Kau Hanya Milikku
"Kania!! Cepetan dong, sudah jam berapa nih entar kita terlambat lagi," teriak Selia yang memakai sepatu sneaker wedges shoes yang sudah hampir tiga tahun selalu menemaninya beraktifitas di luar ruangan.
Seseorang menyembulkan kepalanya ke arah luar dengan hijabnya yang masih acak-acakan itu diperbaikinya sambil berjalan menuruni tangga.
"Sabar dikit kenapa!! Jangan suka marah-marah entar kamu jadi perawan…" ucapannya terpotong karena Selia secepat kilat menutup mulut sahabatnya itu.
"Huuuummm aaahh!!" Ucapnya Kania yang tersumpal mulutnya dengan tangannya Selia.
Selia yang melihat nafas Kania yang sudah ngos-ngosan dan kesulitan untuk bernafas segera melepaskan pegangan tangannya dari depan mulutnya Kania.
Setelah drama kecil tersebut berakhir mereka segera menuju kantor tempat pemilik kue dan makanan yang dipesan dari tempat mereka bekerja sementara waktu.
Selia dan Kania berjalan ke arah dalam ruangan yang ditunjuk oleh Security untuk mengantar beberapa bungkusan makanan dan beberapa macam jenis kue.
Tapi, langkahnya Selia terhenti ketika sudut ekor matanya melihat ada secarik kertas yang tertempel di dinding yang membuat tiba-tiba dia merem mendadak langkahnya.
Selia penasaran dengan tulisan yang ada di tembok. Ia berjalan ke arah dinding tanpa melihat atau pun menoleh ke kiri maupun kanan.
Saking seriusnya berjalan, sampai-sampai Selia menabrak troli pegawai perusahaan yang berisi banyak barang.
"Aaaahhh!!!" Pekik Selia dan orang tersebut bersamaan.
Selia terjatuh dan terduduk di lantai dan tanpa sengaja ada beberapa barang yang mengenai tubuhnya. Dia kemudian menutup matanya karena takut jika buku dan beberapa berkas itu menimpuk ke arah matanya.
Orang yang menabraknya tadi segera meminta maaf dan membantu Selia.
"Maaf Mbak saya tidak sengaja," ucap orang tersebut sambil membantu Selia untuk berdiri dari posisi duduknya.
Selia pun langsung menyambut tangan pegawai tersebut dan mencoba untuk berdiri, tapi tiba-tiba mengerang kesakitan.
"Auuuu sakit" ucap Selia.
Selia mengeluh kesakitan dibagian kaki dan bokongnya.
"Mana yang sakit Mbak?" Tanyanya dengan nada suara yang khawatir.
"Maaf ini semua gara-gara saya tidak berhati-hati dalam berjalan," ucap Lidya yang tidak henti-hentinya meminta maaf kepada Selia yang sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi.
Selia tidak bisa berbicara sepatah kata pun karena berusaha untuk terus menahan sakit dan perih di bagian kakinya. Lidya segera membantu Selia untuk duduk di salah satu kursi panjang yang kebetulan terpajang di sekitar area tempat mereka tabrakan.
"Sini aku lihat mana yang sakit?" tanya Lidya yang memeriksa kondisi dari Selia.
Kania segera datang ke tempat tersebut setelah mengetahui kalau Selia tidak ada di sekitar mobil. Kania sudah mengantar semua kue pesanan Perusahaan tersebut, lalu mencari keberadaan sahabatnya itu.
Kania tanpa sengaja mendengar sayup-sayup suara seseorang yang berteriak meringis kesakitan.
Kania pun segera ke tempat kejadian dan melihat siapa orang tersebut. Kania kaget melihat orang tersebut, Kania sangat khawatir setelah mengetahui kalau Selia yang terluka.
"Kamu kenapa, mana yang sakit?" ujar Kania sambil memeriksa kakinya Delia yang sudah memerah bahkan sudah sedikit membengkak.
"Aaaahhh sakit Kania!!" rintih Selia yang berusaha menahan sakitnya.
Selia merintih kesakitan disaat Kania menyentuh kakinya. Kania khawatir melihat raut wajahnya Selia yang memerah menahan tangisnya.
"Tahan yah, aku cek kakimu dulu, sepertinya kakimu keseleo deh Sel," ujar Kania.
"Iya Kan, sakit banget soalnya," jawab yang merintih kesakitan.
"Kamu bisa tolong saya enggak, untuk ambil air dingin dan kain untuk kompres," ucap Kania yang meminta tolong kepada Lidya.
Lidya pun segera mengangguk dan berdiri untuk ke Pantri dan mencari baskom terus mengisi baskom tersebut dengan air dan es batu.
Setelah semuanya ada, Lidya segera mempercepat langkahnya untuk segera ke ruangan tempat Selia dan Kania berada. Kania segera mengompres kakinya Selia yang sakit.
"Gimana rasanya Sel?" tanya Kania yang menatap ke arah Selia yang sesekali mengusap kakinya untuk mengurangi rasa ngilu.
"Alhamdulillah sudah agak baikan," jawab Selia yang berkilah menutupi kenyataan yang ada karena tidak ingin temannya itu sedih dan khawatir.
"Makasih yah udah bawa air dan alat kompres" ucap makasih Kania kepada Lidya.
"Kamu yah kebiasaan kalau jalan pasti selalu buru-buru dan tidak hati-hati, kalau kamu gak ceroboh pasti hal ini tidak terjadi sama kamu" ucap Kania yang keluar cerewetnya seperti ibu-ibu yang ngomel-ngomel.
Kania memang sedikit cerewet kalau menyangkut Faika. Kania sudah menganggap Faika Adik kandungnya sendiri.
"Apa kamu tidak bisa merubah kebiasaan kamu yang ceroboh itu," Sarkas Kania yang menatap jengah ke arahnya Selia.
Selia hanya cengengesan sembari menggaruk ujung hijabnya yang sedikit berantakan itu.
"Apa ada yang kamu perhatikan sampai-sampai troli sebesar ini kamu tidak lihat," terangnya Kania sambil menunjuk ke arah troli yang sudah terbalik itu.
"Gara-gara itu," jawab Selia sambil menunjuk ke arah dinding.
Kania mengarahkan pandangannya ke arah dinding. Dan langsung berdiri karena ingin mengetahui apa isi dari kertas yang tertempel di dinding. Kania membaca dengan seksama tulisan tersebut dan langsung berlari ke arah Selia setelah selesai membaca.
"Sel!! ada lowongan pekerjaan loh di sini" ucap Kania yang girang dan gembira.
"Maksud kamu ada lowongan pekerjaan gitu?" tanya Selia dengan wajahnya yang serius.
"Iya dan kita bisa mendaftar di sini loh Sel," timpal Kania.
"Serius loh Sel, jangan-jangan loh salah baca lagi!" tanya Kania yang sedikit tidak percaya dengan perkataan dari Selia.
"Apa yang dikatakan Kania benar sekali, kebetulan terbuka lowongan pekerjaan dan besok terakhir pendaftarannya," jelas Lidya.
"Aaaapaaa!!" ucap Kania dan Selia secara bersamaan.
"Reaksinya gak usah sampai segitunya kali, kalian seakan-akan lihat artis Korea saja," ucap Lidya yang tersenyum melihat reaksi dari keduanya.
"Gimana nih Ka, aku mau ikut mendaftar tapi kakiku seperti ini," ucap lesu Selia dengan wajahnya yang sendu.
"Kita ke dokter yuk!! periksa kakimu biar Dokter memeriksa dan menangani agar tidak infeksi dan memberimu obat, jadi kakimu cepat sembuh," ucap Kania panjang lebar yang memberikan saran kepada Selia.
Kania dan Lidya pun membantu Selia untuk berjalan dan masuk ke dalam mobil box Ibu bos-nya.
Mereka akan berangkat ke dokter untuk memeriksakan kakinya Selia. Kania tidak lupa mengambil beberapa lembar formulir pendaftaran karena kebetulan di Perusahaan tersebut kebetulan menerima pelamar pekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
❤️⃟WᵃfℛᵉˣzhA_ yUy𝓪∆𝚛z
dapet kerja batu dapet temen baru juga😁
2022-09-24
0
❤️⃟WᵃfℛᵉˣzhA_ yUy𝓪∆𝚛z
hehehe kocak amat neng 😂
2022-09-24
0
Ayumi Putri
good
2022-09-23
0