Delon telah sampai di depan mansion mewah yang sangat besar. Pintu gerbang otomatis terbuka dan mobil mewah yang membawa Delon segera masuk ke halaman mansion.
Sopir paruh baya tampak turun dan membuka pintu. Delon keluar dari mobil dan disambut oleh Andreas yang sudah menanti dirinya sejak tadi. Andreas sedikit membungkuk memberi hormat pada tuan mudanya.
"Selamat datang tuan muda," sambutnya penuh penghormatan.
Delon mengangguk pelan kemudian menatap ke arah mension mewah yang kini kedatangan seorang yang dianggap mama oleh putrinya.
"Katamu mau bertemu klien yang menjual perusahaan, kenapa sudah disini?" tanya Delon.
"Aku sudah melakukannya tadi, aku akan membawa sertifikatnya padamu jika kau mau melihatnya," ucap Andreas.
"Aku tidak tertarik untuk melihatnya saat ini, kau simpan saja dan jalankan, upayakan dalam satu bulan kita bisa meraih keuntungan," ucap Delon sambil menatap ke arah mansionnya.
Setelah beberapa menit berdiri dan berbincang dengan Andreas, Delon melanjutkan langkahnya ke atas.
"Selamat malam Tuan Muda,"
Para pelayan berjajar rapi menyambut dirinya dengan penuh penghormatan, akan tetapi dia seakan tak memperdulikan beberapa pelayan itu.
Salah satu dari mereka mengambil alih tas kerja yang di bawa sopir kemudian membawa tas kerja itu ke ruangan kerja Delon.
"Dimana Mama berada, Andre?" tanya Delon pada Andre sambil terus berjalan menapaki anak tangga dengan tergesa.
"Nyonya besar ada di taman belakang, Tuan Muda." jawab Andre.
Delon menghentikan langkahnya, Andreas juga menghentikan langkahnya. Delon menatap asistenya itu?
"Di taman?" tanya Delon dan diangguki oleh Andreas. Segera Delon memutar langkahnya dan mencari keberadaannya mamanya. Sedangkan Andreas tampak melangkah menuju ke ruang kerja bosnya. Ada suatu pekerjaan yang harus dilakukannya.
"Malam Ma," Delon menghampiri mamanya, menciumnya dan duduk di depan wanita yang saat ini sedang merangkai bunga itu.
Mama Amel yang semula menunduk menatap putranya dan tersenyum, Delon duduk di depan mamanya. Keduanya saling berpandangan dan saling menatap.
"Mana dia?" tanya Delon dengan melepaskan jasnya, meninggalkan kemeja warna biru muda yang kini dia lipat lengannya.
Bukan menjawab, mama Amel malah tersenyum.
"Tidak sabar sekali, apa kamu mau segera bertemu dengannya begitu?" tanyanya.
Delon menyadarkan tubuhnya di kursi menatap langit malam yang indah, rembulan bulat sempurna menyinarkan cahaya terangnya.
"Bukan seperti itu, aku hanya ingin segera urusan ini selesai. Agar aku tidak lagi dipusingkan dengan Elia yang selalu menanyakan mama," ucap Delon.
Mama Amel menganggukkan kepalanya, dia meletakkan rangkaian bunganya dan menatap Delon dengan intens.
"Mama rasa dia cukup cocok dengan Elia, dia juga cukup baik dan tegas dan komitmen. Terbukti dengan keketusan yang mama tampakan, tapi dia seakan bisa menghadapi. Mama pikir, jika pada saatnya nanti kau berpisah dengannya tak akan ada masalah hati yang tertinggal dihatinya jika kau membuat perjanjian di awal," ucap Mama.
"Suruh dia ke ruanganku," ucap Delon sambil berdiri.
Mama Amel juga berdiri dan menatap ke arah putranya.
"Oke, mama akan memanggilnya," ucap mamanya sambil berjalan. Delon menatap kepergian mamanya yang saat ini menghentikan langkahnya dan memutar langkahnya menghadap ke arah Delon.
Delon mengernyitkan dahinya seolah bertanya ada apa lagi? Mama Amel tersenyum dan menatap ke arah putranya.
"Delon, pastikan hanya ada Vely di hatimu. Kau tau, dia cukup cantik untuk bisa membuatmu terpesona," ucap mamanya kemudian melangkah pergi lagi.
Delon memalingkan pandangan, bagaimana bisa memanya berujar seperti itu? Secantik apa dia sehingga mamanya dan Elia tampak mengaguminya? Entahlah, Segera Delon mengambar jasnya dan melangkah ke arah ruang kerjanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like, komen hadiah yuk...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
terpesona kamu nanti Delon
2023-03-21
0
bunda s'as
hati hati bang ntar malahan abang yang bucin 🤭🤭
2022-09-14
5
Chindy Miracle
yaelah..gantung bgt nih lanjutanna...
2022-09-14
2