Part 20

“Tak masalah, yang penting aku hamil dan akan memiliki anak dengan suamiku.” Deavenny sangat antusias dan sudah tak sabar. Bahkan siap sekali untuk dimasukkan embrio.

Dokter Hillary pun segera melakukan tugasnya. Melepaskan pertemuan antara sel telur Deavenny dengan benih Marvel yang berhasil berkembang, ke dalam rahim pasiennya. “Sudah selesai, Nona.”

“Cepat sekali, ku kira akan berlangsung selama beberapa jam,” balas Deavenny seraya mengusap perutnya yang rata. “Apakah aku sudah pasti hamil, Dok?” Dia bertanya dengan posisi masih terlentang di atas brankar.

“Belum pasti, Nona. Hasil program bayi tabung ini baru bisa kita lihat dua minggu setelahnya. Empat belas hari berikutnya, bisa cek menggunakan testpack dan datang lagi pada saya untuk memastikan janinnya berkembang atau tidak di dalam rahim Anda,” jelas Dokter Hillary seraya merapikan peralatan yang baru saja digunakan.

Deavenny muram dan khawatir kalau semua keputusan yang sudah diambil secara sepihak tanpa persetujuan dan sepengetahuan suami, bisa jadi akan gagal. “Semoga kau bisa tumbuh di rahim Mommy, agar tak sia-sia aku susah payah mencuri benih Daddymu,” gumamnya seraya mengusap perut.

“Berdoa saja, Nona supaya programnya berhasil,” tutur Dokter Hillary.

“Itu sudah pasti, karena aku sangat menantikan kehadiran anak.” Deavenny perlahan menurunkan kaki ke lantai. Dia mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu.

Deavenny keluar dari ruang tersebut. Dia menatap kedua bodyguard dengan tatapan menusuk. “Kalian melaporkan ke suamiku lagi?” Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba langsung melayangkan tuduhan.

“Tidak, Nona, Tuan Marvel sudah memberi tahu kalau Anda ingin jalan-jalan ke rumah sakit dan kami ditugaskan untuk menjaga, melapor hanya ketika mengalami bahaya atau hal-hal darurat.”

“Oh.” Deavenny membalikkan badan agar tak terlihat sedang mengulas senyum. ‘Syukurlah.’

...........

Malam harinya, Deavenny sudah mempersiapkan makan malam romantis di ruang makan penthousenya. Seluruh hidangan dia beli di restoran terkenal. Itu adalah sebagai ucapan permintaan maaf karena sudah mencuri benih Marvel.

Deavenny berdiri di depan pintu untuk menanti suami yang sebentar lagi akan pulang. Dress hitam yang indah sudah membalut tubuh kurusnya.

Akhirnya, pintu pun terayun ke dalam. Orang yang dinanti sudah pulang. Deavenny langsung merentangkan tangan. “Selamat datang di penthouse kita,” ucapnya dengan suara yang terdengar gembira.

Marvel menaikkan sebelah alis saat mendapatkan sambutan yang sangat heboh. Apa lagi istrinya berdandan cantik. Dia menutup pintu dan mendekati Deavenny.

“Ada acara apa? Kenapa tumben sekali istriku merias diri secantik ini?” Marvel bertanya sembari memeluk wanitanya. Dia sangat peka kalau rentangan tangan Deavenny adalah meminta pelukan.

“Acara permintaan maafku untukmu.”

“Maaf? Memangnya kau salah apa?”

“Waktu itu kita pernah bertengkar, dan saatnya aku menebus semuanya.”

“Astaga ... bahkan aku sudah melupakan kejadian itu.” Marvel mengusap puncak kepala Deavenny dengan gemas.

Deavenny melepaskan pelukan mereka, beralih menggandeng tangan prianya. “Ayo makan, aku sudah menyiapkan untuk kita.” Ia menunjukkan meja makan yang sudah ditata rapi dengan hiasan lilin dan bunga.

“Kau yang melakukan semua ini?” tanya Marvel seraya duduk di kursinya.

“Jelas saja, tidak.” Deavenny menyengir dengan gigi yang diperlihatkan.

“Sudah ku duga.” Marvel mengeluarkan ponselnya, berselancar di sebuah aplikasi musik. “Agar semakin romantis, aku putarkan lagu kesukaanmu.”

“Boleh.”

Sepasang suami istri itu makan malam ditemani alunan musik dari band metallica. Mereka bukannya mendengarkan lagu romantis yang mendayu-dayu, justru memutar dari genre metal. Memang sedikit berbeda dari pasangan normal lainnya.

Sembari makan, Deavenny dan Marvel mengobrol santai untuk mengetahui kegiatan satu sama lain, mungkin ada hal-hal atau kejadian yang mengesankan. Sebagai suami istri yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun, mereka berusaha untuk tetap menjalin komunikasi dengan cara sederhana. Walaupun sering sekali kehabisan bahan pembicaraan karena setiap hari bertemu dan kegiatan mereka hampir selalu sama.

“Malam ini aku akan mengemasi barang-barang kita,” beri tahu Marvel.

“Kenapa?”

“Besok kita berangkat ke Jerman, aku ada pekerjaan di sana.” Marvel selalu mengajak istrinya ketika ada projek ke luar negeri. Dia tidak pernah mau meninggalkan Deavenny sendiri.

“Berapa lama?”

“Sekitar satu bulan.”

Deavenny terdiam sejenak untuk berpikir. ‘Dua minggu lagi aku harus bertemu Dokter Hillary untuk memastikan programnya berhasil atau tidak,’ gumamnya dalam hati.

...*****...

...Berdoa De, semoga gak diamuk atau disuruh gugurin sama Marvel kalo ketauan hamidun...

Terpopuler

Comments

Silvi Vicka Carolina

Silvi Vicka Carolina

jgan katakan kurus ....ganti katanya kak ..kurang gizi........./Facepalm/

2024-06-15

0

1n4

1n4

Baca dulu baru like, maaf yah, aku tidak koment tiap part🙏

2023-06-12

1

neng ade

neng ade

duuhh gawat nii .. bakalan ketahuan dan terancam gagal deh proses nya

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!