matamu terlebih dahulu!"
Azzura pun mengangguk. Dia menutup mata dan ....
"Yakkkkk!"
Lelaki itu mendorong bahu Azzura namun Azzura malah semakin menempel padanya.
"Bagaimana ini Tuan?" tanya Bert dari balik kemudi. "Sepertinya wanita itu pingsan."
"Kita pulang saja!"
"Baik Tuan."
****
"Apa? Jadi resepsinya di batalkan? Tapi Tuan ?"
Wiliam menjauhkan ponsel dari telinga. Lelaki itu memejamkan mata sembari menghembuskan napas kasar.
"Baiklah Tuan. Terima kasih." Wiliam menutup panggilan teleponnya dengan wajah kusut.
"Seharusnya kita memang mengikat Azzura tadi. Karena dia kabur dari resepsi pernikahan, maka kita lah yang harus membayar semua kerugian dari seluruh acara yang telah mereka buat. Namun meskipun begitu, Azzura dan Aaron tetap sudah sah menjadi suami istri di mata negara."
Violet mengangguk. Dia berjalan mendekati Wiliam lalu memeluknya erat. Merasa bersalah? Tentu saja. Sebagai ibu kandung Azzura, Violet merasa sangat bersalah. Apalagi saat ini mereka mendapat kerugian yang cukup besar.
"Maafkan Mama ya Pah. Mama gak bisa didik anak perempuan Mama. Padahal Papa udah baik banget sama mama dan Azzura. Mama janji, jika mama mwlihat Azzura pulang, mama akan langsung menghajarnya. Mama tidak akan segan-segan."
Wiliam mengangkat. Memang lebih baik Azzura di berikan pelajaran sekali-kali. Jangan sampai Azzura semakin besar kepala karena kini dia sudah masuk ke dalam keluarga besar Ribet.
****
"Ya ampun Kak. Lanjut Kak! Iya, seperti itu!"
Di saat semua keluarganya sedang sibuk memikirkan pernikahan, Gardenia malah sibuk indehoy dengan kekasih barunya. Setelah berpisah cukup lama dari Emilio, Gardenia tidak bisa menahan gejolak dalam dadanya lagi. Sepasang sejoli itu terus saja melakukan pergulatan tanpa mau berhenti. Bahkan setelah ponsel Gardenia berdering beberapa kali, Gardenia maupun Emilio tidak merasa terganggu. Mereka malah semakin gencar untuk meneguk indahnya rasa memabukkan yang membuat mereka candu.
Brukkkkk!
Emilio ambruk di atas tubuh Gardenia. Mereka menghirup udara seperti orang kehausan. Setelah melakukannya 2 ronde, kini Emilio benar-benar sudah sangat lelah. Dia bahkan tidak sanggup untuk membuka mata atau melepaskan tautan pada inti tubuh mereka.
"Kak! Berbaring dengan benar. Aku harus mengambil ponsel ku."
Emilio menggeleng. "Ambilah! Aku masih sangat menyukai posisi seperti ini. Sangat nyaman."
Gardenia terkekeh. Mau tidak mau dia berusaha meraih ponsel masih dengan Emilio di atas tubuhnya.
"Halo Ma! ... What? Si Azzura kabur? Terus gimana dong Ma? Mama udah tahu dia kabur ke mana?"
....
"Ya sudah. Nanti Gardenia bantu cari ya!"
Gardenia menutup ponselnya begitu saja. Dia mencengkram ponsel itu sangat kuat.
"Kau benar-benar minta di hajar Azzura. Kita lihat saja, saat aku berhasil menemukan mu, aku pasti akan membuat mu menyesal karena sudah menjadi beban dalam keluarga ku."
****
Jika orang-orang sedang sibuk menggunjingkan Azzura, lain dengan wanita itu, dia malah masih terlelap di atas kasur berukuran king size dengan sangat nyaman. Rubby juga ada di sana. Mereka tidak sadar jika hari sudah semakin sore.
Azzura mulai mengerakkan mata. Perlahan namun pasti, Azzura membuka mata itu, netranya berpendar mengelilingi setiap sudut ruangan.
"Hah!"
Azzura yang sadar akan sesuatu langsung terduduk sembari mengintip tubuhnya dari balik selimut. Jangan sampai hal yang tidak di inginkan terjadi.
"Pyuhhh! Aku pikir aku akan berakhir tidur dalam keadaan telanjang bulat seperti cerita yang di film-film dan pada novel yang suka aku baca. Syukurlah jika pria itu orang yang baik."
Azzura turun dari atas ranjang. Kaki jenjangnya melangkah mendekati sebuah tirai yang menutupi jendela kaca menjulang tinggi di kamar itu.
Ia tersenyum saat melihat sesuatu. Seseorang di bawah sana sedang berenang dengan indahnya. Azzura bisa melihat jika orang tersebut merupakan orang yang handal.
"Apakah kau adalah lelaki yang sama? Aku harus mengucapkan terima kasih padamu."
To be continued.
Terima kasih untuk dukungannya. Jangan lupa like dan komentar ya. ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yan
Bodohh anak kandung di seksa harus nurut apa kata mereka...dan anak tiri di manjakan dan mereka harus nurut sama anak tiri TERLALU BODOHHHHH ibu bapa sperti ini.
2023-10-08
1
Ida Blado
si azira daapet jackpot apa ketiban durian runtuh sih,,, niaat kaabur malah masuk sarang ulr
2023-04-03
1
Massunamiyatha
kabur tepat sekali lgsg masuk sangkar emas 😆😆😆
2023-03-08
1