Part 16

Deavenny segera pulang ke penthouse sebelum suaminya sadar. Dia segera masuk ke kamar dan melucuti semua pakaian hingga tak tersisa sehelai benang pun. Tak lupa memasukkan baju yang baru saja dipakai ke dalam keranjang khusus pakaian kotor, sengaja diletakkan pada bagian bawah supaya Marvel tidak curiga. Untung saja bodyguardnya percaya kalau dirinya cek kesehatan.

Menghela napas lega saat melihat Marvel masih terpejam dengan posisi sama persis ketika ditinggalkan. Deavenny ikut merebahkan tubuh di bawah selimut. Memeluk prianya, menyempatkan sejenak untuk menatap wajah tampan suaminya.

“Hei, maafkan aku karena sudah mencuri sesuatu darimu. Semua ku lakukan karena terpaksa, kau tidak mau menghamiliku, jadi ku putuskan untuk menghamili diriku sendiri,” ucap Deavenny diiringi senyuman di wajah, tangannya mengusap alis Marvel.

Deavenny memeluk suaminya, ikut terlelap supaya Marvel tidak banyak bertanya kalau saat membuka mata mendapati istri masih berada di samping.

Jam terus bergulir, dari pagi sampai siang Marvel terus tidur. Tapi, efek bius mulai hilang. Pria itu perlahan mengerjapkan mata.

“Kenapa aku masih tidur?” gumam Marvel seraya melihat jam digital di atas nakas. Dia langsung menghela napas panjang. “Aku melewatkan rapat.”

Marvel bingung kenapa dirinya bisa terlelap lagi. Melirik ke arah wanita yang tidur di sampingnya, seketika pikiran buruk masuk ke dalam pikirannya ketika teringat sesuatu. “Cairanku di dalam pengaman.”

Tangan Marvel segera menyibakkan selimut, mengecek area pangkal paha. “Shitt! Sudah hilang.”

Marvel segera membangunkan Deavenny. Dia harus memastikan kalau wanitanya tak melakukan sesuatu yang nekat dengan benihnya.

“Sayang, bangun,” panggil Marvel seraya mengusap pipi wanitanya dengan lembut.

“Hm?” Deavenny membalas dengan gumaman.

“Aku ingin bertanya hal penting, bangunlah,” pinta Marvel sedikit menggoyangkan tubuh Deavenny karena wanita itu enggan membuka mata.

“Tanya apa?” Deavenny mulai menaikkan kelopak mata, menatap ke atas sampai pandangan terpenuhi oleh wajah Marvel seorang.

“Di mana pengamanku yang tadi untuk bercinta? Kau mengambilnya?”

“Ku buang di tempat sampah, kau kelelahan jadi tertidur pulas sampai lupa melepaskan itu. Jadi, aku bantu saja untuk membuang.” Tentu saja Deavenny berbohong. Mana mungkin dia berani mengatakan yang jujur. Kalau proses program hamil sudah berhasil, sepertinya baru akan menceritakan semuanya.

Marvel segera turun meninggalkan ranjang. Dia harus memastikan kalau pengamannya sungguh dibuang dan bersih. Bahkan dirinya mengambil di tempat sampah dan dipegang untuk diamati.

Bersih, tidak ada sisa setetes pun. “Di mana cairannya?” tanyanya seraya menunjukkan pengaman itu ke arah Deavenny.

“Aku buang seperti yang biasa kau lakukan, lalu ku cuci bersih, apakah salah?” Deavenny berpindah posisi menjadi duduk dengan bagian tubuh atas terekspose karena selimut turun.

“Sungguh? Kau tidak berbohong?” Marvel memicingkan mata. Dia sedikit curiga karena setelah menghabiskan minuman yang diberikan oleh Deavenny, dia jadi mengantuk.

Wajah Deavenny langsung ditekuk, menunjukkan kalau ia merajuk. “Memangnya aku telihat seperti seorang pembual? Lagi pula apa yang bisa ku lakukan dengan cairanmu?”

“Kau tidak memasukkan ke dalam situ, ‘kan?” Marvel menunjuk tubuh Deavenny bagian pangkal paha yang tertutup selimut.

“What? Kau itu aneh sekali, bagaimana caraku memasukkan? Melihat daerah situ saja aku kesulitan.”

Baiklah, Marvel percaya dengan alasan Deavenny. Mana mungkin istrinya bisa terpikirkan untuk melakukan hal-hal yang lebih jauh dengan membawa ke dokter. Sepertinya itu sangat mustahil, apa lagi istrinya juga tak terlihat baru saja keluar karena masih nampak kucel. Dia membuang lagi pengaman tadi ke dalam tempat sampah.

“Lalu, kenapa aku bisa terlelap setelah menghabiskan minuman darimu? Apa kau memberiku sesuatu?” tebak Marvel.

...*****...

...Nanya mulu lu Vel, dah macem wartawan aja. Kasian si otak minimalis pusing mikirin jawaban buat ngeles...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***