""Hah?""
Beberapa tentara terbelalak karena terkejut, dan mereka berbalik ke arah Cliff dengan leher yang kaku seperti roda gigi berkarat. Cliff melihat lengan kanannya dengan bingung, dan wajahnya mulai berubah.
"K-Kyaaa ...!!" Cliff melirih dengan jeritan menggema di seberang jalan. Darah mengucur dari tunggul kanannya.
Samuel memandangi Olivia, dan pedang hitam ada di tangan kanannya meneteskan darah tanpa dia sadari. Pelakunya di balik ini sangat jelas seorang Gadis Cantik Badas.
"Menyakitkan! ... Sakit sekali ...!" Cliff yang terisak kesakitan mencengkeram tunggul kanannya dengan tangan kirinya, dan lari menjauhi Olivia.
"Heave, ho ~." Olivia memutar pedang hitam secara horizontal ke tanah, lalu melemparkannya sambil bersenandung. Pedang itu menembus baju besi Cliff tanpa ampun, seperti anak panah yang lepas dari busur, menusuk menembus dada Cliff. Kabut yang tidak menyenangkan menyebar di sekitaran Cliff
"Hyaa! ...Ah..." Tubuh Cliff kejang, lalu roboh seperti boneka tali yang talinya dipotong.
Suara ceria Olivia menggema di sepanjang jalan Canaria yang sunyi. "Kan sudah kubilang ... jangan menghalangi jalanku. Manusia itu benar-benar agresif ya. Apa mungkin aku tadi tidak menjelaskannya dengan benar? Bahasa manusia memangnya serumit itu rumit ya~."
Olivia mengatakan sesuatu yang tak terduga, lalu menginjak kepala Cliff untuk mencabut pedangnya. Dia perlahan mengibaskan darah di pedangnya, dan melihat ke arah banyaknya tombak yang sedang menuju ke arah sampingnya.
"Waaarrghh .... !!" Prajurit lainya yang menangkap tatapan Olivia langsung menusuk tombaknya dengan teriakan.
Prajurit lainnya menggunakan senjata mereka dengan panik. Sebaliknya, Olivia tidak terpengaruh, ia menangkis serangan dengan sedikit gerakan. Rok pendek coklat kemerahannya berkibar di udara, seolah ia sedang menari dengan sangat anggun.
Samuel mendecakkan lidah secara internal. Bahkan seorang prajurit veteran tidak bisa menyamai kemampuannya. Anak buahnya tidak mampu melukai Olivia. Samuel dalam keadaan siaga maksimum, dia tidak tahu siapa gadis itu, tapi sangat jelas gadis itu bukan sekedar gadis desa.
"Hmm ~ Sekarang giliranku, kan?" Tutur Olivia menyeringai dan mengulas senyum.
Gerakan para prajurit menjadi tumpul karena kelelahan, dan dengan sangat cepat Olivia melesat memenggal kepala mereka semua, menghancurkan wajah mereka, memotong-motong anggota tubuh mereka dan menusuk jantung mereka. Jeritan, darah dan potongan daging beterbangan kemana-mana bagaikan hujan. Ini adalah pembantaian satu sisi yang hanya mungkin dilakukan oleh yang berkuasa. Dalam waktu singkat, mayat dan darah menutupi sekeliling, dan aroma darah memasuki rongga hidung Samuel.
Para prajurit yang tidak ikut campur menjatuhkan senjata mereka dan mundur dari Olivia yang mengerikan seperti memiliki kekuatan monster.
Semua mata para Prajurit yang tidak ikut campur terbuka lebar dan penuh dengan ketakutan, seolah-olah mereka sedang melihat Dewa Kematian.
Semangat juang mereka telah hancur. Olivia yang berlumuran darah memandangi para prajurit yang sedang diliputi ketakutan, Olivia menunjukkan senyum rama seterang matahari.
"H-H .... ! Monster! ... Itu monster ... Gadis itu benar-benar monster!!"
"J-Jangan main-main denganku! Aku tidak ingin mati di sini !! "
"M-Mama, selamatkan aku ...!!"
Para prajurit mulai melarikan diri dengan teriakan beragam. Beberapa dari mereka merangkak di tanah seperti cacing. Yang lainnya berlari dengan gigi gemeretak keras.
Dan beberapa menyeringai mengeluarkan tawa ketakutan saat mereka melarikan diri, sungguh ada banyak sekali jenis rekasi orang yang kabur itu.
Ini tidak sedap dipandang dan sangat memaluka bagi tentara Kekaisaran yang terhormat. Tetapi Samuel tidak menyalahkan mereka. Itu wajar bagi mereka untuk bereaksi seperti itu setelah menyaksikan pemandangan yang begitu mengerikan.
Olivia tidak mengejar pasukan yang melarikan diri, ia hanya melihat mereka pergi. Olivia mungkin bermaksud untuk mengampuni siapa pun yang tidak mengarahkan senjata ke arahnya, begitulah pikir Samuel saat ini.
"Ehm ~ Tuan ... Kapten, kan? ... Kamu juga bisa lari lho. Jika kamu tidak menghalangi jalanku, aku tidak harus membunuhmu, tahu." Seruan Olivia lalu berpaling dari Samuel. Olivia memberinya pilihan untuk melarikan diri bersama yang lain. Bibir Olivia yang berlumuran darah memiliki pesona yang aneh.
"... Aku tahu kau bukan gadis biasa. Dengan apa yang barusan terjadi, aku punya pertanyaan untukmu." Samuel menatap Olivia.
"Ya, silakan." Olivia menjawab.
Samuel bertanya, "Di mana kamu mempelajari ilmu pedang dan teknik bertarung seperti itu? Itu bukan sesuatu yang bisa dikuasai di usia yang begitu muda, apa lagi oleh seorang wanita."
Olivia menjawab, "Ehh ~ bahkan jika kamu bertanya padaku, aku tidak bisa berbuat apa-apa ~ aku hanya diajari oleh Z."
"... Z?" Samuel nampak bingung.
"Itu benar, Z. Apa kau tahu di mana Z berada?" Olivia bertanya dengan senyum polos. Ekspresi kekanak-kanakannya membuat sulit untuk membayangkan bahwa gadis ini hanya membantai para prajurit itu tanpa sedikitpun belas kasihan dan dia masih berlumuran darah.
"Maaf, aku tidak tahu apa-apa." Samuel memberi tahu.
"Begitu ya?" Olivia menghembuskan nafas lelah.
"Iya. Jika dia terkenal, maka aku seharusnya sudah mendengar tentang dia." Lanjutnya Samuel.
"Hmm ~ Oh, apa kau tidak mau kabur? Jangan khawatir, aku tidak akan mengejarmu kok." Olivia mengulas senyum.
Samuel tidak terlalu patuh untuk mengikuti instruksi Olivia. Menanggapi isyarat penengusiran dari Olivia, Samuel justru menggelengkan kepalanya.
"Hah? Kamu tidak ingin lari ya?" Olivia bertanya.
"Hahaha, kenapa aku harus lari? Aku sendiri cukup terampil." Samuel melengkungkan sudut bibirnya ke atas.
"Benarkah? -- Tapi aku tidak merasa begitu." Olivia seperti mengejek.
Setelah hening sejenak, Olivia memberikan evaluasi lancangnya sementara Samuel berkata dengan senyum sinis, "Haha! Ini adalah pertama kalinya seseorang mengatakan hal itu kepadaku seumur hidupku. Semakin lama aku bertahan di medan perang, semakin besar kesempatanku untuk melawan monster, sungguh menyenangkan."
"Apa kamu memanggilku monster? Namaku Olivia, tahu." Olivia menjelaskan dengan rasa kesal, ia meletakkan tangannya di pinggangnya, dan memperkenalkan dirinya dengan bangga.
"Baiklah, aku akan mengingat namamu. Ini adalah pertama kalinya aku melawan seorang wanita yang bukan dari tentara- ... Tidak, maksudku karena lawanku adalah monster jadi aku tidak melanggar aturanku bukan ...? ya aku rasa benar." Samuel bergumam pada dirinya sendiri saat dia perlahan menarik pedang besar dari punggungnya.
Bilah pedannya sangat tipis, pedang bermata dua yang fleksibel dan tangguh pada saat yang bersamaan. Pedang Favoritnya yang belum pernah diambil, dan telah menemaninya melalui pertempuran hebat seperti neraka yang tak terhitung jumlahnya kini di keluarkanya.
Samuel menjilat ujung pedangnya, ia menarik napas dalam-dalam, dan mengambil posisi dengan pedang horizontal ke tanah. Olivia menatap Samuel di hadapannya sambil tersenyum. Samuel mencondongkan tubuhnya sedikit, menghembuskan napas, lalu menyerang Olivia. Ini adalah dorongan membunuh yang menggabungkan kecepatan, tampaknya tidak mungkin dilakukan untuk tubuh besarnya, karena bobot tubuhnya yang berat akan tetapi itu bukanlah masalah bagi Samuel.
"Violent Thrust " Sebuah gerakan yang ditakuti banyak orang. Samuel menggunakan gerakan ini untuk membunuh musuh yang tak terhitung jumlahnya. Kali ini akan sama, dan Olivia yang di anggapnya monster di depannya akan dibantainya.
"Satu-satunya targetku-- ... adalah jantung!" Batin Samuel saat sedang melesat. Ujung pedang membelah udara, dan hampir menusuk jantung Olivia.
"Pedang kau milikku sekarang !!" Yakin akan kemenangannya, Samuel meraung. Tapi saat berikutnya, pemandangan di depannya terlihat berbeda dari yang dia harapkan. Dia tidak melihat Olivia pingsan dengan darah mengalir dari mulutnya atau dari jantungnya yang tertusuk. Sebaliknya, dia melihat pemandangan aneh, dia melihat tubuhnya sendiri dari sudut yang sangat rendah di tanah.
Saat kesadaran Samuel memudar, dia mendengar seseorang berkata dengan bingung, "Apakah dia menyambar sesuatu?"
...****************...
...To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments