Setelah dari rumah sakit, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah kosan mereka.
"Selia lain kali jangan ceroboh kenapa? Apa kamu tidak suka jika sehari saja tidak bertingkah seperti ini," pungkas Kania yang berjalan sambil membantu Selia berjalan.
Selia hanya tersenyum simpul saja untuk menanggapi perkataan dari Kania. Karena seperti itu lah tabiatnya Kania yang sangat peduli dengan keadaannya Selia yang hanya anak perantauan.
Keesokan harinya, mereka sudah bersiap dan berangkat ke tempat Perusahaan.
Hari ini Selia dan sahabatnya Kania berangkat ke perusahaan Indomarco Prismatama Andreas, untuk mendaftar pekerjaan. Selia yang kemarin mengalami kecelakaan akibat ulah kecerobohannya sendiri harus berjalan tertatih menuju tempat pendaftaran.
Sedangkan Kania belum muncul juga hingga jam waktu tesnya akan segera dimulai. Selia berjalan dengan hati-hati karena takut dirinya terjatuh dan membuat kakinya semakin sakit.
"Maaf Bu Apa benar perusahaan sedang membuka lowongan?" tanya Selia ketika sudah berada di depan resepsionis.
"Iya Mbak benar sekali dan untuk informasi selengkapnya silahkan ke lantai dua" ucap arahan dari resepsionis tersebut.
Selia masuk ke dalam Lift dan tanpa sengaja ada yang menyenggol yang sehingga tubuhnya terhuyung ke belakang. Untung saja ada tangan yang segera membantunya untuk berdiri.
"He!! kalau jalan itu harus hati-hati jangan main nyosor saj," ucap Kania yang sedikit berteriak ke arah pria yang berjalan tergesa-gesa lalu membantu Selia sehingga tidak terjatuh.
"Makasih Ka," ucap Selia yang mengucap syukur karena sudah dibantuin yang berjalan tertatih ke dalam lift.
Kania berjalan sambil membantu Selia untuk berjalan. Mereka langsung menyetor formulir pendaftaran.
"Makasih mbak, kalau boleh tahu kapan yah wawancaranya?" tanya Kania dengan penuh harap.
"Informasi tersebut kan segera disampaikan oleh pihak bagian HRD jadi kalian silahkan duduk di sana tapi, tolong dilengkapi berkasnya sesuai dengan persyaratannya," tutur Pegawai pria itu.
"Makasih banyak Pak atas infonya," ucap keduanya yang berterima kasih karena sudah diinfokan.
Beberapa saat kemudian, bagian HRD mengumumkan kalau hari ini juga adalah penerimaan karyawan baru. Dan kebetulan langsung akan diadakan beberapa tes dan tes terakhir adalah tes wawancara," ucap bagian HRD yang menerangkan siklus dari tahapan proses tes tersebut.
"Kami harapkan kerjasamanya dan perlihatkan kemampuan terbaik yang kalian miliki," timpal pegawai wanita yang kebetulan berdiri di sampingnya kepala Hrd.
Semua bahagia mendengar informasi tersebut tanpa terkecuali Selia dan Kania. Selia mendapatkan nomor urut yang ke dua puluh sedangkan Kania di urutan ke 13. Kata orang nomor 13 nomor yang beberapa orang hindari.
Proses penerimaan karyawan tersebut berjalan lancar dan yang sudah selesai mengikuti langkah dari semua rangkaian tes sudah bisa pulang besok pagi baru bisa datang lagi.
Selia dan Kania pun kembali ke rumah kosan mereka dan sambil menunggu hasil tes tersebut Kania kembali bekerja di Bakery Wijayanto sedangkan Selia beristirahat sejenak karena kakinya belum sembuh total.
Keesokan harinya, Selia dan Kania sudah berdiri di depan ruangan tempat acara pengumuman hasil tes tersebut. Kakinya Selia sudah tidak seperti kemarin yang masih kadang sakit sekarang jalannya sudah tidak terpincang-pincang lagi.
Beberapa saat kemudian Hasil tes pun keluar dan diantara mereka banyak yang bahagia dan ada pula yang kecewa dan sedih karena tidak lulus. Sedangkan Selia dan Kania sangat bahagia karena diterima bekerja.
Mereka saling berpelukan dan ada yang nyinyir melihat tingkah laku mereka. Tetapi, Selia dan Kania sama sekali tidak peduli dengan tatapan mata dari orang-orang.
Satu minggu kemudian Selia dan Kania sudah bekerja di masing-masing divisi. Selia di divisi keuangan sedangkan Kania di divisi Hubungan Masyarakat humas.
Hari terus berlalu, tak terasa sudah dua tahun mereka bekerja di Perusahaan tersebut. Selia semakin dewasa dan bijaksana dalam menghadapi kerasnya kehidupan.
Dia juga sudah tidak mengontrak rumah lagi bahkan ia sudah membeli perumahan dengan tipe sedang. Rumah tersebut terdiri dari 3 kamar yang cukup untuk keluarganya yang rencananya akan pindah ke ibu kota Jakarta.
Hari ini Perusahaan Indomarco Prismatama Andreas akan kedatangan pemilik perusahaan yang baru. Perusahaan tersebut diambil alih oleh pemimpin baru dari luar negeri.
Sehingga hari ini Selia dan yang lainnya sangat sibuk untuk mempersiapkan diri mereka dan segala persiapan untuk menyambut kedatangan Pemimpin sekaligus pemilik perusahaan tempat di mana mereka bekerja.
Selia hari ini menjadi perwakilan dari divisi keuangan untuk menyampaikan beberapa pencapaian dan penjabaran dari visi dan misi dari setiap divisi. Selia mempersiapkan dirinya dengan baik karena tidak ingin membuat kecewa atasannya.
Selia menyampaikan hal tersebut di depan Presdir barunya dalam bahasa Inggris dan juga dalam bahasa Indonesia dengan lancar dan sangat menguasai dari yang disampaikan oleh Selia.
Semua bertepuk tangan setelah Selia selesai menyampaikan hal tersebut. Presdir lama mereka terkesan dengan penampilan dari Selia.
"Selamat Selia kamu berhasil menyampaikan hal tersebut dengan baik dan lancar" ucap pujian dan selamat dari teman satu Divisinya.
"Makasih, ini semua karena bantuan kalian juga sehingga saya bisa melakukan semua ini dengan baik sesuai dengan apa yang kita harapkan,"sahut Selia yang merendah.
Hari itu Selia sebenarnya tidak ingin berangkat ke kantor karena dirinya merasakan sesuatu hal aneh seakan-akan ada firasat buruk yang akan terjadi.
Tetapi karena, hari ini Selia akan bertemu dengan seorang klien dari Cina dan Presdir mereka langsung menunjuk Selia untuk secara langsung ikut ke dalam rombongan tersebut.
Baru beberapa menit pertemuan tersebut berlangsung, hp Faika berdering dan bergetar di dalam tasnya. Faika yang menyadari hal tersebut segera memeriksa hpnya dan meminta ijin kepada atasannya untuk mengangkat teleponnya tersebut.
Untung saja giliran Selia sudah menjabarkan di depan klien Perusahaan mereka. Sehingga Selia tidak terlalu merisaukan hal tersebut saat dirinya meminta izin untuk mengankat telponnya. Selia menelpon di luar dekat pintu masuk tempat pertemuan tersebut.
"Halo Sania ada apa dek?" tanyanya dengan nada yang lembut.
"Kakak bapak masuk rumah sakit tadi pagi bapak jatuh dari motor," ucap Sania yang sudah menangis tersedu-sedu.
"Jadi bapak gimana Dek, apa bapak baik-baik saja?" tanya Selia yang sudah mengkhawatirkan keadaan Bapaknya di kampung.
"Bapak sudah di rumah sakit dan sekarang sementara di ruang operai,i" jawab Sania lagi.
"Ibu mana dek, kakak mau bicara sama Ibu," ucap Selia.
Sania langsung menyerahkan hpnya ke tangan ibunya.
"Assalamu alaikum nak," sapa ibunya Sania Ibu Nurhalima yang menyembunyikan kesedihannya itu.
"Waalaikumsalam gimana sekarang keadaannya Bapak Bu?" tanya Sania yang sudah cemas.
"Bapak keadaan bapakmu kritis nak, kalau bisa kamu pulanglah dulu lihat kondisi bapakmu nak," harap Ibu Nurhalima.
"Nanti aku tanya atasanku dulu Bu, mudah-mudahan mereka bisa memberikan izin kepadaku," jawab Selia yang berusaha menahan tangisnya itu.
"Waalaikumsalam" ucap ibu Nurhalima sebelum menutup telponnya.
"Aku tutup dulu telponnya ibu, nanti kabari lagi apa pun yang terjadi kepada bapak, waalaikumsalam," pinta Selia sebelum menutup telponnya.
Selia segera menunggu pertemuan tersebut selesai dan meminta izin kepada temannya bahwa dirinya meminta ijin untuk pulang kampung. Temannya pun langsung memberikan izin tersebut karena Selia selama ini belum pernah mengambil cuti tahunannya.
Selia pun berangkat ke kampung halamannya dengan memakai jasa pesawat terbang. Biasanya ia pulang kampung hanya memakai kapal laut saja.
Tetapi itu kan butuh waktu lama sehingga dia memutuskan untuk naik pesawat saja.
Sesampainya di rumah sakit, Selia kaget melihat ibunya dan keluarga lainnya sudah menangis histeris.
"Apa yang terjadi, kenapa orang-orang semuanya menangis histeris?" Selia membatin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Ayumi Putri
😣
2022-09-24
0
Julianti delta
gadis cantik yang ceroboh
2022-09-04
0