"Mama," lirihnya.
"Mama cantik akan memberimu hadiah jika kamu mau diam dan tersenyum, ucapkan siapa namanu biar mama cantik mengenalmu," ucap Bu guru yang memang biasa memanggilkan seorang wanita Mama pada putra didiknya.
Elia tampak memandang Bu Anis, kepala sekolah, kemudian menatap Zifana.
"Namaku Elia Ma," jawab gadis kecil itu.
Ma? Zifana tampak mengeryitkan dahinya. Geli sendiri saat dirinya dipanggil mama. Zifana menghela napas panjang, dia teringat masa kecilnya yang selalu bersama baby siter juga.
Gadis kecil itu tersenyum dan mengusap air matanya. Zifana memberikan bonekah doraemon pada gadis kecil itu. Tangan mungil gadis kecil itu terulur menerima bonekah ajaib itu dari tangan Zifana.
"Telimakasih Ma," ucap gadis kecil itu ala anak kecil sambil memandang Zifana. Baby siter yang merawatnya hanya tersenyum.
"Sama sama Sayang, tapi anak cantik tidak boleh menangis lagi. Kamu mau janji?" tanya Zifana sambil mengulurkan jari kelingkingnya.
Gadis kecil itu tampak menatap Zifana dan tersenyum. Kemudian dia mengangguk pelan dan juga membalas uluran jari Zifana. Zifana tersenyum dan mencium puncak kepala Elia. Gadis kecil itu tampak tenang dan merasakan pelukan seorang mama.
"Kalau kamu bersedih, berceritalah pada dora emon biar hati kamu tenang. Jangan lupa juga Elia berdoa, biar Allah memberikan keajaiban, katakan padanya kenapa kamu menangis, dan ucapkan apa permintaan kamu, maka dengan kamu berdoa bersama Doraemon. Insya Allah Allah akan mengabulkannya," ucap Zifana. Itu yang biasa dia lakukan. Beribadah sholat? Sayangnya sampai saat ini dia belum bisa istiqomah.
"Mama, aku mau mama menemaniku, apa dolaemon mau membantu Elya bilang pada Allah SWT untuk mengabulkan? " ucapnya sambil meraih tubuh Zifana.
Deg
Hati Zifana seakan sesak, permintaan gadis kecil itu begitu sederhana. Lalu, apa ibunya yang sakit itu tak mau menemui walau sebentar?
"Apa Allah akan mengabulkan?" tanya gadis kecil itu lagi.
Zifana memejamkan matanya, sudut matanya basah mendengar gadis kecil itu. Segera dia mengusap air matanya dan memandang Elia.
"Pasti, pasti Allah SWT akan mengabulkan apa yang anak cantik mau, yang penting kamu jangan menangis lagi," ucap Zifana dengan halus.
Gadis kecil itu berbinar, dan memeluk erat Zifana. Zifana kembali merasakan sesak yang menyeruak di dadanya.
"Dolaemon ayo bantu Elia bilang pada Allah, Elia mau mama menemani Elia. Bilang pada mama bial mau menemani Elia pulang," ucap gadis kecil itu.
Deg, jantung Zifana seperti mau keluar. Rasanya sesak sekali. Elia? lirih Zifana sambil melepas pelukannya dan menatap gadis cantik itu dengan haru.
Bagaimana ini? Bu Anis ada ada saja, kenapa mengatakan mama pada gadis ini? Jadi salah pahamkan. Mana aku harus pergi sekarang juga. Bagaimana agar gadis kecil ini tak salah paham? Entahlah, biar saja dia menganggapku mama. batin Zifana.
"Sayang, Mama maaf, saat ini mama belum bisa ikut. Lain waktu mama akan ke sini menemuimu ya," ucap Zifana sambil mengusap air matanya.
Gadis kecil itu tampak mengeratkan pelukannya.
"Kata mama dolaemon mau mengabulkan, lalu kenapa mama mau pelgi lagi? Elia mau mama sama Elia, menemani Elia sekolah," rengeknya sambil menangis.
"Sayang, saat ini mama ada perlu. Mama janji, besok akan kesini lagi, oke," ucap Zifana mencoba membujuk.
"Kenapa tidak sama papa? Mama nanti bisa pulang sama papa," ucap Elia.
Zifana semakin terjebak dalam keadaan, ingin menolong tapi bukankah jika begini dia bisa menyakiti gadis ini? Lalu, apa dia harus mengikuti permainan ini?
"Sayang, mama tidak bisa menjelaskan saat ini. Karna Elia masih kecil, mama janji mama akan menemuimu lagi, tapi saat ini mama harua pergi dulu ya," lirih Zifana.
Elia terdiam dan pada akhirnya mengangguk pelan.
Gadis itu tampak berbinar dan melepaskan pelukannya.
"Mama janjikan akan menemui Elia lagi?" tanya Elia. Zifana terpaksa menggangguk pelan.
"Hem, Elia bisa pegang ucapan Mama Zifa," lanjut Zifana. Gadis kecil itu berbinar dan memeluk Zifana lagi.
"Mama Zifa," lirih gadis kecil itu dan mampu membuat jantung Zifana berdebar.
"Nona Elia, sebaiknya kita pulang, Papa pasti hawatir kalau anak cantik ngambek," ucap baby siternya.
Gadis kecil itu kembali murung, Zifana mengusap puncak kepala gadis itu.
"Pulanglah, pasti papa menanti gadis cantik sepertimu, apa tidak kasihan?" tanya Zifana. Gadis kecil itu tampak berfikir dan melepas pelukannya.
"Aku mau pulang, jika mama mau ikut denganku," ucap gadis kecil itu.
Zifana tersenyum dan menggeleng pelan. Membuat seulas senyum yang terbit dari bibir gadis kecil itu menghilang.
"Maaf, mungkin saat ini mama belum bisa ikut. Tapi kalau nanti mama ada waktu, mama akan sesekali main," ucap Zifana.
"Mama janji?" tanyanya.
Dengan anggukan Zifana meyakinkan gadis kecil itu. Walau dia tau ini salah, setidaknya gadis kecil itu tenang.
"Mama aku pulang ya, mama jangan lupa pulang kalau ulusanya sudah selesai," ucap Elia.
Zifana mengecup pelan puncak kepala Elia, baby siter menggendong Elia.
"Terimakasih Nona," ucapnya pada Zifana.
"Sama sama mbak,"
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Dessy Lisberita
lanjut
2022-12-04
1
nurcahaya
karna pernah mngalami situasi seperti Elia,zifana bisa berubahnjdi sosok ibu bagi anaknya delon
2022-09-04
2
Wahyu Ningsih
lanjut Thor, semangat Yesss
2022-09-02
2