Part 15

Mengingat kalau cairan yang dia curi harus dipastikan tetap hangat untuk menjaga kualitas, Deavenny memasukkan tabung tersebut ke balik bra. “Tenang di sini, aku akan segera membawamu menuju tempat yang seharusnya.” Dia berbicara seraya mengusap bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan benda berharga itu.

Deavenny mendekati suaminya yang terlelap dengan tubuh masih polos. Dia menarik selimut untuk menutupi Marvel. “Tidur yang nyenyak, Sayang. Aku akan membuatkanmu anak.” Kecupan sekilas dilabuhkan pada kening sebelum dia meninggalkan pria itu sendirian di dalam kamar.

Dengan wajah yang ceria, Deavenny mengayunkan kaki keluar penthouse. Tapi ketika satu langkah dari pintu, dia berubah menjadi masam karena ada dua bodyguard yang lupa belum diasingkan.

“Nona, Anda ingin pergi ke mana?” tanya salah satu bodyguard seraya mengikuti langkah kaki Nona Deavenny.

“Rumah sakit, aku harus cek kesehatan rutin,” jawab Deavenny.

Sudahlah, tak masalah juga diikuti oleh dua cecunguk botak itu. Toh Marvel sedang terlelap juga. Meskipun diadukan, pasti suaminya tak akan langsung menyusul ke rumah sakit juga.

Deavenny diantarkan oleh bodyguard, laju mobil itu terlalu pelan, membuat dia berdecak. “Apa kau tak bisa lebih cepat? Aku buru-buru.”

“Bisa, Nona, tapi keselamatan lebih utama.”

“Ck! Masalahnya, orang berlari pun lebih cepat dari mobil ini. Sudah seperti siput saja,” gerutu Deavenny memasang wajah sebal. “Cepat! Kalau begini ceritanya, orang sakit bisa meninggal di jalan kalau kau tak segera sampai di rumah sakit!”

“Baik, Nona.”

Akhirnya, kendaraan yang awalnya melaju empat puluh kilometer perjam, kini naik menjadi seratus. Dan lebih cepat sampai juga di rumah sakit.

Deavenny segera turun. Untung dia sudah membuat janji dengan Dokter Hillary sehingga langsung masuk ke dalam ruangan dokter kandungan. Keduanya sudah berhadapan.

“Ini cairan milik suamiku.” Deavenny merogoh bra, mengeluarkan tabung, dan menyodorkan pada Dokter Hillary. “Tolong jangan sia-siakan satu tetes pun. Butuh perjuangan untuk mencuri itu,” pintanya.

“Baik, Nona.” Dokter Hillary menerima bahan untuk proses bayi tabung yang dipilih oleh pasiennya. “Saya cek tubuh Anda terlebih dahulu untuk memastikan sel telur sudah siap untuk diambil.”

“Ya, lakukan saja prosedurnya. Aku mengikuti apa pun perintahmu.”

“Silahkan untuk berpindah ke sana, saya akan lakukan USG.” Dokter Hillary menunjuk brankar biasa dia gunakan untuk mengecek kandungan pasien.

Deavenny menurut saja. Selama ini dirinya juga diam-diam menyuntikkan hormon yang diberikan oleh Dokter Hillary supaya memproduski sel telur lebih dari satu. Dia juga mengkonsumsi obat agar membantu mematangkan sel telur dan merangsang proses ovulasi. Untung saja semua itu tidak ketahuan oleh Marvel.

Setelah dilakukan pengecekan, dan memastikan kalau ovum siap untuk diambil, Dokter Hillary segera melakukan tindakan selanjutnya. Dia tidak melakukan proses bayi tabung itu sendirian, tapi memiliki tim yang membantu karena program hamil ini butuh orang dari laboratorium juga.

Deavenny memejamkan mata, berusaha relax saat Dokter Hillary memasukkan sebuah alat dari jalan lahir. Tetap tenang agar semua berjalan lancar.

Dokter mengambil sel telur menggunakan jarum khusus. Proses itu memakan waktu enam puluh menit sampai akhirnya berhasil mengeluarkan ovum lebih dari satu.

“Sudah selesai, Nona,” beri tahu Dokter Hillary.

Barulah Deavenny membuka mata. “Baiklah, apa lagi yang harus aku lakukan?”

“Anda boleh pulang, nanti ketika embrio sudah matang, saya akan hubungi lagi untuk melakukan prosedur selanjutnya.”

...*****...

...Ati-ati, kamu bahagia karna berhasil mencuri, tapi belom tentu suamimu senang. Bisa aja malah jadi petaka buat dia. Aku gak nakut-nakutin loh, cuma ngedoain aja...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***