Part 9

Deavenny masuk ke dalam mobil dengan wajah cemberut. “Lewis si perusak suasana! Aku jadi tak menikmati gelato gara-gara dia.” Ia menggerutu, sebal bukan main. Moodnya jelek karena kedatangan pria yang datang tak diundang.

“Nona, mau saya antar ke mana? Atau pulang?” tanya salah satu bodyguard yang menjadi supir Deavenny.

“Rumah sakit,” jawab Deavenny.

“Anda tidak enak badan? Saya akan teleponkan Tuan Marvel.”

“Tidak, jangan hubungi dia, aku hanya ingin jalan-jalan di sana, melihat orang sakit,” kilah Deavenny memberikan alasan secara asal.

Bodyguard Deavenny sampai menaikkan sebelah alis. Dalam batinnya menilai istri tuannya itu aneh sekali. “Baik, saya akan antarkan Anda ke rumah sakit.”

Kendaraan roda empat itu segera melaju pelan setelah satu bodyguard Deavenny yang menghadang Lewis sudah menyusul masuk ke dalam mobil. Dia ingin ke rumah sakit bukan sekedar jalan-jalan, tapi sekaligus bercerita pada dokter yang selalu mengontrol kesehatannya. Siapa tahu ada solusi atas permasalahannya.

Deavenny segera turun setelah sampai di tempat tujuan. “Ingat, jarak lima mater.”

“Baik, Nona.”

Kaki Deavenny terayun secepat mungkin supaya jarak dengan bodyguard lebih jauh. Dia berpura-pura seakan menikmati setiap lorong rumah sakit tersebut agar terlihat jalan-jalan sungguhan. Walaupun pada akhirnya masuk ke dalam ruangan seorang dokter.

“Nona Deavenny?” panggil Dokter yang sangat kenal dengan si bungsu keluarga Dominique.

Deavenny tersenyum menunjukkan rentetan gigi putihnya. “Aku mengganggu, ya?”

“Saya sedang ada pasien terakhir, mungkin Anda bisa menunggu sebentar.”

“Iya, ku tunggu saja.” Deavenny duduk di kursi kosong. Menanti dokternya selesai berbicara dengan salah satu pasien.

Akhirnya kini tersisa Deavenny dan dokter itu saja. Wanita berotak minimalis itu segera berpindah untuk duduk di depan dokter.

“Ini belum tanggal Anda cek rutin, apakah ada keluhan?” tanya Dokter tersebut.

Deavenny menggelengkan kepala. “Tidak, aku hanya ingin cerita denganmu.”

“Masalah kehamilan pada wanita yang memiliki ginjal satu? Saya sudah pernah menjelaskan kalau Anda tetap bisa mengandung, tapi dengan pengawasan dokter.”

“Bukan itu yang ingin aku ceritakan.”

“Lalu?”

Deavenny menaikkan kedua tangan di atas meja, semakin memajukan kursi. “Suamiku tidak mau aku hamil karena takut jika terjadi sesuatu dengan kesehatanku. Tapi, aku tetap ingin memiliki anak dengan Marvel.”

“Jika masalahnya itu, mungkin Anda bisa mempertimbangkan menggunakan ibu pengganti.”

“Maksudnya?”

“Menitipkan sel telur Anda yang sudah dibuahi benih suami untuk diletakkan pada rahim wanita lain.”

“Jadi, yang akan mengandung anak suamiku bukan aku? Tapi orang lain?”

“Itu tetap anak Anda, Nona, karena menggunakan sel telur yang diambil dari ovarium Anda. Istilah mudahnya, menitipkan janin di rahim orang.”

Deavenny langsung menggelengkan kepala secepat kilat. “Tidak mau, aku tak ingin ada wanita lain didalam rumah tanggaku.”

“Kenapa? Jika Anda tidak yakin dengan kondisi kesehatan, surrogate mother cukup membantu.”

“Bagaimana jika saat wanita itu hamil, lalu suamiku justru memberikan perhatian pada dia? Kemudian tumbuh rasa, terus orang itu menjadi egois ingin memiliki anak dan suamiku dengan alasan kalau dia yang mengandung serta melahirkan,” oceh Deavenny begitu panjang.

Dokter hanya bisa tersenyum mendengarkan keluhan itu. “Anda bisa membuat perjanjian, memberikan uang sebagai imbalan.”

Tetap saja Deavenny bergeleng, menolak tanpa basa-basi. “Tidak mau, orang kalau sudah egois tidak akan peduli dengan apa pun, dan aku takut kekhawatiranku menjadi kenyataan.”

...*****...

...Yaudah Dea, sini titipin ke aku aja, imbalannya cukup kasih aku salah satu kembaranmu, yang inisialnya Dariush....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***