Sebuah rapat besar digelar. Pengawal bayangan dan pengawal terlatih dikumpulkan. Di sebuah tempat rahasia. Dan Shane ditunjuk mempersiapkan tempat tersebut.
Clara duduk dengan tenang. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Shane tahu betul, jika wanita itu dalam keadaan marah. Shane pun tidak berani untuk bercanda.
"Kalian tahu apa yang dilakukan klan Black Shadow? Mereka sudah menghabisi kawan kita satu persatu! Dan kalian diam saja?" teriak Clara, Mereka semua tediam, "Mereka sudah berani menyerang markas besar kita! Membunuh pimpinan kita! Kalian juga diam!"
"Apa yang mesti kami lakukan, Queen?"
"Bersihkan wilayah kita dari musuh! Bersihkan wilayah kekuasaan kita dalam waktu satu hari! Agar mereka tahu, tidak ada seorangpun yang bisa meremehkan Tiger Eye!" serunya, "Shane!"
"Iya, Nona."
"Minta bantuan Felix, Canon dan Niko untuk membereskan mereka semua!" serunya.
"Baik, Nona! Malam ini juga kami bergerak!"
"Hem. Aku hanya ingin mendengar kemenangan! Lakukan!"
Sejak awal wilayah A memang dikuasai klan Tiger Eye yang dipimpin oleh Ferdinand Costa. Karena Ferdinand sudah tidak ada, kursi kepemimpinan jatuh ke Clara.
Klan Black Shadow tahu jelas bahwa pimpinan dari Tiger Eye sudah mati. Mereka pun ingin menguasai wilayah Tiger Eye. Dan menghabisi Clara sebagai penerusnya. Clara tidak akan tinggal diam, membiarkan para musuhnya meremehkan dirinya. Meskipun dirinya seorang wanita, dia cukup ditakuti oleh para Mafia yang tersebar di Indonesia.
°°°°°°°
Dengan kecepatan maksimum Clara mengendarai motornya. Dia berjalan membelah jalanan yang sepi. Tidak ada satupun yang dia takuti, malaikat kematian sekalipun.
Di tengah jalan tiba-tiba Clara mengerem motornya dengan mendadak. Dia melihat aksi tarik menarik terjadi. Dari kejauhan Clara terus memperhatikannya. Ternyata itu adalah Rafael, Sofia dan dua pria bertubuh besar.
Dua pria besar itu sedang memaksa Rafael untuk turun dari motornya. Pria itu menarik tangan Rafael supaya turun dari motornya.
Kemudian ada sedikit perbincangan sengit antara mereka. Akhirnya terjadilah aksi pukul-pukulan.
Rafael ditarik paksa oleh dua orang bertubuh besar dan kekar untuk masuk ke dalam mobil. Sementara Sofia menarik tangan bodyguard itu, membantu Rafael.
Clara bisa melihat dengan jelas, di dalam mobil itu ada Pak Han. Dan besar kemungkinannya, orang-orang itu adalah orang suruhan Pak Han.
Sofia didorong dengan keras, hingga dia terjungkal ke aspal. Clara tidak bisa hanya duduk dan melihat. Dia pun berjalan dan mendekati mereka.
Clara mencengkeram erat bahu bodyguard itu. Bodyguard itu memutar tubuhnya. Heran dan bingung. Sedangkan Clara tersenyum.
"Siapa kau? Jangan ikut campur, Nona!" ucap Bodyguard dua.
"Aku paling tidak suka, laki-laki menyakiti perempuan!" ujarnya.
Hap ...
Clara memelintir tangan pria itu hingga ke belakang.
Bugh ... Bugh ... Bugh
Clara menghajar pria itu dengan brutal. Pria satunya tidak terima. Hendak melayangkan tinjunya ke arah Clara, dengan gesit Clara menghindarinya.
Kebetulan tangannya sedang gatal ingin menghajar orang. Dua pria itu sangat pas sebagai sasaran kekesalannya.
"Hah, Kau lagi!" ucap Han yang baru keluar dari mobilnya, "Kenapa sih Kau selalu mencampuri urusanku?"
"Oh, ternyata Anda!"
"Bu Clara, Tolong Rafael?" ucap Sofia.
"Bu Clara, Tolong saya! Saya tidak mau ikut Papa! Saya tidak mau kuliah di Luar Negeri!"
"Rafael, Diam Kau!" bentak Han.
"Kenapa Anda sebagai orang tua tidak pernah mengerti keinginan putra Anda? Dia hanya ingin disini! Kuliah disini!"
"Itu urusan saya! Karena Saya adalah orang tuanya!" bentak Han.
"Tapi Saya tidak suka dengan orang tua macam Anda! Yang sangat suka mengekang!"
"Berhentilah mencampuri urusan keluarga ku!" Han hendak menampar wajah Clara.
Dengan sigap, Clara memelintir tangan orang tua itu ke belakang punggung. Mengunci pergerakannya. Dan menyuruh Rafael membawa Sofia pergi dari sana.
"Rafael, Jangan pergiiiiiiiiiiii!" teriak Han.
"Bangun, Bodoh! Kejar Rafael!" suruh Han kepada Bodyguardnya. Han sendiri tidak bisa berkutik karena tangannya dipelintir Clara.
"Lepaskan aku wanita gilaaaaaa!"
Clara melepaskan tangan Han. Bagaimanapun Han adalah orang tua. Rasanya sangat tidak pantas jika dia berbuat kasar pada orang tua itu.
Bukannya sadar, Han justru mengambil pistol yang tersimpan dalam dashboard mobil. Dan mengarahkannya pada Clara.
"Dasar wanita GILA! TIDAK WARAS! KAU SAKIT YA! Kau sudah membuatku marah! Sangat marah! Mati saja Kau! RASAKAN INI!"
Hap ...
Secara refleks, Clara berhasil merebut pistol itu. Dan membalikkan keadaan. Sekarang dia menang telak. Clara mengarahkan pistolnya persis ke arah kepala Han.
"Aku bisa saja membunuhmu sekarang juga! Jika saja Kau bukan orang tua dari Rafael! Tapi Aku tidak akan mengotori tanganku!"
Klek ...
Clara menarik pelatuk pistol, membuat Han sangat ketakutan. Saking ketakutannya pria itu pipis di celana. Keringatnya mengalir, menetes membasahi jas mahalnya.
Saat pistol di tarik pelatuknya, matanya terpejam. Tapi Han tidak merasakan apa-apa. Clara tersenyum penuh arti. Dia memberitahukan bahwa pistolnya sudah tidak ada peluru.
"Kosong!" ujarnya sambil tersenyum.
Lalu, kemana pelurunya?
Han sangat terkejut. Benar-benar terkejut.
Jantungnya hampir saja copot.
"Bagaimana dia bisa melakukan itu?"
"Ingat dengan kata-kata ku! Jadilah orang tua yang baik! Anakmu hanya membutuhkan perhatian darimu! Dia tidak akan menjadi preman kalau Kau dan istri sosialita mu itu memberikan perhatian sebagai orang tuanya!"
"Jangan lapor polisi! Aku bisa melakukan perbuatan yang lebih gila lagi!"
Ngeeeeeeeeeng ....
Clara melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Seperti seorang pembalap profesional. Menggila, menembus kegelapan malam.
Tubuh Han merosot ke bawah. Dia tidak perduli celananya yang sudah basah karena air kencing. Dia menyeka keringatnya. Dan mengeratkan gigi gerahamnya, karena marah yang luar biasa.
"Awas Kau! Tunggu pembalasan ku!" cicitnya.
____
____
Ternyata kejadian itu disaksikan oleh seorang pria yang tidak sengaja melintas di jalan itu. Dia tersenyum dengan apa yang dilakukan gadis cantik itu kepada Pak Han. Selama ini, dia juga ingin memberikan pelajaran pada pria sombong itu. Namun, dia masih berusaha untuk menahannya selama ini.
"Wanita yang menarik! Siapa sebenarnya wanita itu? Kemampuan bela dirinya sangatlah hebat! Bahkan saat dia melepaskan peluru dari pistolnya, sangat lihai! Dia sangat terampil! Aku yakin, dia bukan wanita sembarangan!" pria itu tersenyum puas dan juga penasaran.
"Cari identitas wanita itu. Aku yakin, dia bukan wanita sembarangan! Cari informasi tentang dia!"
"Baik, Tuan!" jawab sopir sekaligus asisten pribadinya.
°°°°°°°
Keesokan paginya
Setelah sarapan, Clara berpamitan pada Bu Laura untuk ke kampus. Sementara Sofia sudah berangkat sedari tadi. Dia melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju kampus.
Dia sangat heran dengan Sofia. Akhir-akhir ini dia begitu sibuk dengan Rafael. Ya maklumlah sih, karena Sofia adalah kekasih Rafael.
"Secinta itukah Sofia pada Rafael?" Clara hanya menggelengkan kepalanya. Dia hidupnya, dia tidak pernah mengenal kata cinta. Namun saat berdekatan dengan Fabyan, jantungnya berdetak kencang.
Apa ya artinya?
Ayolah Clara! Berhenti memikirkan tentang cinta! Ingat misi dan visi mu!
To be continued ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Firman Firman
wah wah ada udang di balik tatapan😄🤭
2024-06-28
1
Helen Nirawan
sapa tuh yg liat2
2024-06-05
0
Fano Jawakonora
Pasti bukam hny jamtung clara yg nyut" tapi apemnya juga ikut nytut" aamlai basah bau amis
2023-05-18
0