"Lihat nih bos."
"Apa!"
"Baca aja, Bos."
Dengan sengit orang yang dipanggil bos itu mengambil alih ponsel dari tangan anak buahnya lalu membaca sebuah status di akun Fakebook.
"Heboh! Pemuda biasa menikahi tiga belas gadis dalam satu hari."
"Tiga belas gadis?" gumam si Bos tapi masih di dengar oleh anak buahnya.
"Iya, Bos. aku curiga, Bos. Jangan jangan gadis ini adalah gadis yang kita cari? Karena jumlahya sama."
Kening si bos berkerut. Dia duduk di kursi panjang sambil berpikir. Matanya terus menatap layar ponsel yang menyala. Jempolnya bergerak memencet profil seseorang yang menulis status tersebut.
Ternyata yang membagikan berita itu sudah cukup banyak dan sepertinya status dibuat kemarin mengingat waktunya sama persis. Tapi yang membuat Si Bos ragu adalah nama kotanya. Ketiga belas wanita itu hilang di kota sebelah utara, tapi dalam status tersebut pernikahan itu terjadi di kota selatan yang jaraknya sangat jauh.
"Sepertinya mereka bukan wanita yang kita cari," ucap Si bos kepada anak buahnya yang sama sama duduk satu kursi dengannya.
"Lah, kok bisa?" tanya si anak buah dengan wajah kecewa. "Darimana bos tahu?"
"Lihat, profil yang menulis status itu. Kejadianya di kabupaten yang berbeda. Sedangkan kita kehilangan mereka di kabupaten lain."
Mendengar jawaban si bos, si anak buah langsung mengecek info baru dia dengar. Memang benar tempatnya berbeda. Jarak kedua kabupaten jika di tempuh bisa memakan waktu tiga atau empat jam.
"Nggak mungkin kan jika mereka jalan kaki sejauh itu dalam kondisi mereka yang tidak punya apa apa. Lagian mana mungkin ada orang yang mau menolong mereka dengan cara menikahinya."
"Iya sih bos. Tapi kok aku ngerasa kalau ketiga belas wanita ini adalah wanita yang kita cari."
Si bos hanya geleng geleng kepala. Lalu dia mengambil rokok dalam saku bajunya. "Sudah nggak perlu dipikirin. Lagian nggak ada petunjuk lain kalau mereka adalah wanita yang kita cari."
Beruntung si bos tidak percaya begitu saja. Padahal apa yang diduga anak buahnya adalah wanita yang sedang mereka cari. Wanita itu masih selamat dalam persembunyian mereka. Bahkan saat ini ketiga belas wanita itu sedang tertawa bersama suaminya setelah acara sarapan bersama selesai.
Di kediaman Jiwo, ketiga belas wanita itu sedang berkumpul bersama keluarga Jiwo termasuk kakak dan adik Jiwo. Sejak kedatangan kedua saudaranya, mereka belum ngobrol satu sama lain secara lebih serius. Lagi lagi obrolan dibantu dengan kecanggihan sebuah ponsel jika ngobrol bersama ketiga belas wanita itu.
"Setelah ini, apa rencana kalian ke depannya?" tanya Kakak ipar Bayu.
"Kami berencana akan ikut jualan dengan Mister Jiwo dan juga Emak," jawab salah satu dari mereka. "Kami akan bergantian, biar semuanya ikut kerja."
"Ya baguslah. Emak jadi nggak terlalu capek," jawab adik perempuan Jiwo.
"Sejak kedatangan mereka, Emak memang udah kehilangan pekerjaannya. Sekedar nyapu aja, Emak selalu keduluan sama mereka," ucap Jiwo. Semua yang ada disana hanya mengulas senyum.
"Terus mereka ikut jualan itu karena ide kamu apa gimana?" Mas Bayu yang bertanya.
"Ya ide mereka sendiri. Aku aja kaget saat mendengarnya. Mereka kompak banget ngatur jadwal bergiliran."
"Termasuk tidur dengan kamu juga mereka bergiliran?" tembak Bayu. Jiwo terkesiap dan salah tingkah sambil senyum senyum malu.
"Wah! Mas Jiwo beruntung banget," celetuk adik iparnya.
"Rejeki orang baik," Emak ikut berkomtar dan semuanya tersenyum lebar. Jiwo semakin salah tingkah dibuatnya.
Obrolan ringan satu keluarga itu terlihat sangat menyenangkan. Mungkin karena mereka sekarang tidak tinggal bersama, jadi acara kumpul seperti saat ini menjadi moment yang tepat untuk melepas rindu.
Kini kakak dan adik Jiwo sudah tidak terlalu khawatir lagi dengan keadan Emak. Setidaknya sekarang saat rumah, Emak ada yang menjaga, jika Jiwo sedang jualan atau bepergian.
Waktu terus berjalan maju. Kini kakak dan adik Jiwo sudah kembali ke tempat tinggal mereka masing masing karena kesibukan. Emak dan Jiwo pun memakluminya saat mereka pamit pulang. Apa lagi acara nikahnya Jiwo mendadak banget. Jadi mereka tidak sempat berencana akan menginap lebih lama.
Malam hari telah menyapa. Sesuai makan malam, seperti biasa, kegiatan mereka hanya ngobrol untuk menghabiskan waktu.
"Besok saya sudah mulai jualan, kalian yakin mau ikut keliling?" tanya Jiwo mencoba meyakinkan sekali lagi niat mereka.
"Sangat yakin, Mister, kami nggak mau berdiam diri di rumah. Setidaknya kami ingin meringankan beban Mister dan Emak," jawab salah satu istrinya.
"Ya udah, ini udah malam. Saya mau tidur dulu," pamit Jiwo.
Saat Jiwo hendak melangkah, salah satu istrinya mengeluarkan suara, "Kamarnya jangan di kunci Mister. Biar saya nanti bisa langsung masuk."
Jiwo mengangguk, lantas dia melangkah menuju kamarnya sambil tersenyum lebar.
@@@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
dark sistem
dapat jatah tiap hari hhhhhh auto oli kering jadinya
2024-11-07
0
Okto Mulya D.
enak ya Wo, setiap malam ada yang ready layaknya jalan tol tanpa hambatan tanpa lampu merah tinggal gas terus dan siapkan bensin cukup..
2024-07-08
1
then_must_nanang
Otot kawat balung wesi....
Siap-siap mendaki gunung.
Menuruni Lembah.
Nyamannnn......
2024-06-04
0