Azzura tertawa dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Para preman itu benar-benar bodoh. Mereka berusaha untuk melecehkan Azzura tapi malah mereka sendiri yang kena batunya. Sebenarnya jika di ingat-ingat lagi dia tahu di mana letak rumah keluarga Azzura yang ada di dalam novel. Meskipun tidak terlalu jelas setidaknya dia akan tahu jika melihat jalan atau bangunan yang dia yakini adalah rumah dari pemilik tubuh yang dia pakai saat ini.
"Azzura!"
Azzura menolehkan kapala mencari suara yang memanggil namanya. Tidak ada siapapun. Dia kembali berjalan.
"Azzura!"
Lagi, Azzura menghentikan langkahnya. Dia berbalik dengan cepat, mencari suara yang terus saja memanggil namanya.
"Aku di sini. Aku ada di bawah!" ucap suara itu lagi.
Azzura menunduk. Satu alisnya terangkat tat kala ia melihat seekor anak anjing dengan bulu lebat dan wajah bulat sedang menatapnya.
"Apa kau yang berbicara dengan ku?" tunjuk Azzura pada wajahnya. Anak anjing itu mengangguk.
"Aku akan menjadi teman mu. Kau tidak akan sendirian di sini!"
Azzura semakin bingung. Dia menggelengkan kepala lalu pergi meninggalkan anak anjing itu.
"Yak! Kau akan menyesal karena tidak mau membawaku bersama mu. Kau pikir kau akan aman di dalam sini sendirian hah?"
Brukkkkk!
Anak anjing itu terjengkang saat kepalanya menabrak kaki Azzura yang tiba-tiba berhenti.
"Kau mengancam ku?" sarkas Azzura.
"Tidak, kau tidak akan mengerti. Tapi satu hal yang harus kau tahu. Aku tahu kau bukan pemilik dari tubuh ini. Kau dulu sangat kurus dan dekil."
Azzura berjongkok di depan anjing itu. "Apa orang lain bisa mendengar mu bicara?" tanya Azzura.
Anak anjing itu menggeleng. "Tidak, kau akan terlihat sangat bodoh jika berbicara dengan ku seperti ini."
Azzura mendengus. Mau tidak mau dia memangku anak anjing itu dan membawanya pergi. Azzura sepertinya akan membutuhkan bantuan anak anjing ini. Mungkin hanya dia yang tahu jika Azzura bukankah Azzura yang asli.
"Nama kamu siapa?"
"Rubby!"
"Kau laki-laki atau perempuan?"
"Perempuan!"
"Siapa yang sudah mengirim mu ke sini?"
"Aku rasa Tuhan atau Dewa. Aku tidak tahu. Yang aku tahu, mulai sekarang kau akan jadi Tuan ku. Aku bisa membantu mu dalam keadaan terdesak."
Azzura mengangguk paham. Dia melihat area komplek. Ada dua rumah di depannya saat ini. Yang satu ada di sebelah kiri, satunya lagi ada di sebelah Kakan. Azzura bingung harus memilih yang mana karena rumah itu terlihat sangat mirip.
"Apa kau bisa membantu ku Rubby!"
Rubby mengangguk. Tiba-tiba sebuah panel berbentuk persegi seperti kaca yang bening muncul di depan mata Azzura.
"Yang kanan!" ucap Rubby melihat beberapa orang yang ada di dalam rumah dari panel yang dia keluarkan.
Azzura membuka gerbang yang menjulang tinggi di depan rumah itu. Pada akhirnya dia pulang saat hari sudah terang meskipun matahari belum tinggi. Gara-gara para bajingan itu, waktu istirahat Azzura terganggu.
Brakkkkk!
Azzura terperanjat bukan main. Dia melihat satu wanita muda dan satu wanita paruh baya sedang berkumpul di ruang keluarga yang ada di dekat tangga menuju lantai atas.
"Kau bisa mengenali mereka tanya Rubby!"
"Ibu kandung ku, Ayah, dan Kakak tiriku!" Azzura bergumam dalam hati.
"Kau benar!"
Azzura menunduk. "Kau bisa mendengar suara hatiku?"
"Tentu saja!"
Azzura tidak menghiraukan orang-orang yang sedang ribut di ruangan tersebut. Dia memilih untuk naik ke lantai atas agar dia bisa segera beristirahat.
"Ayah! Gardenia sudah bilang kalau Gardenia gak mau nikah sama laki-laki cacat seperti itu. Gardenia ini cantik. Jika dulu Gardenia menerima perjodohan itu karena lelaki itu masih normal. Namun jika dia menjadi buta seperti ini Gardenia tidak mau. Gardenia menikah bukan untuk jadi pengasuh. Gardenia tidak bisa."
Wanita berusia 25 tahun yang bekerja sebagai seorang instruktur tari itu berteriak di depan ibu dan juga ayahnya.
"Kamu sudah tidak bisa menolak Gardenia! Tanggal pernikahan sudah di tentukan. Lusa kau sudah harus menikah. Undangan sudah di sebar. Kau tidak bisa mundur lagi sekarang.
"Pokonya Gardenia gak mau. Gardenia gak Sudi punya suami buta."
Wiliam menghembuskan napas kasar. "Kita ini punya hutang pada keluarga Robert. Kalau kita membayangkan pernikahan ini. Perusahaan Ayah kan hancur. Kita akan jatuh miskin. Dan yang lebih parahnya lagi. Kita bisa di penjara kan oleh mereka."
Violet menggelengkan kepalanya. Dia harus memutar otak agar Gardenia tidak menikah dengan calon suaminya. Dia tahu Gardenia hanya anak tirinya. Namun dia sudah menyayangi Violet melebihi rasa sayangnya pada Azzura yang notabenenya adalah anak kandungnya.
"Azzura!" Violet berteriak saat melihat Azzura hendak menaiki tangga. "Kemari!"
Azzura berbalik. Dia kembali turun untuk menghampiri keluarga nya. Azzura tidak tahu apakah mereka bisa di sebut keluarganya atau tidak jika mengingat bagaimana sikap mereka selama ini pada Azzura.
"Kenapa Bu?"
"Lusa kamu menikah dengan calon suami Kakak mu!"
"What?"
Azzura memekik dengan mata membulat sempurna. "Bu, Azzura ini baru 19 tahu. Bagaimanapun bisa Ibu mau menikahkan Azzura."
"Alah, masih 19 tahun juga gak menjamin Lo masih gadis. Jangan sok polos. Seorang pelayan bar kayak Lo mana bisa jaga diri."
Azzura merolling matanya. Jika tidak ada orang tua mereka, Azzura pasti akan menghajar Gardenia saat itu juga.
"Ibu gak mau tahu. Pokonya lusa kamu harus menikah. Jika kamu ingin melihat ibu dan ayahmu mendekam di penjara silahkan saja! Ibu tidak akan memaksa."
Hembuskan napas kasar Azzura keluarkan. "Azzura akan menikah. Puas!"
Azzura melengos pergi kembali menaiki undakan tangga.
"Gitu dong! Hidup numpang aja belagu! Harusnya Lo bersyukur!"
Gardenia memekik membuat Azzura semakin jengah. "Dasar gak ada otak. Gak mau nikah malah mau ngorbanin orang lain."
****
Dua hari kemudian. Di sebuah gedung mewah, seorang gadis cantik dengan gaun pengantin berwarna putih terlihat duduk dengan gelisah. Hari ini dia akan menikah dengan seseorang. Sebenarnya dia sudah menikah secara negara. Maksudnya, pernikahan dia dan laki-laki itu sudah terdaftar. Hanya saja mereka harus melakukan janji.
"Rubby. Kau tahu, aku benar-benar tidak ingin menikah sekarang. Kau coba intip ke luar. Apakah ada yang berjaga!"
"Kau bodoh. Aku tidak harus mengintip!" ucap Rubby. Panel persegi kembali muncul di depan mereka. Azzura bisa melihat beberapa orang menjaga pintu ruang pengantin. Dia mendesah. Saat menolehkan kepala, Azzura tidak sengaja melihat jendela di ruangan itu.
"Untung aku sudah persiapan!"
Azzura mengeluarkan paper bag dari belakang kursi. Dia melepas heels yang ada di kakinya lalu mengganti heels itu dengan sepatu sneaker.
"Kita pergi sekarang Rubby!"
Azzura mengangkat gaun pengantinnya. Beruntung saat itu orang-orang memilihkan gaun pengantin yang bagian depannya pendek. Jadi dia tidak terlalu kesulitan.
Bughhhhh!
Dalam satu kali dorongan kecil, jendela itu langsung terbuka, padahal Azzura tahu jendela itu masih di kunci rapat.
"Kau siap Rubby!"
Rubby berkaca-kaca. Siapa yang akan siap jika harus melompat dari bangunan yang berada di lantai 2. Azzura ini benar-benar sudah gila.
Satu .
Dua .
Tiga.
Brukkkkk!
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
ini gimana ceritanya si azzura tiba tiba punya ayah ama ibu tiri bukanya ibu dan ayahnya itu dah mati waktu azzura kelas 11 SMA nih novel gk jelas banget jir tiba tiba gini gk ada pemberitahuan kok tiba tiba berubah scan si zurra punya keluarga huft ...
2024-04-26
2
Yan
Bukan nya dia yg si anak tiri yg numpang ehh malah azzura di bilang numpang ?! 😂 Thorrr bikin azzura bagi jera amat si jalanggggg biar tau dimana tempat dia seharus nya yg tau numpang kayak dia anak kandung!
2023-10-08
0
Ida Blado
biasanya emak tiri tuh ngorbanin anak tiri,,,lah ini kok mlh abak kandung yg di korbanin,sumpah kalau itu emak gue kga sudi gue akuin
2023-04-03
3