Part 11

Sejak pulang dari rumah sakit, Deavenny terus bertukar pesan dengan Dokter Hillary selama satu minggu terakhir. Dia berkonsultasi tentang masa subur sel telurnya agar bisa mencuri benih Marvel tepat pada waktunya.

Dan ternyata hari ini adalah saatnya melancarkan rencana. Deavenny sudah mempersiapkan segala amunisi. Pagi ini ia mendusel pada Marvel, memeluk pria itu dari belakang saat sedang berganti pakaian.

“Kenapa? Sudah tak marah lagi padaku?” tanya Marvel seraya memutar tubuh untuk membalas pelukan istrinya. Dia bahkan belum selesai memakai dasi untuk berangkat kerja.

“Aku hanya merindukanmu, mendiamkanmu terus menerus ternyata tak enak,” jawab Deavenny dengan berkilah.

“Lagi pula, tak bagus juga untuk hubungan kita jika saling diam terlalu lama.” Marvel mengusap pipi wanitanya, meraih dagu Deavenny dan sedikit merendahkan tubuhnya yang tinggi. Setelah satu minggu berpuasa tidak mencium istri tercinta, sekarang ia menyatukan bibir. Namun tidak lama karena harus berangkat bekerja. Pria itu pun menyudahi.

Membuat Deavenny mendengus kecewa. “Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu,” ucapnya dengan suara sensasional. Jemari itu membuka kancing kemeja suaminya bagian atas, mengusap dada Marvel dengan kelembutan.

“Apa?” Marvel hanya berdiam diri saja dengan alis terangkat sebelah. Tumben sekali istrinya genit saat pagi hari.

Deavenny berjalan menjauh, mengambil sebuah papperbag belanjaan yang baru kemarin dia beli. Ia mengeluarkan barang yang ada di dalamnya, lalu menunjukkan itu pada Marvel. “Aku punya lingerie baru,” ucapnya diiringi wajah yang tersenyum penuh godaan. “Kau mau melihatku memakai ini?”

Helaan napas keluar dari bibir Marvel, mengikis jarak dengan istri tercintanya. Mengusap pipi Deavenny secara lembut untuk memberikan pengertian. “Pagi ini aku ada meeting, Sayang. Jadi, tak bisa melihatmu tampil seksi, takutnya aku lupa diri. Nanti malam saja, ya?”

Cemberut, wajah Deavenny langsung ditekuk saat itu. Dia membutuhkan cairan Marvel pagi ini, padahal sedang ingin menjelma menjadi pencuri, tapi belum apa-apa sudah ditolak saja. “Bekerjalah sampai kau lupa dengan istrimu.” Ia merajuk, menyingkirkan tangan suaminya dan beranjak pergi meninggalkan walk in closet.

Marvel bergeleng kepala, untung dia sangat sabar dan biasa menghadapi Deavenny, si bungsu keluarga Dominique yang selalu dimanja oleh orang tua dan sanak saudara. Ia kembali merapikan pakaian.

Setelah rapi, wangi, rambut juga klimis denga pomade, Marvel keluar. Ia mematung ketika melihat Deavenny yang tiduran di atas ranjang, memakai lingerie hitam yang sangat menerawang. Walaupun dari atas sampai bawah tepos semua, tapi tetap mampu membuat pria itu menelan saliva.

“Bagaimana? Bagus bukan jika ku pakai?” tanya Deavenny seraya mengedipkan sebelah mata genit.

‘Tahan Marvel, tahan. Masih pagi, jangan menyerang istrimu.’ Dia sampai bergumam dalam hati supaya tak menjamah Deavenny. Sudah lebih dari tujuh hari tidak melakukan penyatuan tubuh dengan istrinya, ada gejolak ingin melucuti diri sendiri, tapi terus dilawan.

Marvel kian mendekati ranjang, menarik selimut tebal berwarna abu-abu untuk menutupi tubuh istrinya. “Aku takut kau sakit jika kedinginan,” kilahnya.

Deavenny melongo mendapati respon suami yang santai, padahal dia sudah mencoba tampil seksi untuk menjadi pencuri benih. Justru Marvel mengusap puncak kepalanya dan melabuhkan kecupan di kening, pipi, dan bibir.

“Aku berangkat kerja dulu, Sayang. Kalau mau pergi jalan-jalan, silahkan, ada bodyguard yang akan menjagamu,” tutur Marvel seraya kian menaikkan selimut hingga menutupi Deavenny sampai batas leher.

Sejak menikah, perusahaan yang dahulu dikelola oleh Deavenny sudah diambil alih Marvel, sehingga sekarang wanita itu menjadi pengangguran banyak uang.

...*****...

...Ck ck ck, Dea Dea, dasar pencuri amatir, coba atuh itu yang atas digedein dikit, siapa tau Marvel jadi betah nyusu. Eh salah, maksudnya betah ngelonin kamu....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***