Part 14

Marvel ambruk di samping Deavenny setelah mengeluarkan cairan di dalam pengaman, bukan rahim. Sebergairah apa pun pria itu, tidak pernah lupa dengan alat pelindung. Bahkan dia lebih memilih tak bercinta jika tidak ada silikon penyelamat itu.

Napas keduanya terengah-engah. Basah sudah sekujur tubuh oleh peluh yang membanjir. Marvel jadi sia-sia sudah mandi pagi dan rapi siap berangkat ke kantor. Pada akhirnya polos dan lengket juga.

Mata Marvel melihat ke arah jam digital di atas nakas. “Jam sembilan, aku harus ke kantor.” Masih saja ingat untuk langsung bekerja.

Deavenny segera mendorong dada prianya agar kembali tertidur. “Nanti siang saja, kau pasti lelah, istirahat sebentar baru berangkat,” cegahnya. Belum juga berhasil mencuri benih, sudah mau pergi saja Marvel. Tidak akan dibiarkan lolos begitu saja.

“Aku ada rapat, Sayang,” ucap Marvel. Ia tetap berpindah posisi menjadi duduk.

“Iya, tahu. Setidaknya minum dulu setelah olahraga.” Deavenny meraih gelas yang sudah disiapkan. “Habiskan.” Ia memberikan air mineral pada suaminya.

Marvel tidak berprasangka buruk, dia menurut dan menandaskan cairan berwarna bening tersebut. Padahal, tanpa disadari, itu sudah dicampur dengan bius bubuk yang Deavenny minta pada Roxy.

Tentu saja wanita itu tersenyum kala rencananya berhasil. Tersisa mengambil cairan kental berwarna putih yang tertampung di dalam pengaman Marvel saja.

“Kau sangat terburu-buru berangkat ke kantor?” tanya Deavenny.

“Ya.”

“Kalau begitu, pakailah setelan kerjamu lagi, aku yang akan membuangkan itu,” tawar Deavenny seraya menunjuk pengaman yang masih menempel di pangkal paha Marvel meskipun bagian tubuh itu sudah mengkerut.

“No, biarkan aku saja,” tolak Marvel. Dia tahu kalau istrinya sangat ingin hamil, maka selalu lebih baik dirinya yang membuang. Sebab, pasti akan dicuci bersih dan memastikan tak ada cairan yang tertinggal. Menghindari kalau istrinya nekat memasukkan sendiri ke dalam.

Deavenny menghela napas kasar karena permintaannya ditolak. ‘Ayolah segera bereaksi sebelum suamiku membuang itu.’

Tepat sekali, dua menit setelah Marvel meminum air mineral bercampur obat, pria itu mendadak memutarkan bola mata seolah sedang melawan agar tak tertutup.

“Aku mendadak sangat ingin tidur,” ucap Marvel. Tangannya yang bersiap hendak melepaskan pengaman pun mulai terkulai lemas.

“Tidur saja, jangan ditahan, nanti kau pusing.” Deavenny mengusap puncak kepala Marvel dan dia bantu untuk tiduran.

“Dea, kau mencampur sesuatu di minuman tadi?” Dengan kesadaran yang hampir habis, Marvel menebak karena merasa ada yang tak beres.

“Tidak,” ucap Deavenny. ‘Tidak salah lagi maksudnya,’ tambahnya dalam hati.

“Mungkin kau kurang tidur, jadinya merasa sangat lelah setelah bercinta.” Deavenny mengecek kedua bola mata Marvel yang sudah tertutup. Dia tersenyum lebar. “Akhirnya berhasil.”

Deavenny melepaskan pengaman sangat hati-hati agar tak ada satu tetes pun yang terjatuh. Sebab, cairan itu sangat berharga baginya. Dia segera turun, mengambil tabung yang diberikan oleh Dokter Hillary dan disimpan dalam tasnya.

Segera membuka tutup, Deavenny memasukkan cairan hasil mencuri ke dalam tabung. “Banyak juga milik suamiku,” gumamnya setelah berhasil memindahkan.

Tak lupa menutup rapat tabung itu, Deavenny memandang sebantar benih yang begitu diinginkan. “Jadilah anakku, Sayang, pasti aku akan menyayangi kalian, apa pun kondisinya.” Ia mencium tabung itu karena terlalu senang.

Deavenny segera berganti pakaian. Masa bodo, dia tak mandi terlebih dahulu karena takut suaminya akan segera bangun. Tak lupa mencuci bersih pengaman itu seperti yang dilakukan oleh Marvel agar suaminya tidak curiga jika cairan sudah dicuri.

...*****...

...Maling ... maling ... ada maling woy, tangkep napa, diem-diem aja. Itu kasian Marvel, mertuanya kan manusia dominant, dah abis riwayatmu kalo kamu gak bangun sekarang juga!...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***