Langkah Zifana terhenti mendengar suara yang menahan dirinya utuk pergi. Dia masih terdiam, akan tetapi netranya menatap ke arah wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu. Siapa wanita itu? Bagaimana bisa menawarinya untuk ikut dengannya? Apa salah satu pelanggan butiknya? Bukan juga, dia belum pernah bertemu.
Zifana terdiam, pikiranya melayang jauh mengingat papa dan kakaknya. Sampai saat ini, Zifana masih tak percaya dengan apa yang terjadi dalam hidupnya. Bagaimana bisa kakak dan papanya setega itu padanya? Zifana menghela napas dalam dalam.
"Ikutlah dengan kami," ucap wanita itu lagi dengan nada tegas.
Mama Amel menatap wanita cantik di depannya, wanita yang dipanggil mama oleh cucu kesayangannya. Siapa dia? Gaun mahal, jam tangan mahal, sepatu mahal. Lantas kenapa mobilnya diambil orang? Apa sudah menunggak angsuran?
Mama Amel menatap Zifana yang cantik itu. Bibirnya tersenyum sinis, tak heran Elia jatuh hati pada wanita di depannya karna memang dia memiliki daya pikat tersendiri baginya. Bahkan, jika wajah polosnya dipoles sedikit, dia tampak seperti model kelas atas.
"Terimakasih atas tawarannya Nyonya, tapi saya masih ada kesibukan," ucapnya.
"Kesibukan? Berapa gaji yang kau terima dari kesibukanmu? Aku akan memberikan lima kali lipat dari itu, aku rasa lima kali lipat yang aku berikan padamu hanya kebutuhan satu hariku," ucap Mama Amel dengan nada meremehkan. Dia tak ingin melepaskan wanita itu untuk sekedar pergi.
Deg
Jantung Zifana berdetak cepat, rasanya dia ingin marah atas penghinaan ini. Akan tetapi, bayangan Nada menghampiri otaknya. Dia pernah menghina Nada. Pernah meremehkan Nada. Lalu, apa ini karma yang harus dia terima dari kelakuannya dulu? Bukankah kesombongan ibu didepannya sama dengan kesombongannya waktu itu?
Zifana terdiam dan menatap ke arah wanita itu dengan senyumannya.
"Maaf Nyonya, tapi saya...."
"Aku tau kau sedang butuh uang, bahkan mobilmu diambil lagi. Jadi, bekerjalah denganku," ucapnya dengan tenang sambil menyedekapkan tangannya di depan dada.
Zifana tampak semakin geram, tangannya tekepal kuat. Dia tak bisa membiarkan dirinya dihina.
"Saya tidak bisa," ucap Zifana.
"Pekerjaanmu mudah saja, menjadi ibu untuk cucuku. Maka aku akan mencukupi segala kebutuhanmu, bukankah itu mudah?" ucap Mama Amel dengan sinisnya.
Deg
Lagi lagi Zifana merasakan sesak. Apa? Menjadi ibu bagi cucunya? Apa maksudnya? Menikah dengan putranya begitu? Zifana tampak marah, sesak menyeruak di dadanya. Ini sangat menyakitkan baginya. Bagaimana bisa semuanya terjadi? Memangnya dia wanita apaan? Bahkan dia kabur untuk menghindari papanya yang hampir menikahkan dengan lelaki buaya. Lalu, sekarang dia harus tetap menikah?
"Maaf Nyonya, saya harus pergi," ucap Zifana sambil melangkahkan kakinya.
"Berhenti dan terima tawaranku. Aku pastikan hidupmu akan sulit jika kau memaksa melangkah sedikit saja," ucap Mama Amel seakan mengintimidasi.
Deg
Zifana tampak menghentikan langkahnya dan menatap ke arah wanita paruh baya itu. Geram? Pasti. Bagaimana bisa lepas dari papanya, sekarang harus masuk kandang buaya lagi?
Zifana menghela napas dalam dalam. Menerima? Apa sehinakah dirinya? Menolak? Bahkan untuk hidup saja dia tak punya apapun.
Tas, dompet, mobil, ponsel, semuanya ada di dalam mobilnya yang dibawa pergi. Butik, perusahaanya? Pasti juga akan dijual, Dia tak punya apapun. Lalu harus bagaimana ini? Apakah dia bisa hidup dalam kekurangan? Bisakah hidup dalam kesederhanaan? Sanggupkah? Zifana meyakinkan dirinya bahwa dia bisa hidup tanpa bergelimah harta. Dia menatap Mama Amel dan tersenyum.
"Maaf Nyonya, sekali lagi terimakasih atas tawarannya, tapi maaf. Saya tidak bisa ikut dengan anda," ucap Zifana kemudian melangkah.
Elia yang berada di dalam mobil berpikir omanya membujuk mamanya, tapi dia tak mendengar pembicaraan mereka. Kepergian Zifana membuatnya bersedih. Kenapa mamanya tak mau pulang?
Pada akhirnya, Elia keluar dari mobil. Gadis cantik itu menatap Zifana yang hampir saja masuk ke dalam taksi.
"Mama," teriak Elia sambil berlari.
Zifana menoleh, Zifana tampak terkejut menatap ke arah Elia. Elia? Bagaimana bisa dia disini? Zifana menatap Elia dan tersenyum, akan tetapi Senyuman berangsur menghilang ketika melihat Elia berlari dan dari arah sana terdapat sebuah mobil yang berjalan kencang.
"Elia, awas....."
Teriak Zifana sambil berlari, Mama Amel yang syok hanya diam mematung saat melihat mobil dengan laju kencang mengarah pada cucunya.
Mobil itu menghentikan lajunya tepat di depan Elia dan Zifana yang berpelukan erat.
Zifana yang memejamkan matanya tampak terdiam, napasnya serasa ngos ngosan. Dia membuka matanya dan menatap Elia yang tampak syok juga.
"Sayang, kamu baik baik saja?" tanyanya lirih.
Elia tersenyum dan mengangguk, dia dipeluk oleh mama? Sangat bahagia.
"Mama, ayo pulang bersama aku dan oma, kenapa mama menolak?" ucapnya disaat detak jantungnya masih tak beraturan.
Deg
Zifana memejamkan matanya, Oma? Siapa maksudnya?
"Elia, sayang. Kamu tak papa Nak?" tanya wanita paruh baya sambil mengambil alih Elia dari dekapan Zifana. Zifana tampak terkejut.
Deg
Zifana menatap ke arah Elia, dia juga menatap ke arah wanita paruh baya itu. Apa maksudmya?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Nur Farida
aq dadi bingung thor..kn delon urung nikah kok wes dwe anak,Delon kn playboy,wes mbuh Thor...tak Moco waelah😁
2023-02-25
0
Anonymous
bukannya delon ktnya setia sama istrinya yah..? kok di sini di bilang mamanya puttnya yg semata wayang suka gonta ganti pasangan yah..bingung aing
2022-12-08
0
candra rahma
pasti nt Delon kaget saat bertemu zifana krn kan dl pas nyelamatin nada dr Gino kk zifana saat di sekap zifana jatuh dr lantai atas gedung yg nolongin Delon
2022-09-08
2