Jam di dinding saat ini menunjukan pukul dua malam. Jiwo terbangun dalam lelapnya. Entah kenapa dia menjadi terasa sesak saat ini. Perlahan mata Jiwo terbuka, dan betapa kagetnya Jiwo saat diatas bahunya ada kepala wanita yang terlelap sembari memeluk erat tubuhnya.
"Astaga! Ujianku berat sekali!" keluh Jiwo sangat lirih. Bagaimana tidak berat? Tangan kakan wanita yang tidur bersamanya, melingkar di perut Jiwo. Begitu juga dengan salah satu kakinya, menyilang dan menindih paha Jiwo. Belum lagi dada yang menempel, membuat jiwa pria itu berdesir.
Detak jantung Jiwo semakin berdetak tak karuan. Apa lagi jika wanita itu bergerak, sesuatu yang kenyal membuat Jiwa lelakinya Jiwo meronta hebat. Jiwo dalam dilema besar.
Tapi tidak dipungkiri, dia juga menikmati posisi seperti ini. Lelaki yang tidak pernah mendapat sentuhan wanita itu, merasa nyaman mendapat perlakuan seperti ini Meski si wanita melakukannya tanpa sadar, tapi itu lebih baik bagi Jiwo.
Jiwo akhirnya memilih mencoba tenang dan bersikap biasa saja. Meski ada yang meronta di dalam celana kolornya, tapi Jiwo harus bisa menjinakannya sendiri.
Lama kelamaan Jiwo merasa nyaman dan degup jantungnya juga sudah mulai berdetak normal. Jiwo perlahan mengangkat tangan yang satunya terus bergerak membelai rambut Aisyah. Senyumnya terukir sempurna. Hingga rasa kantuk kembali menyerang dan Jiwo kembali terlelap dalam pelukan istrinya.
Dari arah belakang rumah, ayam jantan Emak berkokok dengan nyaringnya bertanda waktu sudah pagi. Emak dan istri istri Jiwo sudah bangun. Betapa kagetnya Aisyah saat matanya terbuka, dia sedang dalam posisi memeluk suaminya. Aisyah perlahan langsung bangkit. Dengan wajah yang bersemu merah, Aisyah bergeser ke tepi kasur dan bergegas keluar kamar.
Emak terkejut saat melihat salah satu menantunya keluar dari kamar Jiwo. Namun beberapa saat kemudian rasa terkejutnya menghilang, berubah menjadi senyum kebahagiaan.
Beberapa puluh menit kemudian, Jiwo juga terbangun dari tidurnya. Saat matanya terbuka, dia sedikit kecewa. Karena wanita yang semalam memeluknya telah bangun dan keluar dari kamarnya. Jiwo memilih tetap berbaring untuk menormalkan keadannya.
Hari ini Jiwo belum berencana mulai dagang. Tapi dia belum tahu mau berbuat apa hari ini. Bahkan hampir lebih dari tiga puluh menit sejak bangun tidur, Jiwo masih asyik merebahkan badannya di atas kasur. Sampai suara ketukan pintu membuatnya terpaksa harus bangkit.
"Ada apa?" tanya Jiwo saat pintu kamar terbuka.
"Saatnya sarapan, Mister," jawab istri Jiwo yang lain.
"Baiklah, kalian sarapan aja dulu, aku mau toilet."
"Ya sudah kita tungguin saja."
Nggak usah, nanti aku kelamaan."
"Nggak apa apa Mister. Toh menunggu suami sendiri, ngga bakalan mati kelaparan."
Senyum Jiwo merekah indah mendengar perkataan wanita dihadapannya yang juga menjadi istrinya. Hatinya menghangat. Dia dengan semangat langsung beranjak ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama, Jiwo sudah duduk bersama Emak dan semua istrinya. Istri yang duduk di sebelah Jiwo bertugas melayani Jiwo terlebih dahulu. Setelah piring Jiwo terisi penuh, sekarang tinggal istri istrinya yang mengambil makanan untuk sendiri dan juga Emak.
"Bagaimana Mister masakan saya? Rasanya sudah mirip dengan masakan Emak belum?" tanya istri yang di panggil Alisa. Dalam komunikasi mereka masih menggunakan bahasa ingris. Tapi mereka juga sedikit sedikit sedang belajar bahasa negeri ini.
"Ini kamu yang masak?" tanya Jiwo takjub. Alisa mangangguk. "Udah enak kok. Kamu punya bakat memasak yah?"
Alisa tersenyum simpul. "Aku memang suka memasak, Mister."
"Wah! Baguslah."
Suasana saat menikmati sarapan sungguh terlihat sangat hangat. Apa lagi mereka ngobrol sambil belajar bahasa negeri sang suami.
"Jadi kalian diam diam suda ngatur semuanya gitu yah?" tanya Jiwo saat makannya telah selesai.
"Iya, Mister. Maaf, kami hanya bisa melakukan hal seperti itu," jawab wanita yang diberi nama Adiba.
"Kalau aku sih nggak masalah. Kan tujuan kalian memang baik. Tapi bagi aku, yang penting kalian jangan pada bertengkar satu sama lain. Kalian harus akur. Saya akan menindak tegas jika ada yang berselisih dan tidak mau mengalah, paham?"
"Paham, Mister!"
"Bagus," Jiwo mengulas senyum. Dia benar benar bangga saat ini karena bisa berperan sebagai suami.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah rumah mewah yang menjadi sarang sindikat bisnis ilegal.
"Bos hendrik! Bos!" teriak salah satu anak buah mencari bosnya.
"Ada apa teriak teriak? Berisik amat," hardik si bos saat keluar dari kamarnya.
Si anak buah mendekat sambil memperlihatkan layar ponselnya. "Lihat nih bos."
"Apa!"
"Baca aja, Bos."
Dengan sengit Hendrik mengambil alih ponsel dari tangan anak buahnya lalu membaca sebuah status di akun Fakebook.
"Heboh! Pemuda biasa menikahi tiga belas gadis dalam satu hari."
"Tiga belas gadis?" gumam Hendrik.
...@@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
dark sistem
jiwa black mamba yg tertidur 5 tahun lamanya BANGKIT
2024-11-07
0
Okto Mulya D.
Jiwo, pernikahanmu dengan 13 gadis pengungsi sudah terendus sama bos mafia penjualan wanita. bersiaplah untuk minta bantuan.. polisi
2024-07-08
0
Bandoel SarKas
Jiwo, the Master of Kolor
2023-07-01
1