Kau Hanya Milikku

Kau Hanya Milikku

Bab. 1. Mengantar Pesanan

"Kania!! Cepetan dong, sudah jam berapa nih entar kita terlambat lagi," teriak Selia yang memakai sepatu sneaker wedges shoes yang sudah hampir tiga tahun selalu menemaninya beraktifitas di luar ruangan.

Seseorang menyembulkan kepalanya ke arah luar dengan hijabnya yang masih acak-acakan itu diperbaikinya sambil berjalan menuruni tangga.

"Sabar dikit kenapa!! Jangan suka marah-marah entar kamu jadi perawan…" ucapannya terpotong karena Selia secepat kilat menutup mulut sahabatnya itu.

"Huuuummm aaahh!!" Ucapnya Kania yang tersumpal mulutnya dengan tangannya Selia.

Selia yang melihat nafas Kania yang sudah ngos-ngosan dan kesulitan untuk bernafas segera melepaskan pegangan tangannya dari depan mulutnya Kania.

Setelah drama kecil tersebut berakhir mereka segera menuju kantor tempat pemilik kue dan makanan yang dipesan dari tempat mereka bekerja sementara waktu.

Selia dan Kania berjalan ke arah dalam ruangan yang ditunjuk oleh Security untuk mengantar beberapa bungkusan makanan dan beberapa macam jenis kue.

Tapi, langkahnya Selia terhenti ketika sudut ekor matanya melihat ada secarik kertas yang tertempel di dinding yang membuat tiba-tiba dia merem mendadak langkahnya.

Selia penasaran dengan tulisan yang ada di tembok. Ia berjalan ke arah dinding tanpa melihat atau pun menoleh ke kiri maupun kanan.

Saking seriusnya berjalan, sampai-sampai Selia menabrak troli pegawai perusahaan yang berisi banyak barang.

"Aaaahhh!!!" Pekik Selia dan orang tersebut bersamaan.

Selia terjatuh dan terduduk di lantai dan tanpa sengaja ada beberapa barang yang mengenai tubuhnya. Dia kemudian menutup matanya karena takut jika buku dan beberapa berkas itu menimpuk ke arah matanya.

Orang yang menabraknya tadi segera meminta maaf dan membantu Selia.

"Maaf Mbak saya tidak sengaja," ucap orang tersebut sambil membantu Selia untuk berdiri dari posisi duduknya.

Selia pun langsung menyambut tangan pegawai tersebut dan mencoba untuk berdiri, tapi tiba-tiba mengerang kesakitan.

"Auuuu sakit" ucap Selia.

Selia mengeluh kesakitan dibagian kaki dan bokongnya.

"Mana yang sakit Mbak?" Tanyanya dengan nada suara yang khawatir.

"Maaf ini semua gara-gara saya tidak berhati-hati dalam berjalan," ucap Lidya yang tidak henti-hentinya meminta maaf kepada Selia yang sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi.

Selia tidak bisa berbicara sepatah kata pun karena berusaha untuk terus menahan sakit dan perih di bagian kakinya. Lidya segera membantu Selia untuk duduk di salah satu kursi panjang yang kebetulan terpajang di sekitar area tempat mereka tabrakan.

"Sini aku lihat mana yang sakit?" tanya Lidya yang memeriksa kondisi dari Selia.

Kania segera datang ke tempat tersebut setelah mengetahui kalau Selia tidak ada di sekitar mobil. Kania sudah mengantar semua kue pesanan Perusahaan tersebut, lalu mencari keberadaan sahabatnya itu.

Kania tanpa sengaja mendengar sayup-sayup suara seseorang yang berteriak meringis kesakitan.

Kania pun segera ke tempat kejadian dan melihat siapa orang tersebut. Kania kaget melihat orang tersebut, Kania sangat khawatir setelah mengetahui kalau Selia yang terluka.

"Kamu kenapa, mana yang sakit?" ujar Kania sambil memeriksa kakinya Delia yang sudah memerah bahkan sudah sedikit membengkak.

"Aaaahhh sakit Kania!!" rintih Selia yang berusaha menahan sakitnya.

Selia merintih kesakitan disaat Kania menyentuh kakinya. Kania khawatir melihat raut wajahnya Selia yang memerah menahan tangisnya.

"Tahan yah, aku cek kakimu dulu, sepertinya kakimu keseleo deh Sel," ujar Kania.

"Iya Kan, sakit banget soalnya," jawab yang merintih kesakitan.

"Kamu bisa tolong saya enggak, untuk ambil air dingin dan kain untuk kompres," ucap Kania yang meminta tolong kepada Lidya.

Lidya pun segera mengangguk dan berdiri untuk ke Pantri dan mencari baskom terus mengisi baskom tersebut dengan air dan es batu.

Setelah semuanya ada, Lidya segera mempercepat langkahnya untuk segera ke ruangan tempat Selia dan Kania berada. Kania segera mengompres kakinya Selia yang sakit.

"Gimana rasanya Sel?" tanya Kania yang menatap ke arah Selia yang sesekali mengusap kakinya untuk mengurangi rasa ngilu.

"Alhamdulillah sudah agak baikan," jawab Selia yang berkilah menutupi kenyataan yang ada karena tidak ingin temannya itu sedih dan khawatir.

"Makasih yah udah bawa air dan alat kompres" ucap makasih Kania kepada Lidya.

"Kamu yah kebiasaan kalau jalan pasti selalu buru-buru dan tidak hati-hati, kalau kamu gak ceroboh pasti hal ini tidak terjadi sama kamu" ucap Kania yang keluar cerewetnya seperti ibu-ibu yang ngomel-ngomel.

Kania memang sedikit cerewet kalau menyangkut Faika. Kania sudah menganggap Faika Adik kandungnya sendiri.

"Apa kamu tidak bisa merubah kebiasaan kamu yang ceroboh itu," Sarkas Kania yang menatap jengah ke arahnya Selia.

Selia hanya cengengesan sembari menggaruk ujung hijabnya yang sedikit berantakan itu.

"Apa ada yang kamu perhatikan sampai-sampai troli sebesar ini kamu tidak lihat," terangnya Kania sambil menunjuk ke arah troli yang sudah terbalik itu.

"Gara-gara itu," jawab Selia sambil menunjuk ke arah dinding.

Kania mengarahkan pandangannya ke arah dinding. Dan langsung berdiri karena ingin mengetahui apa isi dari kertas yang tertempel di dinding. Kania membaca dengan seksama tulisan tersebut dan langsung berlari ke arah Selia setelah selesai membaca.

"Sel!! ada lowongan pekerjaan loh di sini" ucap Kania yang girang dan gembira.

"Maksud kamu ada lowongan pekerjaan gitu?" tanya Selia dengan wajahnya yang serius.

"Iya dan kita bisa mendaftar di sini loh Sel," timpal Kania.

"Serius loh Sel, jangan-jangan loh salah baca lagi!" tanya Kania yang sedikit tidak percaya dengan perkataan dari Selia.

"Apa yang dikatakan Kania benar sekali, kebetulan terbuka lowongan pekerjaan dan besok terakhir pendaftarannya," jelas Lidya.

"Aaaapaaa!!" ucap Kania dan Selia secara bersamaan.

"Reaksinya gak usah sampai segitunya kali, kalian seakan-akan lihat artis Korea saja," ucap Lidya yang tersenyum melihat reaksi dari keduanya.

"Gimana nih Ka, aku mau ikut mendaftar tapi kakiku seperti ini," ucap lesu Selia dengan wajahnya yang sendu.

"Kita ke dokter yuk!! periksa kakimu biar Dokter memeriksa dan menangani agar tidak infeksi dan memberimu obat, jadi kakimu cepat sembuh," ucap Kania panjang lebar yang memberikan saran kepada Selia.

Kania dan Lidya pun membantu Selia untuk berjalan dan masuk ke dalam mobil box Ibu bos-nya.

Mereka akan berangkat ke dokter untuk memeriksakan kakinya Selia. Kania tidak lupa mengambil beberapa lembar formulir pendaftaran karena kebetulan di Perusahaan tersebut kebetulan menerima pelamar pekerja.

Terpopuler

Comments

❤️⃟WᵃfℛᵉˣzhA_ yUy𝓪∆𝚛z

❤️⃟WᵃfℛᵉˣzhA_ yUy𝓪∆𝚛z

dapet kerja batu dapet temen baru juga😁

2022-09-24

0

❤️⃟WᵃfℛᵉˣzhA_ yUy𝓪∆𝚛z

❤️⃟WᵃfℛᵉˣzhA_ yUy𝓪∆𝚛z

hehehe kocak amat neng 😂

2022-09-24

0

Ayumi Putri

Ayumi Putri

good

2022-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mengantar Pesanan
2 Bab. 2. Kecerobohan Selia
3 Bab. 3. Duka Mendalam
4 Bab. 4. Harus Ikhlas dan Tabah
5 Bab. 5. Acara Perpisahan
6 Bab. 6. Wujud Rasa Syukur
7 Bab. 7. Sedih Kenapa Harus Bertemu Lagi
8 Bab. 8. Neneknya Camelia
9 Bab. 9. Setelah Sekian Lama
10 Bab. 10. Berusaha Menghindar
11 Bab. 11. Eks Mantan Calon Tunangan
12 Bab. 12. Bimbang
13 Bab. 13. Kecewa
14 Bab. 14. Kerinduan
15 Bab. 15. Presdir Baru
16 Bab. 16. Semangat Memulai Hari Yang Baru
17 Bab. 17. Bercanda Bareng
18 Bab. 18. Dia Bekerja Di sini Juga
19 Bab. 19. Tatapan Mata
20 Bab. 20. Apa itu Hantu??
21 Bab. 21. Edisi Pulang Kampung
22 Bab. 22. Kondisi Sania
23 Bab. 23. Awal Petaka
24 Bab. 24. Harus Terenggut
25 Bab. 25. Kehancuran Masa Depan
26 Bab. 26. Solusi Yang Tepat
27 Bab. 27. Keputusan Bu Nurhalimah
28 Bab. 28. Mulut Berbisa
29 Bab. 29. Memilih Untuk Pergi Merantau
30 Bab. 30. Berangkat ke Jakarta
31 Bab. 31. Pujian
32 Bab. 32. Flashback On
33 Bab. 33. FB Terpesona
34 Bab. 34 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
35 Bab. 35. Permintaan Galang
36 Bab. 36. Pulang Kampung
37 Bab. 37. Perpisahan
38 Bab. 38. Perasaan Aneh
39 Bab. 39. Terpaksa Menerima
40 Bab. 40. Rasa Kesal Selia
41 Bab. 41. Tidak Siap Kehilangan
42 Bab. 42. Acara Akad Nikah
43 Bab. 43. Tamu Tak Diundang
44 Bab. 44 Kericuhan Di Akad Nikahnya
45 Bab. 45. Harap Kedua Orang Tuanya Selia
46 Bab. 46. Kecewa Dan Sedih
47 Bab. 47. Kumpulan Ibu Penggosip
48 Bab. 48. Persiapan Kembali ke Jakarta
49 Bab. 49. Kembali Ke Ibu Kota
50 Bab. 50. Kembali Kuliah
51 Bab. 51. Hari Wisuda
52 Bab. 52. Mengagumi
53 Bab. 53. Kebahagiaan
54 Bab. 54. Bertemu Lagi
55 Bab. 55. Semakin Kagum
56 Bab. 56. Sepatu Misterius
57 Bab. 57. Hampir Saja Ketahuan
58 Bab. 58. Permintaan Seorang Sahabat
59 Bab. 59. Kedatangan Bayu
60 Bab. 60 Sesi Curhatan Bayu
61 Bab. 61. Bayu Kebingungan
62 Bab. 62. Keputusan Bayu
63 Bab. 63. Keraguan
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70. Dapat Bukti lagi
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab. 1. Mengantar Pesanan
2
Bab. 2. Kecerobohan Selia
3
Bab. 3. Duka Mendalam
4
Bab. 4. Harus Ikhlas dan Tabah
5
Bab. 5. Acara Perpisahan
6
Bab. 6. Wujud Rasa Syukur
7
Bab. 7. Sedih Kenapa Harus Bertemu Lagi
8
Bab. 8. Neneknya Camelia
9
Bab. 9. Setelah Sekian Lama
10
Bab. 10. Berusaha Menghindar
11
Bab. 11. Eks Mantan Calon Tunangan
12
Bab. 12. Bimbang
13
Bab. 13. Kecewa
14
Bab. 14. Kerinduan
15
Bab. 15. Presdir Baru
16
Bab. 16. Semangat Memulai Hari Yang Baru
17
Bab. 17. Bercanda Bareng
18
Bab. 18. Dia Bekerja Di sini Juga
19
Bab. 19. Tatapan Mata
20
Bab. 20. Apa itu Hantu??
21
Bab. 21. Edisi Pulang Kampung
22
Bab. 22. Kondisi Sania
23
Bab. 23. Awal Petaka
24
Bab. 24. Harus Terenggut
25
Bab. 25. Kehancuran Masa Depan
26
Bab. 26. Solusi Yang Tepat
27
Bab. 27. Keputusan Bu Nurhalimah
28
Bab. 28. Mulut Berbisa
29
Bab. 29. Memilih Untuk Pergi Merantau
30
Bab. 30. Berangkat ke Jakarta
31
Bab. 31. Pujian
32
Bab. 32. Flashback On
33
Bab. 33. FB Terpesona
34
Bab. 34 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
35
Bab. 35. Permintaan Galang
36
Bab. 36. Pulang Kampung
37
Bab. 37. Perpisahan
38
Bab. 38. Perasaan Aneh
39
Bab. 39. Terpaksa Menerima
40
Bab. 40. Rasa Kesal Selia
41
Bab. 41. Tidak Siap Kehilangan
42
Bab. 42. Acara Akad Nikah
43
Bab. 43. Tamu Tak Diundang
44
Bab. 44 Kericuhan Di Akad Nikahnya
45
Bab. 45. Harap Kedua Orang Tuanya Selia
46
Bab. 46. Kecewa Dan Sedih
47
Bab. 47. Kumpulan Ibu Penggosip
48
Bab. 48. Persiapan Kembali ke Jakarta
49
Bab. 49. Kembali Ke Ibu Kota
50
Bab. 50. Kembali Kuliah
51
Bab. 51. Hari Wisuda
52
Bab. 52. Mengagumi
53
Bab. 53. Kebahagiaan
54
Bab. 54. Bertemu Lagi
55
Bab. 55. Semakin Kagum
56
Bab. 56. Sepatu Misterius
57
Bab. 57. Hampir Saja Ketahuan
58
Bab. 58. Permintaan Seorang Sahabat
59
Bab. 59. Kedatangan Bayu
60
Bab. 60 Sesi Curhatan Bayu
61
Bab. 61. Bayu Kebingungan
62
Bab. 62. Keputusan Bayu
63
Bab. 63. Keraguan
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70. Dapat Bukti lagi
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!