"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Saahhh!"
"Alhamdulillah."
Akhirnya akad nikah ke tiga belas sukses dikumandangkan oleh Jiwo dalam sekali tarik nafas. Doa doa terbaik langsung saja mengalir deras untuk Jiwo dan ketiga belas istrinya. Akad yang terjadi hampir selama dua jam berakhir dengan penuh kelegaan, baik dari pihak Jiwo ataupun yang hadir pada acara tersebut.
Usai doa bersama, acara selanjutnya pun diisi dengan foto bersama keluarga dan juga menikmati santapan yang sudah disediakan. Acara yang seharusnya tertutup itu menjadi ramai lantaran banyak warga yang penasaran. Tentu saja berita dari mulut ke mulut memiliki andil besar dalam menyebarnya berita ini.
Demi menghindari pemberitaan yang bisa saja berdampak kurang baik, dengan terpaksa, Jiwo menyuruh istri istrinya masuk ke kamar. Dengan alasan yang diutarakan Jiwo, semua istri Jiwo pun mengerti dan mau menuruti permintaan suaminya.
Meskipun sudah ditutup tutupi sedemikian rupa, tapi berita yang tersebar dari mulut ke mulut, tidak ada yang mampu menghentikan lajunya berita pernikahan tersebut. Apalagi ada seseorang yang sedang bertaruh tentang terjadinya pernikahan Jiwo.
Dialah Malik. Anak Pak lurah yang beberapa waktu kemarin menantang lima tetangganya tentang pernikahan Jiwo. Pria yang sangat membenci Jiwo itu, saat ini sedang dilanda panik dan syok bersamaan. Apa yang dia pikirkan tentang pernikahan Jiwo ternyata salah besar. Kini Malik hanya mampu bersembunyi di dalam rumahnya. Dia takut ditagih Janji oleh lima tetangganya.
Bukan tanpa alasan Malik sangat membenci Jiwo. Semua itu disebabkan karena dulu Malik pernah naksir sama adiknya Jiwo, tapi Jiwo menantang dan menolak dengan tegas niat Malik. Karena hal itulah Malik memilih mendekati Titin yang saat itu masih pacaran dengan Jiwo. Apa lagi Titin menyambut baik kedatangan Malik sampai dia mau menyerahkan segalanya.
Malik memang berhasil merebut Titin hingga wanita itu hamil dan dia sering memperolok Jiwo karena setelah lepas dari Titin, Jiwo tak pernah pacaran sama sekali hingga lima tahun lamanya.
"Mas, ada yang nyari tuh," ucap Titin kepada suaminya yang sedang duduk di teras belakang rumahnya.
"Siapa?" jawab Malik sambil meraih cangkir kopi dan menyeruput isinya.
"Pak Yatno dan Mang Tono, katanya Mas ada janji."
Malik terkejut mendengarnya, lalu dia mendengus kesal. Dia sudah memperkirakan hal ini pasti terjadi. "Bilang aja aku nggak ada."
"Lah, aku sudah terlanjur bilang Mas Malik ada di dalam. Gimana dong?" balas Titin tanpa merasa bersalah.
"Bodoh!" maki Malik. "Kamu mau suami kamu ini bangkrut?"
"Loh, emang kenapa?" tanya Titin dengan kening berkerut. "Apa hubungannya dengan tetangga kita?"
Malik semakin mendengus kesal. Dia sungguh merutuki kebodohannya sendiri. "Aku tuh punga hutang sama mereka. Gara gara aku kalah taruhan tentang pernikahannnya Jiwo."
Titin semakin mengerutkan keningnya dengan tatapan tajam ke arah suami. "Taruhan?"
Iya, taruhan," jawab Malik setelah tadi sempat mengangguk. Sebelum istrinya bertanya lebih lanjut, Malik terlebih dulu menjelaskannya awal kejadian pas taruhan.
"Astaga! Kok Mas Malik ceroboh gitu? Nah sekarang ucapan Mas Malik terbuki salah. Pasti mereka akan ngejar ngejar Mas loh."
"Ya abisnya aku pikir Jiwo nikah pasti karena hamil duluan wanitanya. Eh malah sekali nikah sama tiga belas cewek. Apa sih hebatnya Jiwo," umpat Malik.
Titin tertegun. Biar bagaimanapun dia tahu sifat Jiwo. Lama menjalin hubungan dengan Jiwo, tentu saja membuat titin tahu banyak tentang mantannya itu. Jiwo baik, tidak pernah kasar. Meski kalau marah, Jiwo terlihat mengerikan, tapi selama pacaran dengan Titin, Jiwo tidak pernah marah di hadapannya. Malah Jiwo lebih mudah luluh dan mau memaafkan semua kesalahan Titin. Maka itu Titin mudah banget selingkuh dan putus nyambung dengan Jiwo.
Tapi entah kenapa, mendengar Jiwo menikah, Titin malah seperti tidak terima. Dia merasa tidak rela Jiwo mendapatkan wanita lain. Hati kecilnya mengatakan Jiwo hanya pantas dengan dirinya. Sungguh Titin tidak suka mendengar berita itu.
Waktu demi waktu terus bergerak maju. Di kediaman Jiwo, suasana masih terlihat ramai. Apalagi malam ini adalah acara tasyakuran pernikahannya, jadi banyak tetangga laki laki sudah menempati tempat duduknya.
Tak lama kemudian, disaat warga sudah berkumpul, acara tasyakuran pun dimulai. Acara tasyakuran berlangsung dengan lancar hingga selesai, semua pulang dengan perasaan senang.
Hingga malam terus beranjak, satu persatu orang yang bertamu di rumah jiwo pada pamit pulang, sedangkan keluarga kakak dan adik jiwo memilih menginap di rumah pamannya, karena kamar mereka digunakan oleh istri istri Jiwo.
Di dalam kamar, Jiwo terbaring sendirian. Padahal baru menikah tapi malah tidurnya sendirian karena teringat perjanjian yang dia buat. Hingga beberapa saat kemudian, Jiwo mendengar pintu kamarnya ada yang mengetuk.
"Siapa?" teriak Jiwo.
"Aisyah, Mister!"
Jiwo lantas bangkit sambil meraih kaos lalu mamakainya. Jiwo segera beranjak membuka pintu kamarnya.
"Ada apa?" tanya Jiwo begitu pintu terbuka.
"Saya akan menemani Mister tidur."
Deg!
@@@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
dark sistem
baikan otot bingung mau kasih nama apa untuk tu 13 ciwi yang mana bisa buat jiwo bawa coretan kertas hhhhhhhhhhhh
2024-11-07
0
Okto Mulya D.
Jiwo, nikahanmu sudah viral oleh para readers, apalagi ada yang posting di medsos, udahlah siap2 berita sampai ke pak Walikota ituu..
2024-07-08
0
Nami chan
hayoloh /Facepalm/
2023-11-17
0