Bab. 3. Duka Mendalam

Kematian selalu menyisakan luka yang mendalam bagi setiap orang. Terlebih saat keluarga atau orang-orang terdekat telah menemui ajalnya, tentu hal ini menjadi peristiwa yang sangat memilukan.

Sebagai manusia yang masih diberi kesempatan untuk hidup, sudah seharusnya selalu mendoakan orang yang sudah meninggal agar diberi tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pesawat yang ditumpangi oleh Selia Angela Hayu take off dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Sedari tadi pikirannya selalu tidak tenang dan pikirannya selalu tertuju kepada bapaknya. Dia tidak tenang dan harap-harap cemas dengan kondisi bapaknya dirawat di rumah sakit.

"Ya Allah… lindungilah selalu Bapakku dan panjangkanlah umurnya kedua orang tuaku," batinnya Selia.

Selia yang tidak sabar ingin segera sampai ke kampung halamannya. Kira-kira kurang lebih satu jam lebih perjalanan Selia dari Jakarta ke Makassar dengan memakai pesawat terbang komersial.

Sesampainya di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Selia segera memesan taksi ojol. Karena dari Bandara ke kampung halamannya membutuhkan kurang lebih 2 jam perjalanan lagi.

Selia masuk ke dalam mobil tersebut, dan memberitahu kepada pak supir untuk mengantarnya sampai ke rumah sakit umum daerah kabupaten.

Selia mencoba untuk menghubungi nomor hp adiknya, tapi nomor hpnya Sania tidak aktif.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan coba beberapa saat lagi atau meninggalkan pesan setelah nada bit berikut ini," ucap Mbak operator.

Berulang kali Selia menelpon nomor hp adiknya, tapi hasilnya masih sama tidak aktif dan sulit untuk dihubungi.

"Kok nomor hpnya Sania sama Sesha tidak aktif yah?" Selia membatin pada dirinya sendiri.

Sejak Selia bekerja dan sudah mempunyai rumah sendiri, Dia sudah mengajak kedua orang tuanya dan adik-adiknya untuk menetap di Ibu kota.

Tetapi, bapaknya menolak permintaan dari anak sulungnya itu. Alasannya karena di kampung lah dia dilahirkan dan dibesarkan sehingga keinginan Bapaknya agar dia kelak nanti meninggalnya di kampung halamannya juga.

Pak Nur Syam selalu menolak dengan berbagai alasan jika Selia mengajaknya untuk pindah rumah dan menetap di Ibu Kota Jakarta.

Beberapa menit kemudian, Selia sudah sampai di depan rumah sakit umum daerah M. Dia segera membayar ongkos taksi online tersebut.

"Makasih banyak pak," ucapnya sambil mengulurkan uang merah tiga lembar ke arah pak supir.

"Ini kembaliannya Mbak," ucap pak supir yang baru ingin menghitung sisa uang kembalian Delia.

Tapi, Selia langsung menolak uang tersebut sambil melangkahkan kakinya menuju ke area dalam RS.

"Kembaliannya untuk bapak saja," pinta Selia yang sudah berlari ke dalam rumah sakit menuju UGD.

Tapi alangkah kagetnya saat dirinya melihat Ibunya dan keluarganya yang lain sudah menangis histeris. Ia pun spontan berlari dan sudah tidak peduli dengan barang bawaannya.

Seliasudah meneteskan air matanya, ia semakin mempercepat langkah kakinya.

Ia berlari dan langsung memeluk tubuh ibunya dari arah belakang,"Ibu apa yang terjadi dengan Bapak?." tanya Selia yang sudah menangis.

Ibunya tidak kuasa untuk berbicara dan hanya menangis tersedu-sedu.

"Kakak, bapak sudah...." Ucap Sania yang tidak mampu dia melanjutkan ucapannya.

"Kamu harus sabar Nak, bapakmu sudah pergi untuk selamanya," ucap Tantenya adik dari mamanya Bu Noer Halimah..

"Itu tidak mungkin!! pasti kalian ngeprank kan, iya kan?" Terangnya Selia yang tidak ingin mempercayai kenyataan kalau bapaknya sudah meninggal.

Dia segera langsung berlari ke arah jenazah Bapaknya. Selia tidak kuasa untuk membendung air matanya yang akhirnya tumpah juga. Tapi ia terus berusaha untuk tidak meratapi kepergian Bapaknya.

"Kamu harus sabar Nak, jangan lah lemah di hadapan ibumu" timpal Omnya Selia kakak dari ibunya.

Selia hanya menganggukkan kepalanya dan bersujud di kaki Bapaknya.

"Maafkan Selia Pak, aku sudah banyak salah sama Bapak tidak ada di samping bapak saat yang terakhir kalinya," tutur Selia yang menyesal karena terlambat datang.

Selia tidak ingin meraung karena tangisan yang meraung itu tidak baik untuk orang yang meninggal dan sama saja akan semakin memberatkan langkahnya Pak Nur Syam.

"Om tolong urus kepulangan bapak, masalah biayanya biar saya yang mengurusnya," pinta Selia.

Sedangkan saudara dari bapaknya yang hanya tantenya saja seorang saudara dari bapaknya enggan untuk mendekati Selia dan kedua adiknya. Karena sedari tadi tantenya hanya berdiri saja dan enggan untuk mendekati Selia.

Tantenya sedikit pun tidak berusaha untuk memberikan dukungannya untuk Ibu maupun semua adiknya. Bapaknya hanya dua orang bersaudara sedangkan ibunya tiga orang.

Dan kebetulan semua saudara dari mamanya tinggalnya di luar daerah bahkan ada yang tinggal di daerah Jawa. Hanya adik dari Bapaknya saja yang tinggal bersama mereka di kampung.

Dia mengurus administrasi kepulangan bapaknya. Selia pun ikut dalam mobil ambulans yang membawa Jenazah Bapaknya.

Ia dan kedua adiknya tak hentinya menciumi jenazah Bapaknya. Dan setiap kali dirinya meneteskan air matanya Ia buru-buru menghapus air mata tersebut.

Rumah duka sudah dipadati oleh tetangga, keluarga dekat maupun kerabat yang jauh sudah berdatangan. Mereka turut berbelasungkawa atas meninggalnya Bapak Nur Syam.

Tetangga mengenal bapak Nur yang baik hati, ringan tangan suka membantu tetangga yang kesusahan, ramah dan menyayangi anak-anaknya.

Mereka ikut meneteskan air matanya dan turut berduka cita atas kepergian Pak Nur untuk selamanya.

Bahkan banyak yang tidak percaya akan berita kematian bapak Nur Syam, karena mereka tidak mendengar berita sama sekali tentang berita jika Pak Nur yang menderita suatu penyakit.

Sehingga mereka kaget dan tidak percaya saat berita beredar kalau beliau telah meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Karena kematian bapaknya Selia sesudah subuh sehingga setelah shalat ashar sudah siap untuk disemayamkan dan dikebumikan di TPU yang ada di kampungnya.

Tangis haru dari semua sanak keluarga terdengar saat keranda yang membawa bapaknya perlahan meninggalkan rumahnya Selia.

"Ibu di sini saja, biarkan Selia sama adik-adik yang pergi ke kuburan mengantar bapak" ucap Selia membujuk ibunya.

Setelah selesai dikebumikan jenazah dari bapaknya Selia, orang-orang yang datang melayat sekaligus mengantarkan bapaknya Selia ke peristirahatan terakhir kalinya Pak Nur Syam.

Mereka pun satu persatu meninggalkan TPU tersebut. Tinggallah Selia dan adik-adiknya, ia dan adiknya menabur bunga di atas pusara Bapaknya.

Air mata dari mereka tumpah dan tidak henti-hentinya meneteskan air matanya saat tubuh pak Nur Syam perlahan ditimbun tanah yang sedikit basah dan lembab

"Bapak maafkan Selia yah, tenanglah disana bapak, insya Allah.. kami ikhlas dan sabar melepas kepergian bapa," ucap Selia yang terakhir mencium nisan bapaknya.

"Kami pamit pulang dulu Pak, besok kami akan datang lagi menjenguk bapak," tuturnya ucap ketiga Putrinya saat berpamitan pulang dari makam tpu umum yang ada di kampungnya.

"Maafkan Sesha pak yang selalu saja nakal dan tidur di kamar bapak, dan mengganggu tidurnya bapak," ucap Sesha adik bungsunya Selia.

Sesampainya di rumah, Selia kembali shock melihat kondisi ibunya yang sudah pingsan dan harus membutuhkan perawatan khusus.

"Bu bangun Ibu, kita harus ikhlas melepas kepergian bapak, Allah lebih menyayangi bapak dari pada kita Bu, ini sudah ketentuannya Alla," ucap Faika yang memeluk tubuh ibunya yang sudah terkapar di samping kanannya jenazah Pak Nursyam.

Om dan tantenya Selia pun ikut menginap di rumahnya, karena mereka tinggal di luar daerah. Mereka memutuskan untuk menginap beberapa hari disana sampai acara tausiah ke tujuh harinya selesai.

Kematian datangnya selalu tiba-tiba dan dengan cara yang berbeda-beda pula, jika ada seorang yang tahu kapan dia akan meninggal pasti lah orang tersebut akan mempersiapkan bekal dan kematiannya dengan baik pula. Tapi itu semua menjadi rahasia dari Allah.

Terpopuler

Comments

Inyhhlstryyy

Inyhhlstryyy

Selia jangan lupa untuk jalan jalan ke Jeneponto😅

2023-06-25

2

Ayumi Putri

Ayumi Putri

😯

2022-09-25

0

Masitha Hamrud💗

Masitha Hamrud💗

lanjut Besok bacanya

2022-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mengantar Pesanan
2 Bab. 2. Kecerobohan Selia
3 Bab. 3. Duka Mendalam
4 Bab. 4. Harus Ikhlas dan Tabah
5 Bab. 5. Acara Perpisahan
6 Bab. 6. Wujud Rasa Syukur
7 Bab. 7. Sedih Kenapa Harus Bertemu Lagi
8 Bab. 8. Neneknya Camelia
9 Bab. 9. Setelah Sekian Lama
10 Bab. 10. Berusaha Menghindar
11 Bab. 11. Eks Mantan Calon Tunangan
12 Bab. 12. Bimbang
13 Bab. 13. Kecewa
14 Bab. 14. Kerinduan
15 Bab. 15. Presdir Baru
16 Bab. 16. Semangat Memulai Hari Yang Baru
17 Bab. 17. Bercanda Bareng
18 Bab. 18. Dia Bekerja Di sini Juga
19 Bab. 19. Tatapan Mata
20 Bab. 20. Apa itu Hantu??
21 Bab. 21. Edisi Pulang Kampung
22 Bab. 22. Kondisi Sania
23 Bab. 23. Awal Petaka
24 Bab. 24. Harus Terenggut
25 Bab. 25. Kehancuran Masa Depan
26 Bab. 26. Solusi Yang Tepat
27 Bab. 27. Keputusan Bu Nurhalimah
28 Bab. 28. Mulut Berbisa
29 Bab. 29. Memilih Untuk Pergi Merantau
30 Bab. 30. Berangkat ke Jakarta
31 Bab. 31. Pujian
32 Bab. 32. Flashback On
33 Bab. 33. FB Terpesona
34 Bab. 34 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
35 Bab. 35. Permintaan Galang
36 Bab. 36. Pulang Kampung
37 Bab. 37. Perpisahan
38 Bab. 38. Perasaan Aneh
39 Bab. 39. Terpaksa Menerima
40 Bab. 40. Rasa Kesal Selia
41 Bab. 41. Tidak Siap Kehilangan
42 Bab. 42. Acara Akad Nikah
43 Bab. 43. Tamu Tak Diundang
44 Bab. 44 Kericuhan Di Akad Nikahnya
45 Bab. 45. Harap Kedua Orang Tuanya Selia
46 Bab. 46. Kecewa Dan Sedih
47 Bab. 47. Kumpulan Ibu Penggosip
48 Bab. 48. Persiapan Kembali ke Jakarta
49 Bab. 49. Kembali Ke Ibu Kota
50 Bab. 50. Kembali Kuliah
51 Bab. 51. Hari Wisuda
52 Bab. 52. Mengagumi
53 Bab. 53. Kebahagiaan
54 Bab. 54. Bertemu Lagi
55 Bab. 55. Semakin Kagum
56 Bab. 56. Sepatu Misterius
57 Bab. 57. Hampir Saja Ketahuan
58 Bab. 58. Permintaan Seorang Sahabat
59 Bab. 59. Kedatangan Bayu
60 Bab. 60 Sesi Curhatan Bayu
61 Bab. 61. Bayu Kebingungan
62 Bab. 62. Keputusan Bayu
63 Bab. 63. Keraguan
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70. Dapat Bukti lagi
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab. 1. Mengantar Pesanan
2
Bab. 2. Kecerobohan Selia
3
Bab. 3. Duka Mendalam
4
Bab. 4. Harus Ikhlas dan Tabah
5
Bab. 5. Acara Perpisahan
6
Bab. 6. Wujud Rasa Syukur
7
Bab. 7. Sedih Kenapa Harus Bertemu Lagi
8
Bab. 8. Neneknya Camelia
9
Bab. 9. Setelah Sekian Lama
10
Bab. 10. Berusaha Menghindar
11
Bab. 11. Eks Mantan Calon Tunangan
12
Bab. 12. Bimbang
13
Bab. 13. Kecewa
14
Bab. 14. Kerinduan
15
Bab. 15. Presdir Baru
16
Bab. 16. Semangat Memulai Hari Yang Baru
17
Bab. 17. Bercanda Bareng
18
Bab. 18. Dia Bekerja Di sini Juga
19
Bab. 19. Tatapan Mata
20
Bab. 20. Apa itu Hantu??
21
Bab. 21. Edisi Pulang Kampung
22
Bab. 22. Kondisi Sania
23
Bab. 23. Awal Petaka
24
Bab. 24. Harus Terenggut
25
Bab. 25. Kehancuran Masa Depan
26
Bab. 26. Solusi Yang Tepat
27
Bab. 27. Keputusan Bu Nurhalimah
28
Bab. 28. Mulut Berbisa
29
Bab. 29. Memilih Untuk Pergi Merantau
30
Bab. 30. Berangkat ke Jakarta
31
Bab. 31. Pujian
32
Bab. 32. Flashback On
33
Bab. 33. FB Terpesona
34
Bab. 34 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
35
Bab. 35. Permintaan Galang
36
Bab. 36. Pulang Kampung
37
Bab. 37. Perpisahan
38
Bab. 38. Perasaan Aneh
39
Bab. 39. Terpaksa Menerima
40
Bab. 40. Rasa Kesal Selia
41
Bab. 41. Tidak Siap Kehilangan
42
Bab. 42. Acara Akad Nikah
43
Bab. 43. Tamu Tak Diundang
44
Bab. 44 Kericuhan Di Akad Nikahnya
45
Bab. 45. Harap Kedua Orang Tuanya Selia
46
Bab. 46. Kecewa Dan Sedih
47
Bab. 47. Kumpulan Ibu Penggosip
48
Bab. 48. Persiapan Kembali ke Jakarta
49
Bab. 49. Kembali Ke Ibu Kota
50
Bab. 50. Kembali Kuliah
51
Bab. 51. Hari Wisuda
52
Bab. 52. Mengagumi
53
Bab. 53. Kebahagiaan
54
Bab. 54. Bertemu Lagi
55
Bab. 55. Semakin Kagum
56
Bab. 56. Sepatu Misterius
57
Bab. 57. Hampir Saja Ketahuan
58
Bab. 58. Permintaan Seorang Sahabat
59
Bab. 59. Kedatangan Bayu
60
Bab. 60 Sesi Curhatan Bayu
61
Bab. 61. Bayu Kebingungan
62
Bab. 62. Keputusan Bayu
63
Bab. 63. Keraguan
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70. Dapat Bukti lagi
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!